Suku Tanimbar adalah sekelompok etnis atau masyarakat asal Indonesia yang mendiami Kepulauan Tanimbar yang berasal dari campuran Austronesia-Papua. Kata ”Tanimbar” berasal dari kata Tanempar dalam bahasa Yamdena Timur (Nustimur) atau Tnebar dalam bahasa Fordata, yang berarti ”Terdampar”.
Badendang adalah salah satu jenis tarian rakyat Tanimbar. Dari sekian banyak tarian khas Tanimbar, Badendang merupakan salah satu tarian yang popular, karena tariannya sederhana dan melibatkan banyak orang.
Yang khas dalam tarian ini, yaitu;
-Tidak banyak gerakkan yang ditampilkan. Hanya satu / dua gerakkan, yang polanya tidak banyak berbeda ( pola tetap: dua langkah maju, dan dua langkah mudur).
-berbentuk lingkaran,
-bergandengan tangan,
-para penari tidak perlu memiliki keahlian/ketrampilan khusus,
-siapapun boleh ikut badendang; perempuan, laki-laki, tua, muda dan remaja.
-biasanya diiringi dengan lagu dan alat music (tifa, gitar, gambus, gong, dll)
– dan yang sangat khas, yaitu Badendang biasanya menjadi ajang bagi para penyair untuk beradu/tanding pantun.
kini, Badendang sudah tidak lagi tampak pada Perayaan-perayaan akbar ataupun Pesta Rakyat di Desa-Desa di Tanimbar. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh semakin laris tawaran berbagai tarian modern, namun juga karena sudah tidak lagi banyak orang yang menghafal dengan baik pantun-pantun rakyat.
Ada beberapa jenis Pantun rakyat Tanimbar; Pantun Muda-Mudi, Persahabatan, Adat dan Agama. Berikut beberapa Pantun Muda Mudi:
Urang ko mpweang kukis delapan, kukis delapan model taputar
Urang ko mpweang tadu tafue, ka ler famudi ke te mtwaputar
Yakw kose feti ma twi somlaki, nempa ku sare wekat lauran
Yakw kose feti ma kwendrat urang, nempa ku sare ni dalam yatak
Yakw pweang resi ma kune lore, nempa lore namin let kese.
Sandre yakw ye tukan lolore, yakw klore tadu fen tene lese.
Kabal awear tanempar dalam, ni loloiyain na pnue latwdalam,
Urang ka kete mu soru dalang, koli yakw dalam farlan ko dalam
Kwetan katutun ka kwilitan weye, ka kwilitan weye ma keten lale.
Kweluk sisile kweluk bababal, ka kwlitan urang soun ngafele
Arwalu ko mal mutnar sir das ye, koli sir teri ma to kweban lere
Arwalu ko mal tutuknir da ye, koli sir teri ma to kweban urang
Yakw kwanim boti ma fwair uman, Fore balisya fian loloi
La yora krumwa kit nin kateman, koli far desar awai loloi
Ti kumdir ukur ma kfarmya bulan, fali la bulan idak beberi
Urang kom falak yakw tetak dulan, fali la urang ning bung beberi
Nde kes lebabe nusye srai selar, feniar rar maup lar yole mudin
Nde kes lebabe nuse ralampir, rafuri sir e rtuni bis impan
Mnaur timur pepar sifloy, man bitil daftar to kurwa oang
Amoi nares nomat a krae, ti ler famudi e ntar feti lengan
Di mufafai wawe manilu, ko mfukat safe ma mune yadin
Di mufafai yakw ye tok kyawang, yakw kwendrat ko e, myoding luryain
Syabmalae nyore dalam rerengi, yakw to kufai katuar ma rane
Yakw to kufai la uran dalam, feti lolone nor yakw nde tate
Wawe seran buan boboku, mankiar tir karat ma lar faniak
Yakw salan uran soun boboku, kwarat totokan ma la kfaniak
Sumber :
https://ameteling.wordpress.com/category/suara-kami/tabwery-batdare/tanimbar/
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Tanimbar
http://budayatanimbar.blogspot.com/2012/05/sekilas-tentang-kebudayaan-tanimbar.html
https://www.youtube.com/watch?v=isJhlv5l0Eg
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.