Sarung Tenun Pagatan adalah kain tradisional masyarakat bugis Pagatan, Kalimantan Selatan. Sarung Tenun Pagatan muncul bersamaan dengan kedatangan para perantau Bugis pada pertengahan abad ke-18.
Selain nilai ekonomi dan budaya, tenun pagatan juga mengandung nilai sosial, tenun pagatan menjadi ciri khas masyarakat pagatan khususnya dan kabupaten Tanah Bumbu pada umumnya. Sarung Tenun Pagatan ini hanya digeluti oleh masyarakat suku bugis pagatan secara turun temurun dengan ciri khas dan motif yang unik karena dibuat dengan cara yang sangat tradisional menggunakan alat penenun dari kayu dan hanya bisa diolah menggunakan benang sutera.
Saat ini, perkembangan Tenun Pagatan mengalami perkembangan pesat. Berbagai jenis pakaian muncul kemudian menggunakan tenun jenis ini. Tenun Pagatan tidak hanya digunakan sebagai pakaian tradisional saja. Namun juga berbagai jenis pakaian yang lain. Beberapa desainer terkemuka di Jakarta, dewasa ini mulai melirik untuk menggunakan kain tenun pagatan sebagai bahan dasar membuat gaun.
Harga sarung tenun pagatan tergantung dari jenis dan motifnya, semakin bagus bahan dan motifnya semakin mahal harganya. Pada saat ini harga rata-rata sarung tenun pagatan mencapai Rp.500.000,-
Berdasarkan cara tenun dan cara membuat desain motif pada kain tenun, ada beberapa jenis atau motif sarung tenun pagatan, yaitu :
Tenun ikat (bebbe’)
Jenis tenun ikat ini dibagi lagi menjadi dua jenis motif yaitu motif ikat lusi dan motif ikat pakan. Proses menenun benang dilakukan setelah benang tersebut dicelupkan ke dalam zat pewarna. Proses menenun dilakukan dengan cara mengatur benang tenun sesuai dengan hasil motif yang telah dibuat dalam proses mengikat (Bahasa Bugis:mabebbe)
Tenun Songket
Jenis tenun ini caranya adalah dengan menyisipkan benang tenun untuk membuat motif ketika menenunnya. Tenun pagatan yang berjenis songket terdapat 2 macam, yaitu:
Tenun Sobbe Are
Motif ini dibuat tembus ke sebelah dalam dengan cara menyisipkan benang tenun untuk membuat motif ketika menenunnya.
Tenun Sobbe Sumelang
Motif benang hanya disisipkan dibagian muka, motif tidak tembus ke sebelah dalam
Tenun Panji (Motif Anyaman Langsing)
Jenis ini dibuat dengan motif anyaman langsung melalui benang tenun yang disebut dengan istilah (bahasa Bugis) passulu yang dianyamkan dengan benang dasarnya. Hasil dari jenis tenun panji ini adalah ragam khusus sesuai dengan yang dibentuk dan diatur oleh penenun sendiri
Tenun motif biasa
Jenis ini sebagian besar motifnya berbentuk kotak-kotak. Motif ini juga dapat dipadukan dengan jenis tenun lainnya seperti jenis ikat dan jenis songket.
Bahan baku untuk membuat tenun adalah benang yang telah siap digunakan antara lain : Benang tenun, ada 3 macam benang tenun berdasarkan tingkat kualitasnya :
Hampir semua peralatan yang digunakan untuk membuat sarung tenun pagatan sama dengan daerah asalnya, yaitu Kalimantan Selatan, namun sebagian peralatan yang digunakan oleh para pengrajin tenun Pagatan terbuat dari kayu.
Berikut beberapa jenis peralatan tenun pagatan :
· Roweng atau mesin uluran
· Ola
· Ununseng
· Pamedangan
· Saureng
· Patekko
· Belebas
· Paccucukare (Awereng) atau Penggulung
· Are
· Jakka (Sisir/pengatur benang)
· Pamalu
· Pessa
· Simong
· Tandrajeng
· Boko-Boko
· Bulang
· Walida
· Sakka
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sarung_Tenun_Pagatan
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.