Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Marga Sumatera Utara PORSEA
Asal Mula Marga Sipahutar

Asul usul Marga Sipahutar merupakan salah satu cerita yang menarik untuk diceritakan. Mayoritas orang yang bermarga ini sudah mengetahui ceritanya. Tetapi tak sedikit pula yang ingin tahu bagaimana cerita dari marga ini. Dari cerita yang turun temurun, maka konon ceritanya RAJA SIPAHUTAR digelari juga 'SOPIAK LANGIT'. Gelar itu diberikan kerena kondisi indera penglihatannya tidak sempurna. Konon tanah kelahiran Si Raja Sipahutar berasal dari 1 kampung di pinggiran Danau Toba, sekitar kota Porsea. Adapun saudara dari Raja Sipahutar adalah abang beradik yang berasal dari 1 Ayah, yang bernama Datu Dalu. Abang beradik itu adalah :

1. Pasaribu (Habeahan, Bondar, Gorat)
2. Batubara
3. Sipahutar
4. Matondang
5. Tarihoran
6. Harahap
7. Gurning
8. Saruksuk
9. Parapat
10. Tanjung
 
Sedari kecil sampai besar Sopiak Langit sudah belajar perdukunan. Dia sangat dikenal sekaligus ditakuti oleh orang banyak karena kesaktiannya. Bahkan pengaruh kekuatannya itu yang kemudian memperkenalkan dirinya dengan seorang pariban yang bernama 'GIRING PANAITAN BORU HASIBUAN', putri dari Tulangnya, HASIBUAN DATURARA dari kampung Janjimatogu Porsea. Yang dikemudian hari dipinang menjadi istrinya.
 
3 anak keturunan Sopiak Langit Raja Sipahutar dari Boru Hasibuan adalah :
1. Hutabalian (Sulung)
2. Namora Sohataon (Tengah)
3. Daulai (Bungsu)
 
Namun yang tetap membawa marga Sipahutar sampai hari ini hanya dari anak no.2 yaitu Namora Sohataon. Sementara anak bungsunya, Daulai membawa marga Daulai. Sedangkan yang anak sulungnya, Hutabalian tidak memiliki keturunan karena dihukum oleh Bapaknya. Ia ditiup oleh Bapaknya sampai ke bukit Simanuk Manuk. Ini semua dikarenakan sikap Hutabalian yang tidak terpuji.
 
Dikemudian hari, Sopiak Langit sering merenung dan menyesali perbuatannya. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan Ia pergi jauh dari kampungnya untuk melupakan kejadian menyedihkan tersebut. Ketika Ia pergi dari kampungnya, Ia meninggalkan istrinya, Boru Hasibuan, namun kedua anaknya yang lain turut dibawanya. Mereka bertiga berpetualang selama berhari-hari menelusuri jalan dan daerah yang tak bertuan dan tak bernama. Setelah menempuh perjalanan yang panjang, mereka berhenti di suatu tempat dan mendirikan Para-para (menara kayu) sebagai tempat untuk mereka tinggal. Disanalah Ia berladang sambil membesarkan kedua anaknya. Kampung inilah yang kemudian bernama DESA SIPAHUTAR (sekarang Kecamatan Sipahutar), karena Raja Sipahutar yang bergelar Sopiak Langitlah yang merintisnya.
 
Setelah kedua anaknya dewasa, Si Bungsu, Daulai merantau ke daerah Tapanuli Selatan (Sipirok, Angkola, sampai ke Mandailing). Dari daerah inilah kemudian berkembang luas Marga Daulai dan berdiaspora sampai hari ini. Sedangkang si anak kedua, Namora Suhataon, Ia menetap di kampung itu. Sampai akhirnya Ia menikah dan memiliki 2 orang anak, yaitu :
1. Namora Tongguon (Sulung)
2. Paung Bosar (Bungsu)
 
Dalam perjalanan hidup Sopiak Langit selama di kampung Sipahutar, mamiliki banyak cerita dan dongeng. Ada yang menggambarkan jika Ia memiliki kekuatan yang tak tertandingi, Ia memiliki ilmu kebal. Ada juga yang mengatakan bahwa Ia adalah Dukun Sakti Mandraguna, yang dapat mengobati beragam penyakit. Dan masih baynak juga pekerjaan2 positif lainnya. Tetapi dibalik kehebatannya itu, ada juga pekerjaan2 atau sikap2nya yang kurang terpuji. Seperti mengambil istri orang lain untuk menjadi istrinya melalui kekuatan yang dimilikinya.
 
Sopiak Langit meninggal secara alamiah di desa Sipahutar. Di kemudian hari di tahun 1971 oleh keturunan Sipahutar dibuatlah makam resmi beserta tulang belulang istrinya, Boru Hasibuan yang diambil dari desa Janji Matobu, Porsea.
 
Adapun cerita dari kedua cucu Sopiak Langit yang bernama Namora Tongguon dan Paung Bosar beserta keturunannya pada akhirnya meninggalkan desa tersebut untuk mencari tempat hidup yang lebih baik. Mereka meninggalkan tanah dan harta warisan yang dititipkan ke Marga Silitonga. Hal inilah yang di kemudian hari sampai dengan hari ini tidak ada lagi keturunan Sipahutar di desa tersebut, melainkan diganti dengan keturunan Silitonga.
 
Keturunan dari Namora Tongguon ada 5 orang :
1. Ompu Mandalo (bertempat di Lubu Singkam, Sipoholon, Tarutung, Garoga)
2. Ompu Sahata (bertempat di Lubu Singkam, Pagar Batu, Parsingkaman/Banuaji)
3. Ompu Rido (bertempat di Parsoburan, Garoga, Labuhan Batu)
4. Ompu Partuhoran (bertempat di Tarutung, Siborong-borong, Sibolga)
5. Ompu Raja Silaing (bertempat di Pagar Batu, Adian Koting, Pinangsori, Pahae)
 
Keturunan dari Paung Bosar ada 4 orang, yaitu :
1. Ompu Bela
2. Ompu Porhas Sohaunangan
3. Ompu Jokkas Ulubalang
4. Ompu Namora Sojuangon
 
4 keturunan dari Paung Bosar bermukim di daerah :
Tarutung, Parsingkaman, Silangkitang, Sipan/Sihaporas (Sibolga), Pinangsori, Batangtoru, dan daerah2 lain. Demikianlah keturunan2 Raja Sipahutar tersebar ke seluruh negeri yang kemudian sampai ke kota2 besar hingga DKI Jakarta.
 
Dari ke-9 keturunan inilah yang pada akhirnya mewarnai perkembangan kuantitas/jumlah marga Sipahutar di muka bumi ini.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline