Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
Asal Mula Marga Siboro
- 6 Agustus 2018

Asal Mula Marga Siboro

Toga Simamora memiliki 3 orang anak yang diketahui oleh umum, yaitu Purba, Manalu, Simamora Debata Raja. Tetapi pada versi lain, bahwa ada anak Toga Simamora yang lain yang bernama Rambe, yang kemudian mengasingkan diri kedaerah Tapanuli Selatan. Dan marga Debata Raja sendiri bukanlah anak kandung dari Toga Simamora, ia adalah anak dari Marga Manurung, yang pada saat itu ibunya terancam kehidupannya, yang kemudian ditolong oleh Toga Simamora, dan anak itu dipelihara, dan kemudian diangkat menjadi anak.

Toga Purba memiliki 3 orang putra, yaitu Pantomhobol, Sigulangbatu, dan Parhorbo. Nah, Dari keturunan Oppung Sigulangbatu, maka lahirlah Marga Siboro yang disebut DATU PARULAS (karena ia mampu membahas hal yang belum diketahui) PARULTOP (karena memang keahlian dan pekerjaannya adalah marultop )

Apakah Siboro adalah orang Simalungun? Pekerjaan Siboro I yang selalu berkelana berburu, telah menuntun hidupnya hingga sampai ke tanah Haranggaol. dan kemudian ia membentuk perkampungan yang disebut Siboro Gaunggaung. daerah ini sangatlah sulit untuk dimasuki oleh orang lain.

suatu waktu, Siboro I melanjuttkan perjalanannya ke arah Sagala, sebelumnya ia menitip pesan kepada saudaranya Purba Dasuha. Ia meninggalkan sebuah bunga, dengan pesan jika bunga itu layu berarti ia dalam bahaya, jika bunga itu mati, maka ia juga mati. bersama dengan bunga itu ia juga meninggalkan tawar yang disebut Tawar sipangabang-abang, sipangubung-ubung, sipangolu naung mate, siparata naung busuk.

Setelah ia sampai ditanah Sagala, ia berhasil menyelesaiakan masalah yang ada disana. Meskipun ia terkabar meninggal saat ia membunuh Lali si pitu ulu. yang kemudian ia dihidupkan kembali oleh Purba Dasuha dengan tawar tadi. Oleh karenanya Dasuha disebut Haha ni Uhum.

Setelah itu Siboro I pergi kedaerah Nainggolan. Didaerah itu ia bertemu dengan br.Nainggolan yang sedang berbadan 2, karena ia telah menjalin hubungan terlarang dengan ibotona marga Nainggolan. Oleh karena adat sangat melarang hal tersebut, maka ia hendak membunuh dirinya sendiri. Untungnya ia bertemu dengan Siboro I, dan kemudian Siboro I mempersuntingnya menjadi istri. Tetapi, sebelum ia anak itu lahir, siboro I telah melanjutkan perjalanan ke daerah Perdagangan.

Setelah anak yang dikandung oleh br.Nainggolan lahir, maka timbul permasalahan, marga apakah anak itu. Maka raja Nainggolan menanyakan hal itu kepadanya, tetapi br.Nainggolan tersebut tidak mengetahui marga apa sebenarnya suaminya. yang ia tahu bahwa suaminya adalah DATU PARULAS PARULTOP, DATANG SEPERTI ANGIN, PERGI PUN SEPERTI ANGIN.

Oleh karenanya, raja Nainggolan mengambil keputusan: Buti mai, ta bahen ma dakdanak on tu Lumban ni Raja an. yang artinya baiklah anak ini kita tempat kan di Lumban Raja Akhirnya, LumbanRaja adalah marga anak tersebut.oga Simamora memiliki 3 orang anak yang diketahui oleh umum, yaitu Purba, Manalu, Simamora Debata Raja. Tetapi pada versi lain, bahwa ada anak Toga Simamora yang lain yang bernama Rambe, yang kemudian mengasingkan diri kedaerah Tapanuli Selatan. Dan marga Debata Raja sendiri bukanlah anak kandung dari Toga Simamora, ia adalah anak dari Marga Manurung, yang pada saat itu ibunya terancam kehidupannya, yang kemudian ditolong oleh Toga Simamora, dan anak itu dipelihara, dan kemudian diangkat menjadi anak.

Toga Purba memiliki 3 orang putra, yaitu Pantomhobol, Sigulangbatu, dan Parhorbo. Nah, Dari keturunan Oppung Sigulangbatu, maka lahirlah Marga Siboro yang disebut DATU PARULAS (karena ia mampu membahas hal yang belum diketahui) PARULTOP (karena memang keahlian dan pekerjaannya adalah marultop )

Apakah Siboro adalah orang Simalungun? Pekerjaan Siboro I yang selalu berkelana berburu, telah menuntun hidupnya hingga sampai ke tanah Haranggaol. dan kemudian ia membentuk perkampungan yang disebut Siboro Gaunggaung. daerah ini sangatlah sulit untuk dimasuki oleh orang lain.

suatu waktu, Siboro I melanjuttkan perjalanannya ke arah Sagala, sebelumnya ia menitip pesan kepada saudaranya Purba Dasuha. Ia meninggalkan sebuah bunga, dengan pesan jika bunga itu layu berarti ia dalam bahaya, jika bunga itu mati, maka ia juga mati. bersama dengan bunga itu ia juga meninggalkan tawar yang disebut Tawar sipangabang-abang, sipangubung-ubung, sipangolu naung mate, siparata naung busuk.

Setelah ia sampai ditanah Sagala, ia berhasil menyelesaiakan masalah yang ada disana. Meskipun ia terkabar meninggal saat ia membunuh Lali si pitu ulu. yang kemudian ia dihidupkan kembali oleh Purba Dasuha dengan tawar tadi. Oleh karenanya Dasuha disebut Haha ni Uhum.

Setelah itu Siboro I pergi kedaerah Nainggolan. Didaerah itu ia bertemu dengan br.Nainggolan yang sedang berbadan 2, karena ia telah menjalin hubungan terlarang dengan ibotona marga Nainggolan. Oleh karena adat sangat melarang hal tersebut, maka ia hendak membunuh dirinya sendiri. Untungnya ia bertemu dengan Siboro I, dan kemudian Siboro I mempersuntingnya menjadi istri. Tetapi, sebelum ia anak itu lahir, siboro I telah melanjutkan perjalanan ke daerah Perdagangan.

Setelah anak yang dikandung oleh br.Nainggolan lahir, maka timbul permasalahan, marga apakah anak itu. Maka raja Nainggolan menanyakan hal itu kepadanya, tetapi br.Nainggolan tersebut tidak mengetahui marga apa sebenarnya suaminya. yang ia tahu bahwa suaminya adalah DATU PARULAS PARULTOP, DATANG SEPERTI ANGIN, PERGI PUN SEPERTI ANGIN.

Oleh karenanya, raja Nainggolan mengambil keputusan: Buti mai, ta bahen ma dakdanak on tu Lumban ni Raja an. yang artinya baiklah anak ini kita tempat kan di Lumban Raja Akhirnya, LumbanRaja adalah marga anak tersebut.

Source : sigorgalangit.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline