Gandrung Banyuwangi awalnya diperagakan oleh lelaki. Laki – laki yang menjadi Gandrung ini merupakan pasukan Blambangan dan Bali yang tersisa dari perang Puputan Bayu (Rakyat Bayu melawan VOC). Pasukan Blambangan i yang berantakan itu membentuk kelompok kecil antara desa ke desa. Sedangkan sisa pasukan Bali menyebar dimana – mana, bahkan mereka ada yang menjadi penduduk Blambangan dengan cara menikahi orang Blambangan. Keturunan – keturunnan mereka meneruskan tradisi orang tuanya dan mendirikan kesenian Gandrung.
Pasukan – pasukan Blambangan yang berkelompok kecil -kecil tadi mendirikan Gandrung sebagai alat perjuangan. Artinya Gandrung sebagai alat komunikasi dengan kawan – kawan sisa pasukan Blambangan, dengan cara mementaskan tarian Gandrung dengan nyanyian perjuangan. Tarian dan nyanyian tadi pun sebagai Kode untuk pasukan - pasukan yang memencar agar mereka berkumpul kembali. Setelah Perkumpulan mereka makin besar, mereka mengadakan serangan kecil – kecilan terhadap pasukan VOC. Jadi , sisa – sisa pasukan Blambangan ini menggunakan Gandrung sebagai alat komunikasi dalam peerjuangan melawan VOC.
Alkulturasi budaya terjadi di Blambangan, antara Bali dan Blambangan termasuk keseniannya karena adanya pasukan Bali yang sering dikirim di Blambangan. Kebiasaan pasukan Bali bila di Bali mereka selalu mengadakan penyambutan terhadap raja – rajanya, penyambutan ini diadakan dalam bentuk pesta seni antara lain Gandrung Bali dan kesenian Bali lainnya.
Berikut cerita tentang Alkulturasi budaya tersebut. Prajurit Bali yang melarikan diri yaitu Ketut Kinto beliau juga punya pengetahuan tentang seni Gandrung karena merupakan prajurit sisa perang Puputan Bayu, Ketut adalah salah satu prajurit Bali yang mendirikan Gandrung lelaki di pasukannya , sesampainya di Desa CungkingKetut menikah dengan gadis Blambangan, mereka mempunyai anak bernama Lukito. Dulu Desa Cungking ini tempat padepokan Mas Bagus Wongsokaryo,Mas Bagus Wongsokaryo ini, merupakan guru dan penasihat Pangeran Tawangalun.
Ketut melestarikan ilmu seni yang dipunyainya di Desa Cungking. Karena usia Ketut semakin Tua maka kegiatan kesenian dilanjutkan oleh anaknya Lukito itu. Pada zaman Lukito inilah kesnian Gandrung laki – laki berkembang, sesuai dengan kemajuan zaman maka kesenian gandrung ini menyesuaikan diri dengan perkembangan - perkembangan zaman. Mulai dari pakaian , kuluk, dan hiasan lainnya bahkan sampai pada gending – gending dengan warna Banyuwangi. Gandrung laki – laki yang populer bernama Marsan pada zaman itu. Pementasan Gandrung Banyuwangi selalu punya urutan sebagai berikut: Paju, dan Seblang – seblang. Untuk menghormati jasa Lukito maka lagu yang selalu dibawakan dalamSeblang – seblang itu namanya “ Seblang Lukito”
Lirik dari bagian Seblang – seblang ini biasanya dilaksanakan menjelang shubuh, secara garis besar isi dari lirik ini menceritakan tentang hidup dan kehidupan manusia di dunia ini, tentang suka duka manusia, bekerja keras, bersenang – senang, melaksanakan kewajiban hidup sebagai suami istri, bangun pagi pergi ke sungai dan bersembahyang ssebagai rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta ini, sarat dengan nasihat – nasihat baik yang penuh bijak, sehingga bila direnung dalam – dalam isi dari adegan terakhir Gandrung Banyuwangi yang berupa “Seblang – seblang” itu, merupakan bentuk pendidikan yang baik bagi siapa saja yang menonton tontonan Gandrung Banyuwangi.
Gandrung Perempuan lahir pada tahun 1895. Sejak itulah tontonan Gandrung Banyuwangi makin marak dan makin banyak dipelajari orang. Pelopor Gandrung Perempuan tercatat bernama Semi anak dari Mak Midah dari Desa Cungking, maka tak Salah bila Cungking adalah daerah potensial seni di zaman itu. Mungkin hal ini tak lepas dari pengaruh Ki Mas Bagus Wongsokaryo yang dulu mendirikan padepokan olah kanuragan, di dalamnya selain ilmu juga diajarkan tentang seni.
Secara garis besar perjalanan asal – usul Gandrung Banyuwangi, awalnya adalah laki – laki kemudian digantikan oleh penari Gandrung Perempuan. Dari perjalanan ini baik musik pengiring dan pakaian serta hiasan Gandrung sselalu ada perubahan, contohnya musik pengiring Gandrung awalnya hanya kendang, bonang, gong, dan mulut yang akhirnya diganti dengan biola. Para adegan jejer awalnya yang dibawakan adalah lagu Ukir Kawin, namun sekarang berubah memakai lagu Padha Nonton. Penyesuaian ini setiap tahun atau zaman selalu ada, akan tetapi tak pernah meninggalkan bentuk aslinya. Dan ternyata bila dikaji kesenian tradisional Gandrung Banyuwangi ini merupakan sumber dari kesenian tradisional lainnya, terutama dari Tariannya dan Nyanyian . Memang, bila dikaji terus, dari nyanyian dan tariannya yang kini terus berkembang bisa ditarik kesimpulan bahwa kesenian Gandrung Banyuwangi merupakan kesenian tertua di kawasan Blambangan yang kini bernama Banyuwangi. Mengingat kesenian Gandrung pada awalnya dibawa oleh pasukan Blambangan dan Bali sebagai bentuk hiburan yang sebenarnya alat perjuangan.
-Sunting bila anda punya pendapat dan sumber lain, maaf jika ada kesalahan-
sebagian artikel ini diperoleh dari buku Ufuk Kesenian Banyuwangi
#OSKMITB2018
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...