|
|
|
|
Sisingaan dari Subang Tanggal 10 Aug 2018 oleh OSKM18_16418041_Fikri Akbar Widianto. |
Sisingaan
Sisingaan merupakan salah satu kesenian pertunjukan tari yang berasal dari Kota Subang, Jawa Barat. Kesenian ini menggunakan tandu sebagai sarana pertunjukannya. Lahirnya kesenian sisingaan ini bermula pada masa kolonial penjajahan, dimana saat itu daerah Subang dijajah oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Kesenian Sisingaan dinilai banyak kalangan sebagai bentuk pemberontakan serta perlawanan karena rasa ketidakpuasan warga pribumi terhadap pemerintah Hindia Belanda saat itu.
Kesenian Sisingaan diciptakan pada tahun 1975 oleh seniman sunda. Awal mula Sisingaan diciptakan karena pada masa itu, masyarakat Subang kedatangan kaum urban dari Ponorogo yang membawa seni Reog Ponorogo. Para seniman sunda pada masa itu akhirnya melakukan diskusi dimana mereka menyimpulkan bahwa Reog Ponorogo mampu menarik perhatian dan memiliki nilai filosofi serta catatan sejarah melawan kolonial Belanda. Maka dari itu akhirnya para seniman Sunda menciptakan sebuah kesenian yang mampu membawa nama Subang. Sisingaan diilhami memiliki cerita yang sama dengan dengan reog, yaitu menceritakan tentang perjalanan para pengawal raja singa barong menuju kerajaan Lodaya. Meskipun sang raja sangat angkuh, tetapi sang pengawal tetap setia untuk terus memikul tandu milik sang raja beristirahat. Secara filosofi, para pemikul tandu ini dilambangkan sebagai rakyat pribumi yang terjajah dan tertindas serta singa yang mereka pikul umpama Belanda dan Inggris (VOC) yang menjajah Indonesia.
Sisingaan dimainkan oleh 8 orang pemikul tandu, 2 sisingaan, penunggang sisingaan, pengiring musik dan juru kawih. 1 tandu dimainkan oleh 4 orang pemikul tandu dan seorang anak kecil yang duduk diatas singa buatan. Alasan penunggang sisingaan anak-anak, agar nantinya generasi muda harus mampu untuk mengusir para penjajah dari Indonesia.
Pola penyajian dari pertunjukan sisingaan ini adalah tatalu, kidung, sajian Ibingan, atraksi atau demo, dan ditutup dengan musik keringan. Alat musik yang dijadikan pengiring dalam pertunjukan ini cukup banyak, diantaranya kendang, kulanter, bonang, terompet, gong, kempul serta kecrek dan semua alat musik dimainkan sambil berdiri, digotong dan diikatkan ke tubuh. Pertunjukan sis
Kesenian Sisingaan biasa ditampilkan dalam acara hajatan atau khitanan. Masyarakat juga mempercayai bahwa sisingaan menjadi simbol keselamatan atau syukuran.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |