Ritual
Ritual
Ritual Kalimantan Barat Melawi
Balai Keramat Batu Betanam
- 16 Juli 2018
Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai merupakan sebuah masyarakat di .Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat yang masih menjunjung tinggi adat dan warisan budaya leluhurnya. Untuk itu, sebagai penunjang keberlangsungan dan sekaligus sarana melaksanakan berbagai ritual dan prosesi upacara maka di wilayah adat ini pun terdapat balai-balai keramat. Dan salah satu balai keramat yang begitu penting dalam kehidupan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai sekaligus yang akan coba saya bahas kali ini adalah Balai Keramat Batu Betanam. Asal usul Balai keramat Batu Betanam sendiri merupakan sebuah tempat yang menurut penuturan dari sang tetua adat dahulunya adalah tempat sejarah terjadinya perebutan wilayah adat yang sampai menimbulkan peperangan dan pertumpahan darah . Kala itu, sebelum berperang setiap orang diharuskan untuk menanam atau menancapkan sebongkah batu di wilayah itu sebagai penanda bahwa yang bersangkutan ikut dalam peperangan mempertahankan wilayah adat mereka. Mungkin tujuan penanaman batu itu adalah semacam sebagai penanda untuk memudahkan menghitung berapa korban yang selamat dan yang gugur ketika peperangan usai.
 
Sebenarnya bagi Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai, banyak sekali ritual dan prosesi upacara yang dilakukan di tempat ini baik yang berskala kecil maupun berskala besar. Tujuannya pun beragam, mulai dari untuk meminta bantuan, perlindungan, bimbingan dan lainnya dalam melaksanakan segala aktivitas hingga meminta kesejahteraan, kedamaian dan terhindar dari berbagai macam gangguan dan mara bahaya. Saya tidak akan membahas semua prosesi adat itu semua di posting kali ini dan hanya akan membahas satu saja prosesi upacara yang paling besar sekaligus begitu penting dalam kehidupan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai yakni upacara adat Bahajat Ngeniat. Upacara adat Bahajat Ngeniat sendiri dimaksudkan untuk meminta bantuan atau pertolongan kepada leluhur penunggu batu betanam agar diberikan keselamatan, kesehatan, kekuatan, kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat adat. Selain itu, upacara adat dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, selain juga sebagai bentuk penghormatan Masyarakat Adat Ketemenggungan Siyai kepada leluhur mereka yang telah berhasil mempertahankan wilayah adat. Jadi, dengan kata lain prosesi ini bisa juga disebut sebagai bentuk memperingati dan mengenang hari bersejarah dimana pada hari itu para leluhur mereka berperang mati-matian demi mempertahankan wilayah adat.
 
Dan seperti halnya tema dari upacara adat Bahajat Ngeniat sendiri yang dimaksudkan untuk mengenang para leluhur yang mempertahankan tanah adat maka sebagian besar prosesi ini pun sedikit banyaknya berhubungan dengan hal itu. Lagi pula pada hakikatnya para peserta upacara ini pun dalam rangka mempertahankan wilayah adat atau tepatnya warisan adat leluhur mereka. Tapi bedanya kalau dulu leluhur mereka mempertahankannya dari musuh-musuh yang ingin merampas wilayah mereka maka pada zaman ini para peserta upacara adat ini mempertankan adat mereka dari gempuran modernitas.
 
Dan yang juga tak kalah penting dari semuanya adalah upacara adat ini sekaligus melakukan sumpah adat. Sumpah adat dimaksudkan agar pihak-pihak yang ingin mengambil, merusak hutan, tanah atau isi alam lainnya selalu mendapat gangguan, tantangan dari para penunggu alam yang ada di balai keramat batu betanam.
 
Prosesi Upacara Adat
Tahapan-tahapan dari prosesi upacara ini sendiri terbagi menjadi 3 bagian penting yang secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
 
1. Upacara Adat Nyengkolan
Upacara adat Nyengkolan ini dilaksanakan sebelum peserta berangkat ke Balai Keramata Batu Betanam untuk mengikuti upacara Bahajat Ngeniat. Jadi, prosesi ini adalah sebuah prosesi pembukaan yang dilakukan atau dilaksanakan di rumah masing-masing peserta yang akan mengikuti upacara Bahajat Ngeniat. Tujuan utama dari upacara adat nyengkolan sendiri adalah untuk meminta perlindungan kepada leluhur agar terhindar dari segala gangguan dan mara bahaya selam dalam perjalanan menuju Balai Keramat Batu Betanam.
Perangkat adat yang diperlukan dalam upacara ini adalah 1 buah tiang, 1 buah gelang, darah ayam, beras kuning yang dimasukkan ke dalam 4 buah mangkok adat, 1 buah mandau. 1 buah daun sabang, 1 helai bulu langgai tinggang, dan tuak. Kegunaan dari alat-alat dan perangkat upacara ini sendiri adalah sebagai berikut: 1 buah tiang, 1 buah gelang, darah ayam adalah termasuk perangkat utama dalam upacara ini yang gunanya agar orang yang akan berangkat tersebut terhindar dari segala halangan baik yang berupa penyakit seperti togam, carok ataupun penyakit lainnya juga halangan dalam bentuk gangguan dari pihak luar yang tak menginginkan diadakannya Upacara Adat Bahajat Ngeniat. Kemudian beras kuning dalam 4 mangkok yang caranya adalah dengan ditaburkan ke kepala orang yang akan berangkat bertujuan agar orang tersebut tak lemah semangat.
 
Setelah proses menabur beras tersebut kemudian orang itu pun diharuskan untuk menempelkan mandau masing-masing ke telapak kaki, lutut, dada, gigi (digigit), dan ubun-ubun. Tujuan dari penempelan mandau ini adlah agar jiwa dan fisik orang yang bersangkutan tetap kuat dan terhindar dari kerasukan roh jahat. Dan yang terakhir barulah menggunakan 1 buah daun sabang dan 1 helai bulu langgai tingang untuk mengusir setan yang ingin mengganggu orang-orang dalam perjalanan dan diberi minum tuak agar orang-orang yang sedang dalam perjalanan menuju balai keramat tidak kempunan.
 
2. Upacara Adat Menabur Beras Kuning
Upacara menabur beras kuning dilakukan ketika peserta yang akan mengikuti upacara adat sampai di Balai Keramat Batu Betanam. Upacara ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada para penunggu Batu Betanam bahwa mereka telah sampai dengan selamat dan siap untuk mengikuti serangkaian Upacara Adat Bahajat Ngeniat di Balai Keramat Batu Betanam.
 
Rangkaian prosesi ini sendiri adalah sebagai berikut; pertama-tama peserta yang baru datang itu akan ditaburi beras kuning di kepalanya sebanyak 7x, kemudian setelah itu peserta yang telah ditaburi beras kuning itupun diharuskan menyentukkan kaki ke tanah sebanyak 7x sebagai pemberitahuan kepada penunggu Batu Betanam bahwa mereka telah datang. dan prosesi ini ditutup dengan menanam 1 batang pohon sabang di wilayah itu sebagai pengikat perjuangan masyarakat adat yang selama ini memiliki wilayah adat tersebut.
 
3. Upacara Adat Bahajat Ngeniat
Setelah melewati dua prosesi tadi barulah kemudian sampai pada upacara inti yakni Upacara Adat Bahajat Ngeniat. Sebagai pembuka dari Upacara Adat Bahajat Ngeniat ini terlebih dahulu dilakukan kegiatan menabur beras, potong ayam dan babi, membuat 2 buah kelongkang dimana 1 buah kelongkang untuk memberi makan para penguasa yang ada dalam air, sedangkan 1 buah lagi untuk memberi makan burung dan puyang gana. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membuat 1 buah pondok (pulok/langkau) bertiang 4 yang bahannya dari kayu belian/ulin. Pulok tersebut berisi nasi padi, nasi lemang pulut/ketan yang dimasak dengan bambu, berisi tepung 3x7 biji, copok 3x7 siri dan pinang, rokok 3x7 batang, 7 biji telur ayam kosong yang diisi beras kuning, 7 biji telur ayam rebus, 7 biji gula merah, 7 lingkar buah kelapa, 12 biji kaki babi, 3 buah kepala babi, 7 potong lemak babi yang panjangnya sekilan, 7 cawan tuak, 7 longkong nasi bokat dalam bambu serta isi babi/ayam lainnya.
 
Setelah upacara pembuka itu barulah kemudian masuk ke dalam acara inti. Upacara inti ini pertama-tama dilakukan dengan menabur beras kuning sebanyak 7x, kemudian memukul tanah sebanyak 7x juga yang dimaksudkan untuk memanggil Potong Kombat, Puyang Gana, Punyang Uban, Puyang Adan, Tuhan Allah - Tuallah yang menguasai tanah dan berlindung dibawah langit, memanggil antu - jolu yang ada di dalam rimak, memanggil Sabung, Sengkumang, Tambun dan Bungai yang ada di alam gaib.
 
Dengan selesainya pemanggilan roh-roh leluhur dan roh alam gaib itu maka selesai pulalah prosesi Upacara Adat Bahajat Ngeniat di Balai Adat Batu Betanam ini.
 
 
Sumber: http://arsipbudayanusantara.blogspot.com/2013/05/upacara-adat-bahajat-ngeniat-di-balai.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya