Pada mulanya, istana kerajaan bantaeng di sebelah barat langgar (mesjid) kampung letta’. Istana awal yang bernama ballak ri kasoreang menghadap ke laut. Setelah karaeng butung mangkat, dalam buku Andi M Akmar ( lih. Mappatan, 1995: 17) anaknya yang bernama karaeng panawang yang menggantikannya memindahkan istana dari kasoreang ke kalimbaung pada tahun 1913. Istana Balla kalimbaung tidak lagi menghadap ke laut, tetpi berubah menghadap ke utara serta membenahi sebagaimana layaknya istana kerajaan tua Sulawesi selatan.
Bentuk dasar istana kerajaan bantaeng yang di pindahkan dari kalimbaung ke letta (ballak lompoa) tahun 1913 merupakan bentuk kontruksi dasar rumah bugis Makassar, rumah panggung. Seperti yang terlihat pada istana kerjaaan bantaeng ballak lompoa, kontruksi terdiri dari beberapa bangunan induk dan bangunan tambahan pada kedua sisinya yaitu ballak Kananga (sisi kanan) dan sonrong (sisi kiri). Bangunan tambahan yang di sebut ballak Kananga terdiri dari dua petak (lontang) berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu, sedangkan sonrong berfungsi untuk menerima kalangan bangsawan (karaeng) dan suro yang dulu di gunakan untuk musyawarah adat sampulo rua (adat dua belas) dengan raja untuk membahas masalah pemerintahan (Andi M Akmar : 2007, 171)
Seperti lazimnya bangunan istana bugis-makassar seperti saoraja (istana luwu) dan ballal lompoa (gowa) ballak lompoa memiliki atas segitiga yang pada depannya di beri babangan induk dengan anjungan dari kayu yang berbentuk kepala naga. Sementara bubungan bagian belakang di beri anjungan dari kayu berbentuk ekor naga (ibid). alasan utama yang mengangkat naga dan kaki naga di balla lompoa adalah karena naga merupakan hewan yang paling tinggi derajatnya dan jika di kaji dari riset yang dilakukan dari berapa tahun lalu karena pedagang dari cina yang datang ke bantaeng di daerah sungai calendu yakni lembang cina, kedatangan dinasti min ke bantaeng membawa akulturasi yang sangat baik untuk masyarakat tersebut (Kr dode : wawancara : 2018, 24).
Bangunan induk memiliki empat buat tangga, yaitu a) tangga yang bersandar pada lego-lego menuju pintu utara bangunan induk, menghadap kedepan serah dengan badan dan rumah b) tangga yang bersandar pada bangunan tambahan menghadap ke depan c) tangga yang terdapat di balla Kananga (pendopo) d) tangga yang berada di bagian belakang bangunan induk. Keempat tangga ini mempunyai anak tangga gasal. Tiang-tiang bangunan induk bersegi delapan. Bangunan induk terbagi empat petak (lontang) petak paling depan tidak mempunyai jambang (tamping) sedangkan petak kedua, ketiga dan keempat memkai jambang. Dinding, depan balla lompoa mempunyai empat jendela. Jendala di bagi dua bagian, yaitu bagian bawah di beri 5 batang terali, sedangkan bagian atas di beri 6 buah.. diatas masing-masing jendela dan pintu utama terdapat kaligrafi arab (Op.Cit 172).
Sumber:
Kr dode budayawan Bantaeng
Akhmar, M, Andi. 2007. Masa prasejarah ke masa islam. Bantaeng . masagena press.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang