Tak ada kata lain selain kata unik untuk menggambarkan keadaan kampung dan sukuku. Bagaimana tidak, ciri khas sukuku satu-satunya di Indonesia dan cukup terkenal di penjuru Indonesia. Tak jarang banyak masyarakat asing yang bukan dari sukuku rela datang jauh-jauh dengan menempuh perjalanan 7 jam dari kota Makassar. Belum lagi jalan yang banyak rusak dan menanjak untuk memasuki wilayah yang kami sebut Ammatoa. Hey, tahukan Ammatoa?bahkan hampir setiap stasiun televisi pernah mengabadikan gambar desa Ammatoa.
Belum tahu letak desa Ammatoa?. Desa Ammatoa berada di Provinsi Sulawesi Selatan yang terkenal dengan suku bugisnya tetapi desa Ammatoa adalah suku Kajang dan satu-satunya hanya ada di Kabupaten Bulukumba. Desa Ammatoa sendiri berada di kecamatan Kajang. Oh yah Ammatoa itu menunjukkan nama desa sedangkan suku kami ya suku Kajang.
Memasuki wilayah Ammatoa serasa terhempas melewati tembok kokoh ruang dan waktu. Keadaan desa Ammatoa masih sama dengan sepuluh tahun yang lalu, dua puluh, lima puluh, berabad-abad yang lalu. Tradisi adat-istiadat nenek moyang terasa kental seperti tarikan magnet yang kuat. Kepercayaan itu dipegang teguh oleh pemuka adat karena bagi mereka tak ada alasan meninggalkan kebiasaan purba kami yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur.
Sebelum memasuki desa Ammatoa, kalian tidak diperbolehkan memakai sandal bahkan sepatu. Tak ada sama sekali yang melapisi kulit kaki untuk menyentuh tanah. Disini kaki dibiarkan bebas merasakan dingin dan panas, kasar dan halusnya tanah. Filosofinya sederhana, untuk menghormati arwah para leluhur yang dikubur di tanah. Tapi bagi saya dengan beralaskan kaki strata sosial menjadi sama. Lihatlah bahkan ketika kalian memakai sepatu terkeren sekalipun kalian harus menanggalkannya untuk masuk desa Ammatoa. Sungguh perbedaan yang jauh di era modern saat ini, dimana status sosial seseorang bisa diketahui dari merek sepatu. Tak heran banyak orang rela tidak makan seminggu demi memiliki sepatu yang katanya merek terkenal.
Selain tidak beralas kaki, ciri khas tersendiri suku Kajang desa Ammatoa adalah pakaian mereka yang serba hitam. Mulai dari atas kepala sampai celana semua serba hitam. Mungkin ada yang bertanya kenapa hitam. Eits, jangan salah ini tidak ada hubungannya dengan kemistisan yah. Alasan saya sesimpel jawaban saya yaitu kesederhanaan.
Yah suku Kajang menjunjung tinggi kesederhanaan. Dengan memakai hitam menandakan kesederhanaan dan kesetaraan bagi semua orang. Lagi-lagi menunjukkan di suku Kajang tak ada istiliah strata sosial orang kaya atau miskin. Disini semua sama. Lagi pula agama saya juga mengajarkan kesederhanaan tanpa hidup berlebih-lebihan, jadi sinkronkan antara agama dan adat.
Memasuki kawasan desa Ammatoa sekali lagi kalian bagaikan melewati mesin waktu. Keadaan desa Ammatoa serasa berada di zaman sebelum kemerdekaan. Bukan karena di desa Ammatoa masih ada penjajah tapi kehidupan disini tanpa listrik sedikitpun. Bahkan radio tidak diperbolehkan digunakan disini tah apalagi seperti lampu, televisi, setrika maupun mesin cuci. Sungguh kesederhanaan yang sangat sederhana.
Masyarakat suku Kajang desa Ammatoa juga memiliki tradisi lain yang cukup panjang jika saya sebutkan satu-satu tapi tradisi diatas adalah tradisi yang cukup terkenal dari suku Kajang desa Ammatoa. Tapi jika kalian penasaran silahkan observasi langsung di lapangan. Sulit menemukan tradisi seperti ini di Indonesia apalagi di era digital seperti ini. Jadi kalian sependapatkan jika saya katakan kampung dan sukuku itu Unik!.
Zulengka Tangallilia
Wah, Keren. Kapan ada waktu tuk jalan ke kota kamu?. bisa kan difasilitasi?.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...