Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Selatan Palembang
Asal Mula Nama Palembang
- 26 Januari 2015

Pada zaman dahulu, daerah Su­matra Selatan dan sebagian Pro­vinsi Jambi berupa hutan belan­tara yang unik dan indah.Puluhan su­ngai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Ba­ris­an, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wila­yah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Ba­tanghari Sembilan. Sungai besar yang meng­alir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Su­ngai Rawas, dan beberapa su­ngai yang ber­­mu­ara di Sungai Musi.Ada dua Su­ngai Musi yang ber­muara di laut di da­er­ah yang ber­dekat­an, yaitu Sungai Musi yang me­­lalui Palembang dan Sungai Musi Ba­nyuasin agak di sebelah utara.

Karena banyak sungai besar, dataran ren­dah yang melingkar dari daerah Jambi, Su­ma­tra Selatan, sampai Provinsi Lam­­­pung merupakan daerah yang banyak mem­­­­pu­nyai da­nau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu ada­lah rawa yang di­ge­nangi air laut saat pasang. Sedangkan kota Palem­bang yang dikenal sekarang me­­nu­rut se­­jarah adalah sebuah pulau di Su­ngai Me­layu. Pulau kecil itu berupa bu­kit yang di­­beri nama Bukit Seguntang Mahameru. 

Keunikan tempat itu selain hutan rim­ba­­nya yang lebat dan banyaknya danau-danau kecil, dan aneka bunga yang tumbuh subur, sepanjang wilayah itu dihuni oleh seorang dewi bersama dayang-dayangnya. Dewi itu disebut Putri Kah­yangan. Sebenarnya, dia bernama Putri Ayu Sundari. Dewi dan dayang-dayang­­nya itu mendiami hutan rim­ba raya, lereng, dan puncak Bukit Baris­an serta ke­pulauan yang sekarang dikenal dengan Ma­laysia. Mereka gemar da­tang ke daerah Batanghari Sembilan untuk ber­cengke­rama dan mandi di danau, sungai yang jernih, atau pantai yang luas, landai, dan panjang.

Karena banyaknya sungai yang ber­­muara ke laut, maka pada zaman itu para pe­layar mudah masuk melalui sungai-sungai itu sampai ke dalam, bah­kan sampai ke kaki pe­gunung­an, yang ter­nyata dae­­rah itu su­bur dan makmur. Maka ter­jadi­­lah ko­muni­­ka­si antara para pe­dagang ter­masuk pedagang dari Cina de­ngan pen­­­duduk setempat. Daerah itu men­jadi ramai oleh per­da­gang­an antara pen­duduk setempat denga­n pe­dagang. Akibat­nya, dewi-dewi dari kah­yangan merasa ter­gang­gu dan men­cari tempat lain.

Sementara itu, orang-orang banyak datang di sekitar Sungai Musi untuk mem­buat rumah di sana. Karena Sumatra Sela­tan merupakan dataran rendah yang be­rawa, maka penduduknya membuat rumah yang disebut dengan rakit.

Saat itu Bukit Seguntang Mahameru menjadi pusat perhatian manusia karena tanahnya yang subur dan aneka bunga tubuh di daerah itu. Sungai Melayu tempat Bukit Seguntang Mahameru berada juga menjadi terkenal.Oleh karena itu, orang yang telah ber­­­­mukim di Sungai Melayu, terutama pen­duduk kota Palembang, sekarang me­nama­kan diri sebagai penduduk Sungai Melayu, yang kemudian berubah menjadi pen­duduk Melayu.

Menurut bahasa Melayu tua, kata lembang berarti dataran rendah yang ba­nyak digenangi air, kadang tenggelam kadang kering. Jadi, penduduk dataran ting­gi yang hendak ke Palembang sering me­ngatakan akan ke Lembang. Begitu juga para pendatang yang masuk ke Sungai Musi mengatakan akan ke Lembang. 

Alkisah ketika Putri Ayu Sundari dan pengiringnya masih berada di Bukit Segun­tang Mahameru, ada sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di pantai Sumatra Selatan. Tiga orang kakak beradik itu ada­lah putra raja Iskandar Zulkarnain. Mere­ka selamat dari kecelakaan dan terdampar di Bukit Seguntang Mahameru.

Mereka disambut Putri Ayu Sundari. Putra tertua Raja Iskandar Zulkarnain, Sang Sa­purba kemudian menikah dengan Putri Ayu Sundari dan kedua saudaranya me­nikah dengan keluarga putri itu. Karena Bukit Seguntang Mahameru ber­diam di Sungai Melayu, maka Sang Sa­purba dan istrinya mengaku sebagai orang Melayu. Anak cucu mereka kemudian ber­­­kem­bang dan ikut kegiatan di daerah Lem­bang. Nama Lembang semakin terke­nal. Kemudian ketika orang hendak ke Lembang selalu mengatakan akan ke Pa­lem­bang.dalam bahasa Melayu tua menun­juk­kan daerah atau lokasi. Per­tum­buh­an ekonomi semakin ramai. Sungai Musi dan Su­­­­ngai Musi Banyuasin menjadi jalur per­dagangan kuat terkenal sampai ke negara lain. 

Oleh : M.B. Iman Santoso. 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline