×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Pakaian

Elemen Budaya

Pakaian Tradisional

Provinsi

Bangka Belitung

Asal Daerah

Belitung

Baju Seting dan Kain Cual

Tanggal 19 Sep 2014 oleh Oase .

Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari dua pulau utama yakniPulau Bangka dan Pulau Belitung. Sementara ini kepulauan Bangka Belitung terdiri dar 470 pulau yang telah bernama dan 50 pulau belum berpenghuni. Secara geografis kepulauan ini berada di sebelah timur pulau sumatera dekat dengan provinsi sumatera selatan. Masyarakat asli Bangka berasal dari Suku Sekak. Suku Sekak sendiri merupakan rumpun bangsa melayu yang mendiami pesisir-pesisir pantai Bangka Belitung. Dalam perkembangannya masyarakat Suku Sekak inilah yang menjadi penduduk asli Bangka Belitung. Di kepulauan ini masyarakat menciptakan dan melestarikan kebudayaan hingga mampu bertahan sampai sekarang ini. Dari sekian banyak ragam budaya dari dari Bangka Belitung, salah satu warisan budaya yang dikenal adalah pakaian tradisional kepulauan Bangka Belitung yaitukain cual dan baju seting.

kain cual merupakan kain tradisional hasil dari kerajinan masyarakat asli kepulauan Bangka Belitung. Kain ini hampir serupa dengan songket Palembang hanya saja kain cual memiliki kekhasan motif tersendiri. Bentuknya yang serupa dengan songket mengindikasikan adanya pengaruh dari kebudayaan melayu, mengingat masyarakat Suku Sekak adalah salah satu rumpun bangsa melayu. Kain cual merupakan kerajinan khas kepulauan Bangka Belitung yang dibuat secara manual dengan teknik tenun. Kain tenun cual memiliki kekhasan warna melayu yang lebih cerah dan dan bermotif motif flora dan fauna. Motif kain cual yang telah resmi dipatenkan oleh pemerintah yakni Kembang Kenanga, Bebek dan K. Sumping, Ubur-ubur, Merak, Gajah Mada 2003, K.Setangkai dan K. Rukem, Bebek Setaman, K. Rukem dan K. Setaman. Proses pembuatan kain cual ini terbilang cukup rumit dan bahan-bahannya bisa dikatakan unik dan mahal. Bahan-bahan pembuatan kain cual adalah polyster, sutra, katun, serat kayu dan benang emas seberat 18 karat. Dalam mengerjakannya pun memerlukan keahlian dan ketelatenan. Biasanya pengerjaanny dilakukan oleh kaum ibu di sela-sela waktu luang. Karena itulah, kain cual seringkali dijadikan pakaian kebesaran di kalangan bangsawan, pakaian pengantin dan pakaian kebesaran lainnya.

Dalam pemakaiannya, kain cual biasa disandingkan dengan baju khas Bangka lainnya yaitu baju seting. Baju seting sendiri adalah baju (atasan) khas Bangka berupa baju kurung merah yang terbuat dari bahan sutera atau beludru. Baju ini berhiaskan ukiran-ukiran kuningan atau manic-manik juga sulaman benang emas. Pakaian ini biasanya digunakan oleh pasangan pengantin dalam upacara pernikahan adat Bangka Belitung. Untuk pengantin perempuan pemakaian baju ini biasanya dilengkapi dengan mahkota (paksian) dan pengantian laki-lakinya menggunakan sorban(sungkon).

Kain cual dahulu dikenal dengan nama limar mentok karena berasal dari daerah Mentok di Bangka. Dahulu, kota Mentok adalah pusat pemerintahan di Bangka Belitung. Jika dilihat dari susunan motifnya, kain cual dibuat dengan teknik sungkit dan tenun ikat yang merupakan hasil asimilasi dari budaya china yang telah menyebar luas di Asia hingga ke Indonesia. Sementara itu, kolaborasi kain cual dengan baju seting yang kemudian diapakai oleh masyarakat Bangka Belitung sebagai baju adat atau busana pernikahan menyimpan sejarahnya sendiri. Masyarakat Bangka Belitung memepercayai sebuah cerita dimana kain cual dan baju seting merupakan penggabungan dari dua kebudayaan yaitu Arab dan Cina. Konon, dahulu seorang saudagar arab datang ke negeri china untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam, saudagar itu kemudian jatuh cinta kepada gadis China. Ketika mereka menikah mereka menggunakan baju adat masing-masing. Model pakaian pengantin itu banyak ditiru oleh orang Arab atu China lainnya. Pengaruh itu pun masuk ke daerah Bangka Belitung atau lebih khususnya Kota Mentok seiring dengan besar arus migrasi orang arab dan china ke Bangka Belitung.

Selain mengandung nilai historis tersendiri, pakaian adat ini juga memiliki nilai filosofis. Susunan motif pada kain cual tidak hanya menggambarkan estetika dari proses menenun yang rumit dan komplesksitas dari bahan-bahan yang menyusunnya. Setiap motif dari tenunan kain cual memiliki arti dan filosofinya tersendiri. Contohnya saja beberapa motif yang banyak dipakai seperti motif bunga, motif bebek dan motif naga. Motif bunga melambangkan kesucian, keanggunan rezeki dan segala kebaikan, motif bebek melambangkan persatuan dan kesatuan. Sedangkan, motif naga melambangkan keperkasaan. Pemilihan motif untuk tenunan kain cual adalah flora atau fauna yang merupakan kekayaan alam. Hal ini juga menyiratkan makna akan kebesaran pencipta alam semesta agar manusia lebih banyak bersyukur. Perpaduan antara kain cual dan dain baju seting yang dikenal menjadi baju adat Bangka memperlihatkan pengaruh dari kebudayaan Arab (Islam) yang kuat sehingga aspek kesopanan dan kesantunan dalam pakaian adat ini lebih diutamakan. Ini dikarenakan ajaran islam mengajarkan hukum aurat bagi perempuan dan laki-laki.

Dalam pekembangannya kain cual ataupun baju seting nyaris terlupakan oleh masyarakatnya sendiri. Akan tetapi, kesadaran masyarakat akan pentingnya mempertahankan eksistensi warisan budaya sebagai aset daerah dan aset bangsa mulai tumbuh kembali. Kini, kain cual ataupun baju seting telah banyak mengalami modifikasi dan telah menjadi aset bagi kepulauan Bangka Belitung sendiri. Ini dikarenakan upaya masyarakat dalam mempertahankan kebudayaannya terus mengalami peningkatan. Di kepulauan Bangka Belitung sendiri, saat ini kain cual menjadi salah seragam bagi anak-anak sekolah yang dipakai setiap hari jumat. Masyarakat kepulauan Bangka Belitung pun masih menggunakan pakaian adat baju seting dan kain cual dalam setiap perhelatan adat ataupun resepsi pernikahan. 

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/929/baju-seting-dan-kain-cual

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...