Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan dan Minuman Tradisional Jawa Tengah Jawa Tengah
Asal Usul Wedang Ronde khas Jawa

Wedang Ronde tentu tidak asing di telinga kita, masyarakat Indonesia, terutama bagi masayarakat di Pulau Jawa. Banyak restoran dan tempat makan yang menyajikan jenis cemilan sekaligus minuman penghangat tubuh ini di Jakarta dan kota-kota lain di Pulau Jawa. Wedang Ronde merupakan makanan sekaligus minuman yang hangat terdiri dari adonan tepung ketan berisi kacang tumbuk yang manis dikuahi air gula jahe. Selain rasa manis yang hangat ketika disantap, wedang ronde juga menyehatkan tubuh. Saya sendiri merupakan penggemar wedang ronde. Akan tetapi, apakah benar bahwa Wedang Ronde makanan minuman khas Jawa?

Setelah ditelusuri dari beberapa sumber terpercaya saya, para narasumber tidak mengetahui dengan pasti asal usul Wedang Ronde. Banyak orang mengetahui cara membuat dan khasiatnya, tetapi tidak dengan asal usulnya. Meskipun Wedang Ronde merupakan makanan minuman khas daerah Jawa Tengah dan dikenal sebagai santapan yang menghangatkan tubuh, memang sulit menelusuri darimana Wedang Ronde berasal.

Wedang Ronde pertama kali mulai populer di daerah Jawa Tengah seperti di kota Solo dan Salatiga. Kata orang, Wedang Ronde merupakan minuman tradisional Jawa. Sebutan Wedang Ronde berasal dari bahasa Jawa. "Wedang" sendiri berarti minuman dan "Ronde" berarti adonan bulat yang biasa dibuat dari tepung ketan. Sebenarnya adonan Ronde tidak selalu dibuat dengan tepung ketan. Ada banyak daerah yang menggunakan tepung beras. Akan tetapi, menurut saya itu berdasarkan selera masing-masing.

Kembali lagi pada asal usul Wedang Ronde, meskipun mulai dikenal di daerah Jawa Tengah tetapi asal Wedang Ronde ini tidak benar-benar orisinil dari sana. Wedang Ronde merupakan salah satu dampak pencampuran budaya di Indonesia. Pada dasarnya, minuman hangat tradisional ini berasal dari negara Tiongkok dengan sebutan Dongzhi ato Tangyuan. Berbeda dengan Wedang Ronde, kuah Tangyuan ini manis dan hangat saja. Pada jaman dahulu ketika Indonesia belum terbentuk dan negara kita masih disebut-sebut sebagai Nusantara, banyak pedagang yang datang ke Indonesia. Beberapa di antara mereka memperkenalkan minuman hangat ini, sehingga masyarakat Nusantara mulai berinovasi membuat minuman tradisional dari bahan khas masyarakat Jawa yaitu, jahe. Kuah Wedang Ronde pun sangat dikenal dengan rasa manis gula jawa dan rasa hangat dari jahe. Melalui pencampuran budaya terbentuklah suatu hal yang sangat berharga bagi kita, sebuah minuman tradiosional khas Jawa, Wedang Jahe.

Indonesia kaya akan makanan dan minuman tradisional yang merupakan salah satu aset budaya paling berharga. Melalui artikel ini kita dapat sedikit mengetahui bahwa teradapat persatuan budaya dalam terbentuknya budaya Indonesia dan ada dampak positifnya bagi masyarakat. Mari menghargai makanan dan minuman khas milik kita dan terus membudidayakannya. Tentunya tidak hanya makanan dan minuman khas tradisional milik kita ini melainkan seluruh budaya milik kita putra-putri bangsa Indonesia. Menerima budaya luar itu ada baiknya, tetapi alangkah baiknya tetap mengutamakan budaya Indonesia untuk masa depan kebudayaan Indonesia!

Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih telah membaca.

#OSKITB2018

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline