|
|
|
|
Angklung Paglak Banyuwangi Tanggal 10 Aug 2018 oleh Oskm18_16618326_fikri . |
Banyuwangi sudah dikenal sebagai penghasil beras dengan kualitas tinggi sejak jaman kerajaan. Mayoritas dari penduduk Banyuwangi berprofesi sebagai petani pada kala itu. Salah satu buktinya yaitu daerah Singojuruh, Glenmore, Kemiren dan Licin adalah daerah yang biasa disebut sebagai lumbung padinya masyarakat Banyuwangi atau yang biasa disebut dengan Suku Using. Hasil beras yang ditanam oleh Suku Using terutama yang berupa beras merah unggulan dikirim ke Kerajaan yang ada di Jawa seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Kediri.
Pada abad ke 17, masyarakat Suku Using mulai memainkan alat musik Angklung Paglak disela waktu istirahat mereka menanam padi tersebut sambil diiringi alunan pukulan Gendang. Hal tersebut bertujuan untuk menghibur sekaligus merayakan masa panen. Angklung Paglak itu sendiri dibuat sederhana dari bambu yang biasa tumbuh disekitar sawah warga. Berbeda dengan Angklung yang berasal dari Jawa Barat, Angklung Paglak ini adalah alat musik yang dipukul menggunakan kayu yang dibentuk sedemikian rupa agar bisa menghasilkan suara yang nyaring. Tidak seperti Angklung pada umumnya yang hanya bisa menghasilkan 1 buah nada, Angklung Paglak mempunyai 5 buah nada dasar atau yang disebut sebagai alat musik pentatonix. Lagu yang biasa dimainkan dengan alat musik ini adalah lagu khas Banyuwangi seperti Cengkir Gading dan Tanah Kelahiran. Tempat untuk memainkannya pun cukup unik, yaitu diatas gubuk yang tingginya bisa mencapai 10 – 15 meter diatas permukaan sawah mereka. Hal ini bertujuan agar warga disekitar sawah bisa mendengarkan alunan nada yang dihasilkan oleh Angklung Paglak itu sendiri.
Kebiasaan yang dilakukan Suku Using tersebut terus berlangsung hingga masuk masa penjajahan, dan akhirnya sedikit demi sedikit hilang dengan adanya masa tersebut. Dan untuk melestarikan salah satu alat musik dari Banyuwangi tersebut pada tahun 2018 ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengadakan Festival Angklung Paglak yang diadakan di Kecamatan Blimbingsari lebih tepatnya didepan bandara kebanggaan masyarakat Banyuwangi yaitu Bandara Blimbingsari.
#OSKM18
Sumber Gambar :
https://services.gardanasional.id/fileload/angklungjpg_quHRA.jpg
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |