Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Tasikmalaya
Asal Muasal Kampung Panyalahayan
- 9 Juli 2018
Pada zaman dahulu ada dua orang suami isteri yang sangat baik, hidup di suatu tempat. Mereka mempunyai peliharaan yang cukup banyak jumlahnya, salah satu diantaranya merupakan harimau yang telah jinak serta dipelihara sejak kecil.
Kebahagiaan mereka bertambah besar setelah dianugrahi seorang anak yang montok dan mulus.
Kehidupan mereka sehari-hari bercocok tanam. Maka, tak aneh jika setiap hari mereka tidak ada dirumah, sedangkan bayinya selalu ditinggalkan dirumah serta dijaga oleh seekor harimau itu.
Berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tidak pernah ada kejadian apapun. Namun, pada suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan. Yaitu, pada wakt mereka pulang dari ladangnya di halaman rumahnya disambut si harimau itu dengan riangnya.
Denngan mesranya si harimau mengibas-ngibaskan ekornya sambil menggesek-gesekan badannya kepada mereka. Melihat tingkah laku si harimau sangat berbeda dari hari-hari biasanya, tentu saja menimbulkan pertanyaan “apa gerangan yang telah terjadi?”
Pada waktu mereka sedang berfikir terlihatlah mulut harimau berlumuran darah, sehingga mereka menyangka bahwa anak kesayangannya telah diterkam. Dengan perasaan yang sangat sedih dan menyesal, ayah sang bayi marah kepada harimau sambil berkata, “binatang keparat! Tak tahu balas budi, sejak kecil ku urus, ku pelihara baik-baik, kini kau membalas jasaku dengan kejahatan sehingga kau rela menerkam anak kesayanganku.”
Karena sangat marah, sang ayah menghunus golok dari sarungnya kemudian dihunuskan dan dipancungkan ke leher harimau sambilo berkata denagan geramnya, “terimalah ini hukumanmu, hutang darah harus dibayar dengan darah” dan harimau itupun mati seketika.
Sambil menangis istrinya masuk kedalam rumah diikuti oleh suaminya untuk melihat keadaan anaknya setelah menendang bangkai harimau yang dianggap jahat sebagai pelampiasan rasa marahanya.
Setelah mereka berada di dalam rumah apa yang terjadi? Apa yang mereka lihat? Bayinya sedang berbaring diatas buaian dengan tidak bergerak lalu diraba-raba dadanya ternyata masih ada rasa hangat, menurut dugaan mereka pasti bayinya belum lama meninggal.
Kemudian diguncangkan badan bayi itu agak kencang sehingga mengakibatkan matanya terbuka perlahan-lahan, kemudian melihat kearah mereka dan tersenyum manja.
Mereka bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bayinya ternyata masih hidup. Selanjutnya mereka menemukan bangkai seekir ular besar berlumuran darah tergeletak di dekat buaian sang bayi. Sekarang, mereka sadar bahwa si harimau telah sangat berjasa kepada mereka (telah menyelamatkan anaknya daari lilitan ular besar). Disamping kegembiraan atas keselamatan anaknya, mereka sangat menyesali perbuatannya membunuh harimau yang sangat besar jasanya terhadap mereka.
Hal itu terjadi karena salah terka dalam bahasa sunda “nyalahan”.
Untuk mengingat kejadian tersebut, sejak terbunuhnya harimau, tempat tinggal mereka diberi nama Panyalahan artinya bekas mereka melakukan kesalahan.
Dari hari-kehari tempat itu kian banyak penduduknya sehuingga tempat tersebut menjadi sebuah kampung yang maju dan indah juga dapat melaksanakan “Tibmantra”
Demikian asal mula nama kampung Panyalahan yang sekarang sudah tidak mungkin lagi akan terjadi hal seperti yang telah dialami oleh keluarga tersebut.
Menurut keterangan para orang tua dari kampung Panyalahan, mereka berkata “karena terbunuhnya harimau yang tak berdosa, menyebabkan senjata apapun yang diarahkan keharimau dengan tujuan untuk membunuhnya, sampai sekarang tidak akan mempan”.
Namun, para orang tua di kampung itu tidak menyebutnya dengan nama Panyalahan melainkan menyebutnya dengan sebutan Pamasalahan, karena di daerah tersebut terdapat dua kejadian pertama seperti yang telah diuraikan diatas, yang kedua, di Goa Safarwadi/Goa Keramat itu tempat pemecahan masalah para wali, dan goa yang dimasud itu tempatnya terdapat di daerah Panyalahan.
Jadi menurut keterangan diatas, kedua-duanya dapat diterima yaitu kalau keterangan yang pertama tempat kesalahan (salah terka), keterangan yang kedua tempat para wali mengadakan permusyawaratan/memecahkan masalah mengenai Ilmu Agama di Goa Safarwadi.
Dari Cerita Rakyat Tasikmalaya, diceritakan oleh Soepanto,
Terbitan BP.Jakarta 1974 Jilid IV
 
Sumber: http://karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.com/2015/08/asal-muasal-kampung-panyalahan-cerita.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline