Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Gorontalo Gorontalo
Asal Usul Terjadinya Burung Kokokuk, Kuouw dan Koloket
- 27 Desember 2018
Ada sebuah desa yang terletak di kaki gunung di sana tinggallah sepasang suami istri yang hidupnya sangat melarat. Mereka mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Kaloku. Karena ia anak yang tunggal sehingga orang tuanya sangat sayang dan selalu memanjakannya.

Ayahnya bernama Wengel dan ia sangat terkenal sebagai seorang yang paling malas di desa akan tetapi sebaliknya, si istri yang bernama Lingkama sangat terkenal sebagai seorang ibu yang paling rajin di desanya. Sepanjang hari istrinya si Wengel pekerjaannya hanya makan tidur saja. Sang istrinya dengan tekun mencari nafkah untuk keperluan hidup mereka sekeluarga. Setiap hari ia bekerja di ladang dan mencari kayu di hutan dan waktu pulang ke rumah ia tidak luput pula dari tugas-tugasnya di dalam rumah seperti, memasak nasi, mencuci piring dan baju, menyapu rumah dan halaman dan lain-lain. Selain itu untuk sekedar menambah penghasilan, pada malam harinya ia mengayam tikar dan hasilnya ditukar dengan bahan makanan.

Kesedihan yang bercampur tangis bukan asing lagi baginya melihat akan kelakuan suaminya yang bersifat masa bodoh saja atau hanya makan tidur, untunglah ia selalu dihibur oleh anaknya, Kaloku yang sangat dikasihinya itulah yang seringkali membuat ia lupa akan kesedihannya itu.

Kegemaran Kaloku adalah memelihara ayam terutama digunakannya untuk menyabung ayam. Hampir setiap hari ia mengelilingi desa hanya karena untuk mencari ayam menyabung.

Apabila Kaloku puas dengan pekerjaannya itu (sudah, beberapa ekor ayam yang disabung), barulah ia pulang ke rumahnya. Pada suatu hari disaat ayahnya keluar rumah dan ibunya pergi bekerja di ladang, ayam sabung atau jagoannya ditinggalkannya di dekat pagar di pinggir jalan depan rumahnya. Ayam jagoan itu tidak henti-hentinya berkokok-kokok di atas pagar rumah. Akan tetapi hari itu merupakan suatu kemalangan bagi ayam tersebut kerena dengan tidak diketahuinya, tiba-tiba seekor burung elang yang besar mendengarkan bunyi ayam tersebut, kemudian mulai mengincar dan menyiapkan posisinya untuk menerkam ayam itu. Dengan tidak membuang-buang waktu sedikit pun burung elang itu melancarkan paruh dan cakarnya terbang menyerap di saat ayam jago itu sedang asyik berkokok-kokok. Ayam jago itu bagaikan disambar anak panah atau cepatnya elang itu menyambarnya sehingga dengan sekejap saja ayam itu diterbangkannya ke udara dan hinggap pada sebuah pohon kayu yang besar dan tinggal ditengah hutan.

Adapun si Kaloku yang melihat kejadian tersebut spontan menangisinya sambil berteriak-teriak memanggil ayamnya; "Kokoku! Kokokuk! kokokkuk!"

Perhatiannya selamanya tertuju ke hutan di tempat elang itu melarikan ayam jagoannya, sambil berlari-lari serta tidak putus-putusnya ia memanggil ayam itu. Makin lama teriakannya makin keras/nyaring di tengah hutan sehingga, tiba-tiba setiap kali ia berteriak badannya mulai ditumbuhi bulu. Akhirnya seluruh badan Kaloku penuh ditumbuhi bulu dan menjelmalah ia menjadi seekor  burung yang dikenal dengan nama 'Kokokuk'.

Dengan penjelmaannya itu lalu terbanglah ia menuju ke tengah-tengah hutan dan hinggap pada sebatang pohon kayu besar  yang bernama Malue.

Ketika Lingkama kembali ke rumah dilihatnya si Kaloku tidak ada lagi demikian pula suaranya. Perhatiannya senantiasa tertuju terutama kepada anaknya yang tunggal dan yang dikasihinya. Sudah sekian lama ia memanggil-manggil anaknya sambil mencarinya ke sana kemari namun anak tersebut tidak diketemukannya. Dengan sedih hatinya ia memanggil terus menerus pada anaknya, "Kaloku oh! Kaloku oh! Kaloku oh!"Teriakkan tersebut tidak ada sahutan yang didengarnya, hanyalah terdengar teriakan suara burung dari ketinggian yang berbunyi; Kokuk. Kokokuk, kokokuk, dan seterusnya. Sang ibu tidak mengatahui yang mana anaknya Kaloku itu sudah menjelma menjadi seekor burung dan dialah yang sebenarnya menyahut dengan bunyi kokokuk. Suara sang ibu makin lama ia berteriak memanggil anaknya makin keras dan terjadilah peristiwa yang sama halnya dengan anaknya dimana, setiap kali ia berteriak badannya mulai ditumbuhi bulu sampai pada seluruh badannya. Karena ia terus menerus berteriak pada akhirnya suaranya itu berubah, dari Kaloku oh berubah menjadi Kuouw.

Akhirnya badanya berubah menjadi burung yang oleh masyarakat di Minahasa pada umumnya dikenal dengan nama burung kuouw. Ia pun lalu terbang menyusul kokokuk lalu hinggap pada sebatang pohon kayu besar di tempat yang sama dengan burung  kokokuk berada yaitu dipohon Malue.

Adapun si Wengel suaminya baru pulang ke rumah, begitu tiba di rumah dicarinya istri dan anaknya tidak ada. Pakaiannya telah basah disebabkan ditengah jalan ia kehujanan. Dengan menggigil kedinginan dan basah kuyup ia berjalan kian kemari memanggil-manggil istrinya, terutama anaknya Kalokuk, Kalokuk, kaloku. Suaranya karena memanggil kedinginan sehingga kedengaran bunyinya Kaloket, Kaloket, Kaloket saja.

Sebagaimana telah berlaku terhadap suaminya si Wengel. Ia menjelma menjadi burung Kaloket yang buruk rupa bentuknya dan jelek serta terbangnya hanya di bagian yang rendah. Ia tidak dapat terbang tinggi karena hal ini merupakan ganjaran atau kutukan baginya. Dengan demikian keberadaannya itu sehingga ia tidak dapat terbang tinggi untuk bertemu dengan anak istrinya. 

 

Sumber:

  1. Alkisah Rakyat (http://alkisahrakyat.blogspot.com/2015/11/cerita-asal-usul-terjadinya-burung-kokokuk.html)

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gua Jepang Kaliurang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Goa Jepang yang berada di kawasan wisata Kaliurang ini merupakan salah satu goa buatan peninggalan pada masa penjajahan Jepang. Goa yang dibangun pada tahun 1942-1945 ini merupakan tempat perlindungan tentara Jepang dari para tentara sekutu pada masa itu. Goa Jepang di Kaliurang ini memang memiliki fungsi yang berbeda dengan Goa Jepang di daerah Berbah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan bom. Goa yang terletak di Bukit Plawangan ini memiliki 25 goa buatan yang satu sama lain memiliki ruang penghubung masing-masing. Sebelum menuju goa ini, dari pintu masuk Nirmolo, pengunjung harus berjalan melalui jalan setapak terlebih dahulu kurang lebih 45 menit. Setelah sampai di area Goa Jepang, pengunjung akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan dengan senang hati menjelaskan sejarah dan cerita mengenai goa jepang ini. Dengan dijelaskannya sejarah mengenai seluk beluk goa jepang, para pengunjung pun selain menikmati wisata sejarah, diharapkan juga mendapat pengetahuan leb...

avatar
Bernadetta Alice Caroline