Loveaceh.com – Anda pencinta kuliner khas Nusantara dan suka keliling Indonesia untuk mencoba makanan Khas daerah tersebut? Dan terlebih lagi bila Anda suka masakan pedas dan asam, Anda patut berkunjung ke Aceh. Selain konflik dan Tsunami, Aceh terkenal dengan makanan khasnya yang terasa kuat akan bumbu dan rempahnya.
Dan bila iya Anda menyukai masakan pedas dan asam, Aceh memiliki masakan khas yang memiliki rasa pedas dan asam yang berbeda dengan masakan daerah lain, namanya “Asam Keueng” (asam pedas). Sesuai dengan namanya, masakan ini memiliki rasa yang pedas dan asam yang sangat kuat dan kental. Jadi sangat berasa di lidah Anda.
Masakan Asam Keueng atau Masam Keueng sangat terkenal di Aceh. Hampir semua rumah makan dan restoran menyajikan masakan khas Aceh ini. Selain itu, di setiap rumah warga, bila ditanya apakah pernah memasak Asam Keueng? Pasti semua ibu-ibu akan mengangguk kepala dan menjawab sering memasaknya untuk dimakan bersama keluarga.
Masyarakat Aceh pada umumnya mayoritas penduduknya sering memasak masakan bersumber dari ikan laut, seperti Aceh Rayeuk (Aceh Besar) dan Banda Aceh. Masakan Asam Keueng atau asam pedas banyak menggunakan ikan laut, seperti ikan tongkol dan ikan bandeng. Namun ada juga yang menggunakan udang.
Tiap kabupaten di Aceh memiliki masakan Asam Keueng yang khas, dan memiliki rasa yang hampir sama, yaitu sama-sama pedas dan asam. Rasa asam pada masakan Asam Keueng bukan berasal dari cuka, tomat, atau jeruk nipis, tapi dari belimbing wuluh segar dan dari “asam sunti” (belimbing wuluh yang sudah digaramkan dan dikeringkan).
Saat Loveaceh.com menelusuri keindahan Teluk Jantang di Lhoong Aceh Besar beberapa waktu yang lalu, kami singgah di sebuah rumah makan di Lhoong untuk menyantap makan siang. Selain “Gulee Pliek Ue“, Eungkot Asam Keueng adalah menu andalah dirumah makan ini. “Asam Keueng adalah masakan khas Aceh yang telah turun-menurun dimasak orang Aceh” ujar Aidar, pengelola Rumah Makan Gulee Pliek kepada Loveaceh.com.
Asam Keueng berbeda dengan makanan khas Aceh lainnya seperti Sie Reuboh yang ada di hari Meugang dan disetiap perayaan hari besar agama saja. “Kalau Asam Keueng kan selalu ada tiap waktu, baik dirumah makan dan dirumah-rumah warga”, ujar Aidar lagi.
Bila Anda ingin memasaknya sendiri dirumah, ada hal yang perlu di perhatikan, yaitu bau amis pada ikan, bila Anda menggunakan ikan laut. Cara menghilangkan bau amis pada ikan sangat mudah, cukup dengan air perasan jeruk perut atau jeruk nipis.
Bila Anda tertarik ingin mencoba masakan Asam Keueng khas Aceh ini, kami akan membagikan resep Asam Keueng khas Aceh yang mudah untuk Anda Coba sendiri dirumah. Berikut resep Asam Keueng Aceh yang menggunakan ikan.
Bahan-bahan yang diperlukan:
Bumbu Tumis:
Bumbu giling:
Cara memasak Asam Keueng:
Itulah resep Asam Keueng Aceh yang memiliki rasa asam dan pedas khas Aceh. Ternyata cara membuat Asam Keueng tidaklah rumit dan sangat mudah untuk Anda coba sendiri dirumah. Bagi Anda yang mencari resep Asam Keueng yang menggunakan udang, cara memasak dan bumbunnya kurang lebih sama seperti resep Asam Keueng menggunakan ikan di atas.
Alamat & Kontak Penjual:
RM Aceh ASIA
Jl KH Wahid Hsyim no 73F Medan Medan
( 061 ) 4516573
sumber: http://www.loveaceh.com/kuliner/resep-asam-keueng-sayur-asam-pedas-khas-aceh/ diakses pada tanggal 22/03/2017 pukul 14.29
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 MAsukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.
Awal mula hadirnya Gereja Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat. Sekolah tingkat dasar pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit, pada tahun 1912. Latar belakang pendirian sekolah ini ialah adanya keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Umat Katolik awal berasal dari orang-orang yang bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik tuan-tuan berkebangsaan Belanda. Para kuli yang sudah di sekolahkan akan naik pangkat menjadi mandor. Pastor F. Strater, SJ mengajar mereka untuk membaca dan menulis. Sebagian dari mereka yang tertarik dengan iman Kristiani kemudian memeluk agama Katolik. Sebulan sekali mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916. Thomas Sogol dari Kaliduren menjadi orang pertama yang dibaptis. Selang 3 tahun setelah baptisan pertama, pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis. Kemudian tahun 1921, terdapat sat...
Candi Pembakaran berada di kompleks Ratu Boko, dimana kita dapat melihatnya setelah melewati gerbang ke-2 dan berada sekitar 30 m ke arah kiri. Dari kejauhan kita akan meliahat satu bentuk candi yang hanya berupa batur dan kaki dilengkapi dengan tangga di arah barat tanpa adanya pintu dan atap. Bila meniti tangga dan sampai di atas pada ujung tangga terdapat semacam sisa gerbang di kedua sisi yang tidak terlalu tinggi. Diamati lebih mendetail, gerbang ini pun memiliki terusan yang menjadi pagar keliling dimana kita bisa melihatnya dengan mengikuti sisa penguncian di sisi lantai.