Masakan Ares merupakan sayuran khas Lombok yang berbahan utama pelepah atau kedebong pisang yang masih muda. Uniknya, meskipun diolah bersama santan, saat dimakan rasa makanan ini adalah manis dan gurih. Pada awalnya, ares yang merupakan makanan tradisional suku Sasak ini hanya disajikan saat acara begawe (acara makan-makan setelah berlangsungnya pernikahan). Nah, selain berbahan dasar dan bercita rasa unik, makanan ini ternyata juga memiliki sejarah yang unik.
Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, konon pada suatu masa Pulau Lombok mengalami musim kekeringan yang sangat panjang. Selama masa itu, tidak banyak tumbuhan yang bisa tumbuh sehingga banyak binatang ternak yang mati kelaparan. Anehnya, di antara sekian banyak tumbuhan yang mati, ada satu jenis tumbuhan yang tetap bisa bertahan hidup di tengah kekeringan tersebut, yaitu pohon pisang. Sebagai ganti rumput, pohon ini kemudian dijadikan makanan bagi hewan-hewan ternak yang kelaparan. Loq Ares, salah seorang warga, mengamati sapi-sapinya yang lahap memakan pelepah pisang. Tiba-tiba terbersitlah sebuah ide. Ares kemudian membuat sayur dari pelepah pisang yang masih muda dengan cara memotong-motong pelepah tersebut kemudian meraciknya dengan bumbu yang ada di dapur. Karena rasanya enak, makanan ini kemudian menjadi terkenal. Nama Ares kemudian diambil sebagai nama masakan tradisional yang ia ciptakan tersebut.
Bagaimana cara pembuatannya?
Pertama, pilih batang pisang yang akan digunakan. Sebaiknya gunakan batang pisang batu atau pisang gepok yang rasanya manis. Pemilihan ini sangat penting mengingat ciri khas ares adalah rasanya yang manis alami.
Kedua, kupas batang pohon pisang terlebih dahulu hingga menyisakan sedikit bagian dalamnya. Ingat, batang pisang yang digunakan adalah batang pisang yang segar dan belum memiliki bunga.
Ketiga, iris-iris tipis bagian batang pisang tersebut, bubuhkan garam, kemudian remas-remas, cuci bersih, lalu siap diolah. Bumbu yang digunakan mirip menu kare, yaitu ketumbar, jintan, lengkuas, bawang putih, bawang merah, jahe, kemiri, dan kunyit. Semua bumbu ini dihaluskan lalu ditumis. Setelah harum, tambahkan santan kental. Kemudian, masukkan pelepah pisang yang sudah dipotong-potong. Tambahkan garam dan gula sesuai selera, lalu masak hingga matang, kira-kira sekitar 15 menit.
Jika suka, Anda juga bisa menambahkan daging. Yang perlu diingat, jangan tambahkan penyedap rasa karena akan merusak cita rasa sayur ares dan membuatnya terasa aneh. Nah, jika disajikan dalam suatu acara pernikahan, gunakan panci besar untuk memasaknya. Proses memasak dengan panci besar ini biasanya menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Dalam tradisi masyarakat Lombok, ares adalah menu wajib yang harus dihidangkan pada setiap pesta pernikahan.
Tidak sedang menghadiri acara pernikahan kerabat di Lombok? Jangan khawatir, saat ini ares sudah biasa disajikan di warung-warung biasa sebagai makanan sehari-hari. Tentu saja, sayur ini akan jauh lebih nikmat jika dimakan dengan sepiring nasi putih saat masih hangat mengepul.
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/04/ares-kedebong-puntiq-kuliner-unik-khas.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang