Pada jaman dahulu ayam memang belum ada ataupun belum dikenal di Gorontalo. Nanti setelah cerita tentang peristiwa dari ayah dan anak kandungnya, barulah ayam mulai dikenal di sana.
Kisah peristiwa dari ayah beranak dimaksud, bukanlah semata-mata terjadi dan timbul karena mereka tinggal dan berdiam dalam kandungan ibunya, sang ayah sudah pamit kepada sang ibu pergi ke Mekkah untuk berguru atau belajar memperdalam ilmu pengetahuan tentang agama Islam melalui pemuka-pemuka Islam yang disebut Syech.
Sambil pamit sang ayah sempat juga berpesan kepada sang ibu katanya, "Kau istriku, untuk sementara waktu aku tinggalkan sekalipun kau saat ini dalam keadaan mengandung, yang sekali kelak tiba saatnya kandungan ini engkau akan lahirkan, maka hasilnya baik dia laki-laki maupun perempuan peliharalah ia dengan baik, penuh kasih sayang dan bila sudah mulai dewasa lagi pandai suruhlah ia mengikuti aku ke Mekkah.
Setelah mengadakan persiapan seperlunya sang ayah pun berangkatlah ke Mekkah, dan di lain pihak kandungan makin lama makin mendekati saat kelahirannya dan akhirnya sesuai ukuran normal bagi setiap umur kandungan, lahirlah sang bayi perempuan.
Perkembanagn sesudah lahir mulailah dilalui dari satu fase berikutnya hingga pada usia kira-kira tujuh tahun si anak itupun mulai mengenal lingkungan ataupun tetangga terutama bermain-main dengan anak-anak sebayanya.
Satu kesan khusus yang menarik perhatiannya dikala itu ialah dia sempat mendengar dari anak-anak tetangga itu memanggil-manggil dan menyebut-nyebut ayah dan ibu serta dapat melihat dengan jelas kenyataan yang ada bahwa dalam rumah mereka ada laki-laki dan perempuan sedangkan dia sendiri hanya mengenal ibu saja.
Timbullah keraguan yang merupakan suatu tanda tanya dalam hatinya, apa sebab demikian. Perasaan ingin tahu makin lama makin besar dalam benaknya dan rupanya dia belum sanggup menjawab sendiri, lalu hal itu ditanyakannya kepada ibunya, seraya katanya, "Ibu! Apakah saya ini tidak mempunyai ayah sebagimana halnya dengan kawan-kawan saya di tetangga kita itu?"Sang ibu menjawab, katanya". Hal ini sebenarnya sudah lama ibu ingin jelaskan kepadamu bahwa pada hakekatnya engkau ini memang mempunyai ayah kandung. Ayahmu sekarang ini sementara belajar guna mendalami pengetahuan tentang agama Islam di Mekkah. Bila hal ini sudah kuberitahukan kepadamu pastilah engkau akan menyusul ayahmu ke sana sesuai pesannya padaku dahulu, tetapi akibatnya aku akan kesunyian sendiri dalam rumah ini. Sengaja hal itu tidak kuceritakan kepadamu, tetapi karena engkau sudah mengetahui sekarang, maka aku relakan untuk menyusul ayahmu kesana."
Mendengar penuturan ibunya gembiralah anak perempuan itu karena ia akan dapat bertemu ayahnya di Mekkah. Akan tetapi masih ada satu masalah lagi baginya, untuk mendapatkan penjelasan dari ibunya, yaitu menyangkut ciri ayahnya agar dengan mudah dikenal olehnya.
Ibunya segera memberikan satu identitas khusus yang terdapat pada salah satu bagian kepala ayahnya, yaitu pusar kepala ayahnya sama dan serupa dengan pusar kepalanya. Itulah satu-satunya petunjuk yang menjadi pegangan inti dari si anak sebagai pengenal diri ayahnya di Mekkah.
Kemudian persiapan segera dirampungkan dan seterusnya sang ibu dengan pasrah melepaskan keberangkatan sang anak, menuju Mekkah. Dlam perjalanan ia tidak mengalami kekurangan sesuatu apapun dan akhirnya sampailah dia dengan selamat ke tempat yang dituju.
Disana ia menginap di rumah milik seorang Syech. Selain mencari ayahnya ia turut belajar pula sedikit demi sedikit pengetahuan tentang agama Islam.
Detik berganti menit, jam, hari, minggu, bulan dan seterusnya tahun bertukar tahun ia masih tetap berada di sana, akan tetapi yang dicari belum juga kunjung bertemu, sedangkan perkembangan fisik maupun psikhsiknya makin dewasa dan matang, sehingga akhirnya dia sudah menjadi gadis yang cantik. Seoranga laki-laki yang sudah agak lanjut usianya jatuh cinta kepadanya lalu terus mengajukan lamarannya melalui Syech (induk semang si gadis itu). Melihat keadaan anak gadis itu sudah pantas dan wajar bersuami, tambahan pula menjaga jangan sampai si gadis itu akan salah jalan dalam pergaulan remaja yang krisis sesuai perkembangannya, maka Syech itu segera berkonsultasi dengan si gadis, apakah sang gadis bersedia kawin atau berumah tangga.
Konsultasi berlangsung dalam suasana tenang dan lancar si gadis menyerahkan sepenuhnya apa yang dibuat dan diatur oleh Syech induk semangnya, dalam arti semuanya akan ia patuhi dan taati. Dengan demikian terjadilah kata sepakat untuk melaksanakan perkawinan ataupun pernikahan mereka sehingga resmilah menjadi pasangan suami-istri yang sah, hidup bahagia dalam suasana cinta kasih yang mesra. Dalam hunian kasih sayang dan cinta kasih yang demikian, pada suatu ketika sang suami mengharap agar sang istri berkenan membelai-belai rambutnya berhubung kepalanya merasa gatal.
Betapa kagetnya si istri karena diketemukannya pusar sebagai identitas khusus dari ayah kandungnya, suasana gembira, lagi mesra itu dengan tidak terduga sebelumnya tiba-tiba berubah menjadi pekik dan tangis sang istri yang tidak terkendalikan lagi mengakibatkan para tetangga terkejut dan heran.
Syech induk semang dalam rumah itu segera turun tangga mendekati mereka sambil bertanya tentang sebab musababnya. Sang suami menjawab bahwa ia sendiri tidak tahu menahu, malahan takut bercampur heran dan aneh atas kejadian tersebut.
Rupanya jawaban itu tidak memberikan kepuasan bagi penanya, lalu langsung menanyakan lebih lanjut kepada sang istri dengan permintaan terlebih dahulu agar sang istri itu duduk tenang-tenang dahulu. Sang istri memenuhi permintaan itu, dan dengan tenang mulai menceritakan bahwa ayahnya yang selama itu dicarinya, sudah diketemukannya, menyesal sudah dalam status dan peranan yang lain, yaitu sudah menjadi suaminya. Bukti yang nyata adalah pusar di kepalanya sesuai petunjuk yang diberikan oleh ibu kandungnya disaat mau berangkat mencari ayahnya tersebut.
Mendengar penjelasan demikian. Syech itupun tidak sanggup untuk berbuat lebih banyak, selain dari pada mengisolir keduanya pada suatu tempat di bawah pohon kayu sekaligus dengan segala pakaian dan lain-lain sebagainya kepunyaan mereka ditumpukkan di sekeliling pohon itu. Pada waktu dan tempat inilah dengan izin dan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, keduanya berubah, menjelma dan beralih dari sepasang suami-istri menjadi seekor ayam jantan dan seekor ayam betina.
Demikianlah cerita tentang asal-usul terjadinya ayam Gorontalo.
sumber:
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...