×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Elemen Budaya

Musik dan Lagu

Provinsi

Sulawesi Selatan

Asal Daerah

Sulawesi Selatan

Angin Membawa Bahasa

Tanggal 26 Mar 2018 oleh Ari Vanuaranu.

Lagu "Anging Mammiri" tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, berkat buku-buku kumpulan lagu daerah yang menjadi pegangan para pelajar sekolah dasar di Indonesia. Namun, tidak banyak yang tahu bahasa apa yang digunakan lagu ini. Banyak yang mengira lagu ini dalam bahasa Bugis, padahal yang benar adalah bahasa Makassar. Lho, memang apa bedanya? Meski sama-sama berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan, bahasa Bugis dan bahasa Makassar adalah dua bahasa yang berbeda. Penutur kedua bahasa ini tidak bisa memahami satu sama lain, oleh karena itu komunikasi antar-suku di Sulawesi Selatan biasanya dilakukan dalam dialek Makassar.

Lho, beda bahasa Makassar dan dialek Makassar apa? Bahasa Makassar adalah bahasa tersendiri yang tidak bisa dimengerti oleh penutur bahasa Indonesia/Melayu, sedangkan bahasa Indonesia (atau Melayu) dialek Makassar kurang lebih sama dengan bahasa Indonesia yang digunakan di daerah lain, tapi banyak menyerap fitur berbagai bahasa dan dialek di Sulawesi Selatan; Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, dan lain sebagainya. Ciri khas dialek Makassar adalah penambahan akhiran seperti "ki", "ji", "mi", "kodong", dan lain-lain. 

Contoh:

  • "Mau ke mana, ki?"
  • "Ayo makan, mi!"
  • "Kasihan sekali, kodong..."

Kembali lagi ke "Anging Mammiri", banyak yang menggemari lagu ini tanpa mengetahui arti yang sebenarnya. Banyak penyanyi, paduan suara (koor) dan band yang membawakan kembali lagu ini dengan nada yang ceria, bahkan dengan air muka yang sumringah. Tentu harus kita hargai upaya mereka dalam melestarikan warisan budaya Indonesia, akan tetapi alangkah baiknya jika lagu tersebut dibawakan sesuai dengan maknanya.

Seyogianya "Anging Mammiri" adalah lagu sedih tentang kerinduan akan orang yang terkasih, jadi sungguh tidak tepat jika dinyanyikan dengan ekspresi bahagia, apalagi sambil menari-nari dengan rentak yang rancak. Berikut lirik lagu "Anging Mammiri" beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia untuk menjadi rujukan kita bersama. Jika ada yang salah, silakan koreksi saya.

 

"Anging Mammiri"

#1

Anging mammiri kupasang (Kepada angin semilir ku berpesan)

Pitujui tontonganna (Sampaikanlah pesanku ke jendelanya)

Tusarroa takkaluppa (Kepada dia yang selalu melupakan)

E aule... Namangngu’rangi (Aduhai, hingga teringatlah dia)

Tutenayya, tutenayya pa’risi’na (Dia yang tak memiliki simpati)

#2

Battumi anging mammiri (Datanglah angin semilir)

Anging ngerang dinging-dinging (Angin yang membawa hawa dingin)

Namalantang saribuku (Dingin yang menusuk hingga ke tulang)

E aule... Mangerang nakku (Aduhai, agar dia dapat mengingat)

Nalo’lorang.. Nalo’lorang je’ne matta (Dan bercucuranlah air mata)

NB 1: Sebenarnya ada stanza #3. Yang punya liriknya, tolong kasih tahu saya!

NB 2: Sebenarnya "e aule" tidak memiliki arti tertentu, di sini saya gunakan "aduhai" sebagai padanannya dalam bahasa Indonesia sebagai pemanis saja

 

Nelangsa sekali, bukan? Apalagi kalau lagu ini dinyanyikan saat di perantauan dan sedang menjalani hubungan jarak jauh... Tentu semakin menyayat hati! Kalau sudah tahu arti di balik lagu ini, tentunya akan lebih mudah untuk menghayatinya, baik saat bernyanyi di karaoke dengan teman-teman, di atas panggung, ataupun saat sendiri di kamar merindukan sang kekasih hati.

Sebagai penutup, saya berikan terjemahan "air mata" dalam tiga bahasa utama di Sulawesi Selatan, biar yang sedang sedih dan rindu makin berasa:

  • Je'ne' mata (bahasa Makassar)
  • Uwae mata (bahasa Bugis)
  • Wai mata (bahasa Toraja)

Sedih sekali, kodong! 

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...