Tengkorak itu disimpan dalam rumah-rumahan yang terbuka di bagian depan. Siapa saja bisa melihat tengkorak tersebut. Semakin banyak tengkorak, semakin kuat pula kekuatan dari desa karena bisa mengalahkan musuh dengan banyak. Itulah yang dinamakan Bangkawan sebagai simbol kehebatan yang harus dimiliki oleh banyak desa suku dayak, Kalimanta Utara.
Adapun asal-usulnya, tengkorak yang ada di dalam Bangkawan berasal dari kegiatan ngayau atau perang. Biasanya pahlawan atau petarung dari suku akan melakukan prosesi ini di medan perang. Musuh yang tidak berdaya akan dikalahkan dengan memenggal kepalanya. Setelah itu kepala akan dibawa kembali ke desa sebagai bukti kemenangan dari seorang pahlawan yang layak untuk dirayakan secara meriah. Biasanya saat pahlawan atau kobilangan datang, paras gadis di desa akan menyambut mereka dengan suka cita. Setelah itu, para pahlawan akan diterima oleh kepala suku dan diadakan upacara pembersihan sial.
Gunannya agar arwah atau makhluk jahat yang ada saat perang bisa diusir sehingga pahlawan akan masuk ke dalam desa dalam kondisi yang suci. Simbol Keberkahan dan Keselamatan. Fungsi utama dari Bangkawan adalah untuk keberkahan dari desa. Tengkorak-tengkorak ini dianggap memiliki kekuatan yang sangat besar. Kekuatan ini akan membuat desa selalu aman dari gangguan para musuh. Apabila ada musuh yang mendekat, tengkorak ini akan menghadang dengan memberikan tipuan-tipuan berupa suara menyeramkan.
Selain keselamatan, pembangunan dari Bangkawan juga dianggap memberikan apa yang namanya keberkahan. Penduduk di desa akan tenteram, banyak rezeki, dan pertanian dari mereka bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya Bangkawan, panen bisa gagal dan terjadi bencana seperti penyakit yang menyebabkan kematian.
Tradisi Perang Perlahan Mulai Menghilang Semakin berjalannya waktu, kini tradisi Bangkawan sudah perlahan hilang. Semangat dari para pahlawan mulai luntur dan berusaha untuk saling menciptakan kedamaian antarsuku dan kampung. Tapi sampai sekarnag ini, mungkin Bangkawan masih ada yang memajangnya di beberapa dusun desa.
Sumber:
http://ulinulin.com/posts/bangkawan-tradisi-rumah-tengkorak-suku-dayak-di-kalimantan-utara
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja