Puteri Pukes tinggal di Kampung Nosar, sebuah kampung di daerah Aceh bagian tengah. Dia baru saja menikah dengan seorang lelaki dari Samar Kilang, yang berjarak cukup jauh dari Kampung Nosar. Lelaki baik hati itu adalah keturunan saudagar kaya. Sesuai adat Gayo, setiap perempuan yang menikah harus ikut ke kampung suaminya dan tinggal di sana selama-lamanya. Hal ini sungguh menyiksa perasaan Puteri Pukes.
“Anakku, Ibu tahu perasaanmu. Engkau pasti merasa berat untuk meninggalkan kampung kita ini, juga meninggalkan ibu dan ayahmu,” ucap ibu Puteri Pukes sambil mendekati puteri semata wayangnya. Diusapnya kepala Puteri Pukes dengan perasaan sayang.
Perasaan Puteri Pukes mulai bergejolak. Sebelumnya Puteri pernah mengutarakan keberatannya apabila menikah dan harus meninggalkan keluarganya. Tetapi hal ini adalah adat-istiadat mereka. Siapa yang menentang adat konon akan celaka.
“Ibu, kalau aku pergi, siapa yang akan menjaga Ibu? Siapa yang akan menemani Ayah ketika bersedih?” tanya Puteri Pukes dengan tatapan sayu. Matanya sudah lama sembab sebab beberapa hari setelah pesta pernikahannya usai, dia malah banyak menangis.
“Dan siapa yang akan mengajakku bercerita tentang alam, gunung-gunung, dan hutan?” ujar Puteri Pukes lagi dengan wajah merengut.
“Anakku, engkau sudah dewasa dan menjadi istri orang. Tidak seharusnya engkau mengucapkan kata-kata itu. Kata-katamu sangat tidak enak didengar, apalagi kalau suamimu yang mendengarnya.”
“Bu, bagaimana kalau aku merindukan Ibu? Bagaimana kalau aku ingin bertemu Ayah? Jarak Samar Kilang ke Nosar ini sangat jauh. Kita harus melintasi pegunungan, sungai, danau, bahkan hutan dan semak-belukar!” Air mata Puteri Pukes mulai meleleh. Sedih rasanya harus meninggalkan kampung halaman dan kedua orang tuanya, hanya karena menikah.
Namun, tak dapat ditolak, hari perpisahan antara Puteri Pukes dengan kedua orangtuanya pun terjadi.
”Kalau engkau sudah meninggalkan kampung ini, jangan pernah menoleh ke belakang, anakku. Supaya engkau tidak terbayang-bayang wajah ibu dan ayahmu. Kami sudah ikhlas melepasmu. Berbahagialah engkau bersama suamimu,” kata ibu Puteri Pukes sambil memeluk dan mencium pipi puterinya itu.
“Pergilah, Nak. Ikutilah kehendak dan nasihat suamimu,” kata ayah Puteri Pukes sambil memeluk Puteri Pukes yang mulai menangis lagi.
Menurut adat Gayo, seorang istri memang wajib mengabdi kepada suami dan keluarganya, serta membesarkan dan mendidik anak-anaknya.
Puteri Pukes akhirnya meninggalkan rumah dan kedua orangtuanya dengan perasaan hancur. Suaminya sudah berusaha menuntun tangannya, tetapi Puteri Pukes menolak. Dia masih ingin menikmati pemandangan kampung halamannya untuk terakhir kali.
Puteri Pukes berjalan amat pelan. Setelah agak jauh dari rumah, dia berharap masih bisa melihat wajah ibu dan ayahnya untuk terakhir kali. Puteri Pukes lupa akan nasihat ibunya. Dia pun menoleh ke belakang. Sungguh dia tak pernah membayangkan akibat perbuatannya.
Serta merta langit menjadi gelap gulita. Awan bergulung-gulung seperti hendak runtuh. Petir menyambar-nyambar disertai angin yang sangat kuat. Hujan turun dengan lebat. Rombongan Puteri Pukes, suaminya, dan para pengawal pun berlindung di dalam sebuah gua.
Beberapa waktu kemudian, hujan mulai reda. Pengawal hendak memanggil puteri Pukes untuk bersiap-siap meneruskan perjalanan. Namun, pengawal itu terkejut bukan kepalang. Dia segera tergopoh-gopoh mendekati suami Puteri Pukes.
“Tuan! Tuan! Puteri Pukes tidak dapat bergerak, Tuan! Puteri Pukes menjadi batu!” seru pengawal itu.
“Apa?” Suami Puteri Pukes terkejut. Dia mendatangi istrinya yang berteduh agak jauh di dalam gua.
Benar saja. Di hadapannya tidak ada lagi Puteri Pukes. Yang ada hanyalah seonggok batu yang menyerupai tubuh Puteri Pukes yang sedang menangis. Kedua mata patung itu benar-benar mengeluarkan air. Lama kelamaan air itu membentuk sebuah danau yang sangat luas, yang kemudian disebut Danau Laut Tawar.
Hingga kini patung Puteri Pukes masih ada di sebuah gua yang disebut juga sebagai Gua Pukes. Sesekali patung itu akan menangis, mengeluarkan air seperti air mata. Mungkinkah Puteri Pukes dikutuk menjadi patung karena tidak mendengar kata-kata ibunya? Ah, seandainya patung Puteri Pukes itu bisa bicara dan bukan hanya menangis, mungkin kita akan tahu jawabannya.
Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/asal-mula-danau-laut-tawar/
6 Merk Obat Bius Import Terlaris Di Indonesia 081391262346 Obat Bius Import Terbukti Ampuh Terlaris Obat Bius Trivam Propofol, Obat Bius Hirup Chloroform, Obat Bius Semprot Chlorophyll,Obat Bius Cair Liquid Sex, Obat Tidur Anesthetized, Obat Penenang Sleeping Beauty Aman Tanpa Efeksamping 6 Obat Bius Import Paling AmpuhObat Bius Import Yang Terbukti Ampuh Aman Tanpa Efek Samping 081391262346 Obat Bius Adalah Salah Satu Obat Bagi Seseorang Aatau Di Dunia Medis Untuk Membuat Sasaran Pingsan, Tertidur Pulas Dan Operasi Di Dunia Medis. Setiap Orang Pria Maupun Wanita Yang Pakai Obat Bius Ampuh Ini Dalam Hitungan Detik Dia Akan Langsung Tertidur Atau Pingsan Saat Menggunakannya Obat Bius Tersebut. Di Dalam Dunia Medis Di Kenal Dengan Sebutan ANESTESI Yang Memiliki Arti Tanpa Sensasi. Apa Saja Sih 6 Merk Obat Bius Yang Terbukti Ampuh Dan Efektif…!!! 6 Macam Merk Obat Bius Aman Dan Ampuh Tersebut Adalah Produk Obat Bius Yang Di Kemas Dengan Bentuk Cair, Hirup Dan Semprot Yang Sudah...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan