|
|
|
|
Asal Mula Marga Siboro Tanggal 06 Aug 2018 oleh Oskm_19718275_josua . |
Asal Mula Marga Siboro
Toga Simamora memiliki 3 orang anak yang diketahui oleh umum, yaitu Purba, Manalu, Simamora Debata Raja. Tetapi pada versi lain, bahwa ada anak Toga Simamora yang lain yang bernama Rambe, yang kemudian mengasingkan diri kedaerah Tapanuli Selatan. Dan marga Debata Raja sendiri bukanlah anak kandung dari Toga Simamora, ia adalah anak dari Marga Manurung, yang pada saat itu ibunya terancam kehidupannya, yang kemudian ditolong oleh Toga Simamora, dan anak itu dipelihara, dan kemudian diangkat menjadi anak.
Toga Purba memiliki 3 orang putra, yaitu Pantomhobol, Sigulangbatu, dan Parhorbo.
Nah, Dari keturunan Oppung Sigulangbatu, maka lahirlah Marga Siboro yang disebut DATU PARULAS (karena ia mampu membahas hal yang belum diketahui) PARULTOP (karena memang keahlian dan pekerjaannya adalah marultop
Apakah Siboro adalah orang Simalungun? Pekerjaan Siboro I yang selalu berkelana berburu, telah menuntun hidupnya hingga sampai ke tanah Haranggaol. dan kemudian ia membentuk perkampungan yang disebut Siboro Gaunggaung. daerah ini sangatlah sulit untuk dimasuki oleh orang lain.
suatu waktu, Siboro I melanjuttkan perjalanannya ke arah Sagala, sebelumnya ia menitip pesan kepada saudaranya Purba Dasuha. Ia meninggalkan sebuah bunga, dengan pesan jika bunga itu layu berarti ia dalam bahaya, jika bunga itu mati, maka ia juga mati. bersama dengan bunga itu ia juga meninggalkan tawar yang disebut Tawar sipangabang-abang, sipangubung-ubung, sipangolu naung mate, siparata naung busuk.
Setelah ia sampai ditanah Sagala, ia berhasil menyelesaiakan masalah yang ada disana. Meskipun ia terkabar meninggal saat ia membunuh Lali si pitu ulu. yang kemudian ia dihidupkan kembali oleh Purba Dasuha dengan tawar tadi. Oleh karenanya Dasuha disebut Haha ni Uhum.
Setelah itu Siboro I pergi kedaerah Nainggolan. Didaerah itu ia bertemu dengan br.Nainggolan yang sedang berbadan 2, karena ia telah menjalin hubungan terlarang dengan ibotona marga Nainggolan. Oleh karena adat sangat melarang hal tersebut, maka ia hendak membunuh dirinya sendiri. Untungnya ia bertemu dengan Siboro I, dan kemudian Siboro I mempersuntingnya menjadi istri. Tetapi, sebelum ia anak itu lahir, siboro I telah melanjutkan perjalanan ke daerah Perdagangan.
Setelah anak yang dikandung oleh br.Nainggolan lahir, maka timbul permasalahan, marga apakah anak itu. Maka raja Nainggolan menanyakan hal itu kepadanya, tetapi br.Nainggolan tersebut tidak mengetahui marga apa sebenarnya suaminya. yang ia tahu bahwa suaminya adalah DATU PARULAS PARULTOP, DATANG SEPERTI ANGIN, PERGI PUN SEPERTI ANGIN.
Oleh karenanya, raja Nainggolan mengambil keputusan: Buti mai, ta bahen ma dakdanak on tu Lumban ni Raja an. yang artinya baiklah anak ini kita tempat kan di Lumban Raja Akhirnya, LumbanRaja adalah marga anak tersebut.oga Simamora memiliki 3 orang anak yang diketahui oleh umum, yaitu Purba, Manalu, Simamora Debata Raja. Tetapi pada versi lain, bahwa ada anak Toga Simamora yang lain yang bernama Rambe, yang kemudian mengasingkan diri kedaerah Tapanuli Selatan. Dan marga Debata Raja sendiri bukanlah anak kandung dari Toga Simamora, ia adalah anak dari Marga Manurung, yang pada saat itu ibunya terancam kehidupannya, yang kemudian ditolong oleh Toga Simamora, dan anak itu dipelihara, dan kemudian diangkat menjadi anak.
Toga Purba memiliki 3 orang putra, yaitu Pantomhobol, Sigulangbatu, dan Parhorbo.
Nah, Dari keturunan Oppung Sigulangbatu, maka lahirlah Marga Siboro yang disebut DATU PARULAS (karena ia mampu membahas hal yang belum diketahui) PARULTOP (karena memang keahlian dan pekerjaannya adalah marultop
Apakah Siboro adalah orang Simalungun? Pekerjaan Siboro I yang selalu berkelana berburu, telah menuntun hidupnya hingga sampai ke tanah Haranggaol. dan kemudian ia membentuk perkampungan yang disebut Siboro Gaunggaung. daerah ini sangatlah sulit untuk dimasuki oleh orang lain.
suatu waktu, Siboro I melanjuttkan perjalanannya ke arah Sagala, sebelumnya ia menitip pesan kepada saudaranya Purba Dasuha. Ia meninggalkan sebuah bunga, dengan pesan jika bunga itu layu berarti ia dalam bahaya, jika bunga itu mati, maka ia juga mati. bersama dengan bunga itu ia juga meninggalkan tawar yang disebut Tawar sipangabang-abang, sipangubung-ubung, sipangolu naung mate, siparata naung busuk.
Setelah ia sampai ditanah Sagala, ia berhasil menyelesaiakan masalah yang ada disana. Meskipun ia terkabar meninggal saat ia membunuh Lali si pitu ulu. yang kemudian ia dihidupkan kembali oleh Purba Dasuha dengan tawar tadi. Oleh karenanya Dasuha disebut Haha ni Uhum.
Setelah itu Siboro I pergi kedaerah Nainggolan. Didaerah itu ia bertemu dengan br.Nainggolan yang sedang berbadan 2, karena ia telah menjalin hubungan terlarang dengan ibotona marga Nainggolan. Oleh karena adat sangat melarang hal tersebut, maka ia hendak membunuh dirinya sendiri. Untungnya ia bertemu dengan Siboro I, dan kemudian Siboro I mempersuntingnya menjadi istri. Tetapi, sebelum ia anak itu lahir, siboro I telah melanjutkan perjalanan ke daerah Perdagangan.
Setelah anak yang dikandung oleh br.Nainggolan lahir, maka timbul permasalahan, marga apakah anak itu. Maka raja Nainggolan menanyakan hal itu kepadanya, tetapi br.Nainggolan tersebut tidak mengetahui marga apa sebenarnya suaminya. yang ia tahu bahwa suaminya adalah DATU PARULAS PARULTOP, DATANG SEPERTI ANGIN, PERGI PUN SEPERTI ANGIN.
Oleh karenanya, raja Nainggolan mengambil keputusan: Buti mai, ta bahen ma dakdanak on tu Lumban ni Raja an. yang artinya baiklah anak ini kita tempat kan di Lumban Raja Akhirnya, LumbanRaja adalah marga anak tersebut.
Source : sigorgalangit.blogspot.com
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |