Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Jawa Barat Garut
Asal Mula Nama Dayeuh Manggun
- 25 Desember 2018
Dahulu, di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, tersebutlah seorang raja bernama Prabu Layaran Wangi atau biasa dikenal dengan nama Prabu Siliwangi yang bertahta di Kerajaan Pakuan Raharja. Prabu Siliwangi mempunyai seorang pembantu bernama Aki Panyumpit. Dipanggil demikian karena lelaki paruh baya itu bertugas sebagai pemburu binatang dengan menggunakan alat sumpit dan panah.
 
Hari itu, Ki Panyumpit terlihat sedang bersiap-siap hendak pergi berburu ke hutan. Semua peralatan yang diperlukan telah diperiksa dengan seksama. Namun, sebelum berangkat, lelaki setengah baya itu terlihat kebingungan untuk menentukan tujuan perburuannya karena hampir semua hutan telah dijelajahinya.
 
“Hmmm… ke hutan mana lagi yang harus ku tuju untuk berburu? Hutan sebelah barat sudah, hutan sebelah utara juga sudah. Hutan sebelah selatan baru saja kemarin aku jelajahi,“ gumamnya, “Ahaaa… kalau begitu, sebaiknya aku ke hutan sebelah timur saja. Aku terakhir ke sana dua bulan yang lalu, barangkali saja binatang buruan sudah mulai banyak lagi.”
 
Setelah sempat bingung, akhirnya Aki Panyumpit memutuskan untuk berburu binatang ke hutan sebelah timur. Setelah berjalan cukup jauh melewati bukit dan gunung, tibalah ia di hutan yang dimaksud. Suasana hutan itu masih tampak sepi. Tak seekor binatang pun yang terlihat. Hanya sesekali terdengar suara-suara burung berbunyi merdu.
 
“Hutan ini sepi sekali. Pada ke mana binatang itu?” gumam si Aki.
 
Perlahan-lahan Aki Panyumpit terus berjalan di antara sela-sela pepohonan. Hingga hari menjelang siang, tak seekor binatang pun yang ia jumpai. Namun, si Aki tidak mau berputus asa. Ia kemudian berjalan menuju ke puncak gunung. Setiba di sana, tiba-tiba ia mencium bau wewangian.
 
“Hmm… bau harum apa ini?” gumam si Aki.
 
Dirundung rasa penasaran, Aki Panyumpit bergegas mencari sumber bau wangi itu sambil mengembang-kempiskan hidungnya. Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba ia melihat sesuatu yang bersinar di sebelah utara, yaitu di pinggir Sungai Cipancar. Ia kemudian mendekati sungai itu. Semakin mendekat, bau wangi itu semakin menyengat hidungnya. Alangkah terkejutnya ia ketika tiba di tepi sungai itu. Ia melihat seorang putri cantik sedang mandi di sungai.
 
“Wah, rupanya bau wangi itu berasal dari badan putri cantik itu,” gumamnya.
 
Sebelum putri mengetahui kehadirannya, Aki Panyumpit segera bersembunyi di balik semak-semak di pinggir sungai. Di tempat persembuanyiannya, si Aki kembali dilanda kebimbangan apakah ia harus berkenalan dengan putri itu atau tetap saja bersembunyi. Setelah berpikir sejenak, pembantu Prabu Siliwangi itu akhirnya memutuskan untuk menemui putri itu.
 
Setelah sang putri selesai mandi, Aki Panyumpit memberanikan diri untuk berkenalan. 
 
“Sampurasun…,” sapa si Aki.
 
“Rampes…,” jawab putri itu dengan terkejut.
 
“Maaf Putri, jika kehadiran Aki mengganggu ketenangan Putri. Kalau boleh Aki bertanya, siapa gerangan Putri ini?” tanya Aki Panyumpit.
 
“Saya Putri Rambut Kasih. Putri Sunan Remenggong dari Limbangan,” jawab Putri Rambut Kasih dengan sopan.
 
“Aki sendiri siapa dan kenapa berada di tempat ini?” putri itu balik bertanya.
 
Aki Panyumpit memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kehadirannya di tempat tersebut. Setelah saling berkenalan, si Aki dan sang Putri pun pulang ke daerahnya masing-masing. Setiba di istana, Aki Panyumpit menceritakan perihal pertemuannya dengan Putri Rambut Kasih.
 
“Ampuni hamba Gusti Prabu, hari ini hamba tidak membawa binatang buruan. Tapi, hamba membawa berita gembira untuk Gusti Prabu,” lapor si Aki.
 
“Berita apakah itu, Aki? Cepatlah katakan padaku!” desak Prabu Siliwangi penasaran.
 
“Ampun, Gusti Prabu. Saat sedang berburu di hutan sebelah timur, hamba bertemu dengan seorang putri cantik. Putri Rambut Kasih namanya. Ia adalah putri Sunan Remenggong dari Limbangan,” ungkap si Aki. 
 
Aki Panyumpit dengan mahir kemudian melukiskan sosok Putri Rambut Kasih di hadapan Prabu Siliwangi.
 
“Kecantikan putri itu bagai bidadari turun dari Kayangan. Parasnya sungguh mempesona. Wajahnya bulat telur menawan. Alisnya berkilat dan meruncing bagai taji ayam. Hidungnya mancung bagai belimbing. Pipinya bagai seiris limau. Dagunya molek bagai sarang lebah. Bibirnya mungil dan kemerahan bagai buah delima. Rambutnya hitam mengkilap dan panjang terurai,” jelas Aki Panyumpit.
 
“Yang lebih mengagumkan lagi Gusti Prabu, tubuh sang Putri amat mulus dan mengeluarkan bau harum yang menyengat hidung,” imbuhnya. Mendengar cerita itu, Prabu Siliwangi amat terkesan dengan bau harum yang keluar dari tubuh sang Putri. Maka, ia pun menamakan gunung tempat sang Putri mandi tersebut dengan nama Gunung Haruman, yang artinya gunung yang berbau harum.
 
Terkesan dengan cerita Aki Panyumpit, Prabu Siliwangi mengutus Gajah Manggala, Arya Gajah, Aki Penyumpit, dan sejumlah pengiring untuk melamar Putri Rambut Kasih ke Limbangan.
 
“Aku perintahkan kalian melamarkan Putri Rambut Kasih untukku! Jangan kembali sebelum lamaranku diterima oleh sang Putri dan keluarganya!” titah Prabu Siliwangi. “Daulat Gusti Prabu!” jawab Gajah Manggala dan pembantu Prabu Siliwangi lainnya serentak.
 
Usai berpamitan kepada sang Prabu, Gajah Manggala beserta rombongan berangkat menuju Limbangan. Setiba di sana, mereka disambut baik oleh keluarga Putri Rambut Kasih.
 
“Selamat datang di Limbangan, Tuan-Tuan,” sambut Sunan Rumenggong, “Kalau boleh tahu, apa gerangan maksud kedatangan Tuan-Tuan kemari?”
 
“Ampun Gusti, hamba dan rombongan adalah utusan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Raharja,” ungkap Gajah Manggala. “Maksud kedatangan hamba kemari adalah melamar Putri Rambut Kasih untuk raja hamba.”
 
Mengetahui perihal lamaran yang ditujukan pada dirinya, pada awalnya Putri Rambut Kasih menolak. Namun, akhirnya ia menerima lamaran tersebut setelah dinasehati oleh ayahandanya. Betapa lega hati Gajah Manggala dan rombongan atas diterimanya lamaran tersebut. Mereka pun segera kembali ke Istana Pakuan Raharja untuk menyampaikan berita gembira tersebut kepada Prabu Siliwangi.
 
“Ampun Gusti Prabu, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, lamaran Gusti Prabu diterima oleh Putri Rambut Kasih,” lapor Gajah Manggala. “Baiklah, kalau begitu. Persiapkanlah segala sesuatunya untuk pesta pernikahan kami!” titah Prabu Siliwangi.
 
Mendengar perintah itu, seluruh istana pun sibuk menyiapkan segala keperluan pesta pernikahan sang Prabu. Pada hari yang telah ditentukan, pesta pernikahan Prabu Siliwangi dan Putri Rambut Kasih dilangsungkan dengan meriah. Setelah menikah, Prabu Siliwangi dan istrinya tinggal di Kerajaan Pakuan Raharja. Mereka hidup berbahagia.
 
Selang beberapa tahun kemudian, Putri Rambut Kasih telah melahirkan dua orang putra yaitu Basudewa dan Liman Senjaya. Setelah beranjak dewasa, keduanya dibawa ke Limbangan oleh kakeknya, Sunan Rumenggong, untuk menjadi kepala daerah. Basudewa diangkat menjadi penguasa di Limbangan dengan gelar Prabu Basudewa, sedangkan Liman Sanjaya diangkat menjadi penguasa di daerah Dayeuh Luhur bagian selatan dengan gelar Prabu Liman Sanjaya.
 
Setelah menikah, Prabu Liman Sanjaya kemudian membuka lahan baru dan membuat babakan pidayeuheun (kota). Lama-kelamaan kota itu berkembang menjadi sebuah negara yang diberi nama Dayeuh Manggung. Kala itu, Dayeuh Manggung terkenal karena keahlian masyarakatnya membuat tenun. Di bawah pimpinan Prabu Liman Sanjaya dan keturunannya, Dayeuh Manggung menjadi semakin berkembang sehingga lahirlah beberapa kerajaan lain, di antaranya Negara Sangiang Mayok, Timbanganten, dan Mandalaputang. Salah satu raja yang termasyhur kala itu adalah Sunan Ranggalawe yang memerintah di Kerajaan Timbanganten.
 
***
 
Demikian cerita Asal Mula Nama Dayeuh Manggung dari Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Cerita di atas merupakan sebuah legenda yang belum tentu sesuai dengan fakta sejarah. Namun, masyarakat setempat mempercayai bahwa cerita di atas benar-benar terjadi. Adapun pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa jodoh seseorang dapat datang kapan dan di mana saja serta dengan cara apa pun jika Tuhan Yang Mahakuasa menghendakinya. Dengan kuasa Tuhan, Prabu Siliwangi mendapatkan jodohnya, Putri Rambut Kasih, melalui Aki Panyumpit yang sedang berburu di hutan.

Sumber : http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/308-Asal-Mula-Nama-Dayeuh-Manggung-

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya