SEKILAS
========
Baram, adalah tuak khas Kalimantan Tengah, dan Baram ini juga menjadi salah satu unsur penting dalam ritual penghormatan roh.
Setiap daerah pasti memiliki minuman keras khasnya seperti tuak bagi orang Batak atau Sake bagi orang Jepang. Khusus buat orang Dayak Ngaju dikenal dengan nama Baram. Saat ini orang seringkali memiliki konotasi negative terhadap “BARAM”. Padahal Baram ini memiliki filosofi yang mendalam baik dalam proses pembuatannya maupun penggunaanya.
Akibat konotasi yang negative ini dengan semerta-merta industry rumahan pembuatan BARAM ini ditutup oleh fihak kepolisian bahkan tidak sedikit yang diseret ke pengadilan, namun anehnya minuman keras produk luar negeri bisa dengan bebasnya beredar di pasaran?? Kali ini melalui tulisan ini, saya hendak mencoba meluruskan pandangan mengenai BARAM sehingga kelestarian pengolahan baram ini bisa tetap terjaga.
Setiap DAS di Kalimantan memiliki resep pembuatan baram yang berbeda-beda. Khusus untuk Dayak Ngaju ada dua DAS yang cukup terkenal dalam pembuatan Baram yaitu DAS Katingan dan DAS Kahayan. Perbedaan mendasar pada kedua DAS ini adalah penggunaan beras ketan. Khusus untuk DAS Kahayan digunakan tambahan beras ketan untuk dibuat semacam tapai sedangkan DAS Katingan tidak menggunakan “tapai“ ini, hanya menggunakan ragi.
Pengetahuan bahan pembuatan bara mini tergolong “classified” alias rahasia, sehingga jarang sekali pengetahuan ini dibagikan kepada orang lain. Beruntung penulis bisa mendapatkan pengetahuan mengenai bahan dan cara pembuatan baram – hanya untuk hal inipun penulis tidak dapat menuliskan secara detail bahan dan cara pembuatannya.
Namun bahan pembuatan Baram ini terdiri atas rempah-rempah yang sangat baik buat kesehatan seperti laos, uhat tingen, lengkuas, merica, uhat pinang, uhat enyuh, pala, kayu manis, Lombok, bawang putih dll.. bahan-bahan ini tentunya sangat baik buat kesehatan peminumnya jika digunakan secara benar. Yang sering terjadi orang mengalami kematian akibat meminum baram adalah apabila bara mini dicampur-campur dengan spritus, obat-obatan, dan lain macam campuran untuk membuat orang semakin mabuk. Tetapi baram sejatinya sangat baik buat kesehatan.
Didalam pengolahan baram ini pun – sang pembuat memiliki beberapa pantangan dan menentukan hari yang baik. Pantangan-pantangan ini misal: tidak boleh membuat baram dalam keadaan sedang bertengkar atau ada orang rumah yang sedang bertengkar bahkan jika hewan peliharaan bertengkarpun tetap tidak boleh membuat baram, kemudian tidak membuat baram setelah melakukan hubungan badan – jadi selama pembuatan harus berpantang, atau jika ada anggota keluarga yang sakit atau meninggal maka tidak diperbolehkan membuat baram ini. Konon dipercaya hal ini akan mempengaruhi rasa mapun kematangan baram, juga akan mempengaruhi emosi orang yang meminumnya. Jika sang pembuat dalam keadaan emosi maka rasa baram akan terasa masam dan yang meminumnya cenderung akan memiliki emosi yang tidak baik.
Dalam pembuatan baram, sang pembuat akan mengucapkan doa-doa dalam setiap prosesnya. Misal dalam proses pembuatan tapainya “toh ikau tapai pulut, aku balaku ikau masak, mangat ikau manis menyak, tada bahari, laris manis” – artinya “ini engkau ketan, aku meminta supaya engkau masak, supaya engkau manis berlemak, peda dan laris manis”
Baram ini memiliki nilai yang sakral bagi suku Dayak Ngaju. Penggunaannya didalam beberapa ritual, misal untuk BESANGIANG – Ritual besangiang adalah ritual memanggil roh-roh baik (malaikat) untuk membantu manusia seperti untuk menyembuhkan, membuang sial dll. RAPIN TUAK atau BARAM ini adalah syarat mutlak dalam ritual SANGIANG – sebab jika tidak tersedia RAPIN TUAK ini maka Ruh Sengiang tidak akan mau datang. Selain dalam ritual besangiang, baram digunakan dalam prosesi pernikahan Adat Dayak Ngaju – saat ini menyedihkannya penggunaan baram sudah diganti dengan Anggur Kolesoum cap orang tua, padahal penggunaan BARAM memiliki filosofi yang mendalam. Minuman ini diberikan ketika dilakukan acara Haluang Hapelek – Menanyakan maksud kedatang fihak laki-laki, biasanya akan ada adu pantun dan penuh candaan. Jika salah satu fihak salah bicara atau kalah berpantun maka akan didenda meminum tuak, jadi baram ini digunakan sebagai cara mempererat hubungan antar keluarga juga untuk menyambut tamu kehormatan. Selain sebagai alat ritual, baram memiliki khasiat dalam pengobatan yaitu untuk mengobati asam urat dan penyakit stroke.
Untuk cara meminum baram buat orang Dayak Ngaju, mereka menggunakan gelas tanduk dan secara bergantian mereka meminumnya sambil bercerita. Berbeda dengan sub Suku Dayak lain seperti di daerah Kalimantan Utara dimana mereka menggunakan BALANAI atau tempayan dengan menggunakan sedotan yang terbuat dari buluh, seperti pengalaman penulis ketika berkunjung Desa Sedulun tempat komunitas Dayak Bulusu – ketika kami pertama kali disana kami disambut dengan sangat hangat, acara minum ini digunakan sebagai acara permainan dimana akan ditaru sebuah kayu diatas kendi dan dua orang berlomba meminumnya jika salah satu tidak berhasil melewati tanda dari kayu itu maka ia akan dihukum makan makanan yang disiapkan – sungguh suasana kekeluargaan yang ramah khas suku Dayak.
Buat Orang Dayak baram bukan hanya minuman keras yang digunakan untuk bermabuk-mabukan tetapi bernilai sacral dan mempererat rasa kekeluargaan baik buat orang yang baru dikenal maupun yang sudah lama dikenal. Sehingga BARAM ini tidak seharusnya dilarang produksinya – orang Jepang saja bisa menghargai sake nya sebagai minuman khas mereka. Kenapa kita malahan mematikan tradisi dan mengijinkan peredaran minuman keras yang mahal dari luar negeri yang buat masyarakat Dayak khususnya tidak memiliki nilai kesakralan.
FUNGSI
========
Selain untuk ritual penghormatan roh, baram juga digunakan untuk disuguhkan ke tamu-tamu besar, juga untuk ngobrol-ngobrol santai dengan temen, serta untuk minuman ketika berjudi.
EFEK SAMPING
=============
Seorang peminum baram akan terbawa emosinya sesuai lingkungan sekitar, misalnya dalam suasana pesta yang meriah, maka sipeminum akan ikut tertawa dan bergembiri, namun tergantung kebiasaan masing-masing saat mabuk. Bebera orang cenderung diam namun ada juga yang rebut sendiri, bahkan ada yang lancer bercerita. Baram akan sangat memabukkan jika dikonsumsi dam jumlah yang lumayan banyak. Egek memabukkan bisa berlangsung selama dua atau tiga hari, dengan kepala terasa agak pusing, tubuh cenderung lemas, dan penglihatan sedikit nanar. Penetrasinya adalah dengan memnium air asam Jawa. Egek mabuk yang lama ini tidak berlaku bagi mereka yang sudah terbiasa meminum baram, terutama masyarakt Dayak di pedalaman.
Oh iyaa kawan-kawan jungan sembarang meminum air putih dalam botol mineral yang dijumai di rumah seorang pemabuk, bisa saja itu adalah baram.
BAHAN-BAHAN PEMBUATAN
=========================
CARA PEMBUATAN
=================
Umumnya beras ditumbuk sampai harus lalu dicampur rempah-rempah, seperti kayu manis, lengkuas dan adas. Setelah itu dibuat menjadi adonan dengan dicampurkan air dan kemudian dibentuk bulatan-bulatan sekepal tangan. Adunan yang akan dibuat menjadi ragi ini kemduian dijemur hingga benar-benar kering. Biasanya berlangsung beberapa hari sampai seminggu.
Selanjutnya beras ketan dimasak dengan gula, lalu dibubuhi ragi yang tadi telah dibuat sehingga menjadi tape. Bahan ini akan disimpan dalam wadah tertutup selama beberapa hari, biasanya, sekitar seminggu.
Semakin lama disimpan, maka kadar alcohol baram akan semakin tinggi dan memabukkan. Baram pada umumnya memiliki kadar alkohon di atas 10%-20%, hasil dipendam selama seminggu lebih dan rasa baram akan manis. Kadar alcohol baram dapat diukur dari bau dan kejernihannya. Baram yan gberbau keras aritinya memiliki kadar alkohol yang tinggi. Baram juga semakin bening dan jernih, maka semakin tinggi kadar alkoholnya, bisa mencapai 80% jika dipendam selama berbulan-bulan hingga setahun. Baram yang terlihat gak keruh kadar alkoholnya rendan dan agak masam
Sumber: https://hikarusky.wordpress.com/2011/10/15/baram-tuak-khas-kalimantan/
Lokasi penjual:
Rumah Tjilik Riwut Gallery & Resto
Alamat: Jl. Jend. Sudirman No.1, Palangka, Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah 74874
Telepon: (0536) 3225430
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja