Bagi urang awak, nama ampiang dadiah mungkin sudah tidak asing lagi. Karena satu dari sekian banyak kuliner tradisional yang merupakan khas Ranah Minang ini, memang hanya bisa ditemui di beberapa daerah di Sumatera Barat (Bukittinggi, Padang Panjang, dll). Ampiang dadiah, bukan berarti hampir didih atau nyaris mendidih. Melainkan kolaborasi dua jenis makanan yang terdiri dari ampiang (beras pulut yang ditumbuk sampai pipih) dan dadiah (hasil fermentasi susu kerbau murni).
Merunut kepada sejarah, Sudirman menyebutkan, jika jenis makanan dadiah yang merupakan hasil fermentasi susu kerbau murni itu, sudah ada sejak zaman dahulunya. Dadiah yang melewati proses fermentasi sebelum akhirnya disajikan dalam bentuk yogurt itu, dulunya bahkan menjadi makanan favorit sebagai pengganti lauk atau sambal untuk makanan utama (nasi).
Bahkan oleh sebagian orang tua-tua di zaman saisuak (dahulu), dadiah juga kerap dijadikan sebagai parabuang alias makanan ringan pengganti agar-agar, yang disantap bersama potongan cabe muda. Hmmmm, maknyos.
Cara Pembuatan:
"Proses pengolahan dadiah yang berawal dari tahapan pembekuan susu cair yang difermentasikan ke dalam potongan batuang (bambu) itu, akhirnya mulai dipopulerkan sebagai salah satu makanan tradisional, yakni setelah ditemukannya adukan resep yang memadukan antara ampiang, dadiah, kelapa dan tangguli (gula enau yang dicairkan),” kata Sudirman.
Proses fermentasi dadiah, baru mencapai hasil maksimal setelah diinapkan selama 2 malam di dalam tabung bambu dengan ukuran penyajian yang bervariasi, mulai dari 15 hingga 20 centi meter. Sedangkan untuk ketahanan jelang memasuki masa kadaluwarsa, dadiah masih layak dan sehat untuk dikonsumsi sampai rentang waktu satu minggu sejak mulai difermentasikan. “Bentuk dan rasanya akan berubah setelah satu minggu,” kata Sudirman.
Berdasarkan keyakinan turun temurun, ampiang dadiah dipercaya berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol, memacu kesehatan dan cara kerja jantung, serta makanan yang baik untuk menambah stamina dan daya tahan tubuh.
Namun demikian, dadiah yang jika dikonsumsi secara berlebihan dari takaran standar antara 1 sampai 2 kali dalam 5 hari, juga dikhawatirkan akan mengakibatkan si konsumen rentan terserang hypertensi dan tekanan darah tinggi.
Sederhana dalam penyajian, namun kaya akan gizi dan keunggulan cita rasa, ampiang dadiahlah namanya. Tak salah pula kiranya, jika bukti nyata dari keberagaman kuliner tradisional Ranah Minang ini, seperti telah menempatkan diri sebagai satu dari sekian ikon kuliner khas urang awak, yang telah pula menjadi selera mancanegara. Pesona ampiang dadiah, pesona kuliner Ranah Minang. (haluan/ryan syair)
Alamat Penjual:
Bofet Sianok
Pasar Payakumbuh, Jalan Ahmad Yani No. 8
Sumber : https://islamicmedicalfairfski2012.wordpress.com/2012/07/11/kuliner-khas-minang-part-1/
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...