Mohon bantuannya agar dapat menyempurnakan artikel ini.
----------
Menurut cerita yang diturunkan dari mulut ke mulut, terdapat seorang kerabat Sultan Kutai yang bernama Aji Pao. Salah satu versi cerita adalah sebagai berikut:
Aji Pao dengan semangat dan tekad bersama orang-orang kepercayaannya berkelana mencari tempat baru untuk bermukim, berburu, dan bertani. Sampailah Aji Pao daerah sungai yang konon dijaga oleh 3 makhluk yang bergelar 'Sang". Salah satu anak sungai Api-api dijaga oleh Sang Attak, dimana daerah tersebut sekarang disebut Sangatta. Satu anak sungai yang lain dijaga oleh Sang Kima sehingga daerah tersebut sekarang disebut Sangkimah. Yang ketiga adalah Sang Antan yang juga menjaga salah satu anak sungai, sehingga daerah tersebut sekarang disebut Santan.
Aji Pao meminta kepada ketiga Sang daerah untuk bermukim, bertani, berburu, dan mengolah hasil hutan. Permintaan ini dikabulkan. Bahkan oleh ketiga Sang, Aji Pao beserta orang-orangnya dijanjikan keamanannya. Daerah yang diberikan kepada Aji Pao ternyata berlimpah. Daerah beraliran sungai tersebut subur sehingga hasil panen baik kualitasnya. Daerah tersebut juga kaya akan buruan dan binatang laut. Diperkirakan mulai pada tahun 1826, pada masa pemerintahan Sultan Kutai ke-16 Sultan Aji Muhammad Salehuddin banyak keluarga beserta kerabat Aji Pao dan pengikutnya berpindah ke daerah tersebut. Aji Pao menjadi petinggi kampung pada daerah ini.
Ada kekosongan besar pada bagian ini, diduga karena masyarakat masih kurang literatur dan melek hurufnya. Tidak jelas kelanjutannya setelah Aji Pao. Meskipun begitu, kampung ini berkembang, yang pada suatu saat memulai sistem pasar. Masyarakat menawarkan hasil laut, pertanian, hutan, dan buruan ganti keperluan rumah tangga, peralatan, gula, garam, tembakau, dan sebagainya. Dengan sistem pasar, kampung ini semakin lama semakin maju.
Pada tahun 1900an, masyarakat dari beberapa suku Sulawesi mulai datang, seperti Bugis, Mamuju, dan Bajau. Dari selatan turut juga datang orang Melayu-Banjar. Dengan kedatangan ini, terjadilah percampuran darah antara pendatang dengan penduduk Kutai setempat. Selain darah, bahasa juga turut bercampur, memunculkan suatu 'dialek' Melayu Bontang.
Dikatakan, dengan datangnya pedagang Tiongkok muncullah kebiasaan 'Ambil dulu bayar nanti'. Dengan kebiasaan ini para pedagang Tiongkok ini menulis bon-bon bagi setiap pelanggan yang mengambil barang. Namun, terjadilah bagi beberapa orang ketidakmampuan melunasi bon. Tidak lunasnya bon ini menjadi utang. Apalagi bila laut sedang buruk, atau hasil hutan dan bertani nilainya tidak cukup, banyaklah bon yang menumpuk menjadi utang. Dari sinilah muncul slang semacam "Tidak bisa bayar, bon jadi hutang, bontang". Panggilan Bontang pun mulai digunakan untuk menyebut daerah beraliran sungai ini.
Ada versi lain yang ceritanya sebagai berikut:
Terdapat sekelompok masyarakat yang berasal dari berbagai suku berdiam di suatu pesisir pantai. Berbagai suku ini lama kelamaan berakulturasi, melebur. Melihat ini, Aji Pao, seorang bangsawan dari Kutai yang tinggal di daerah ini menyebut daerah ini Bontang. '
Bon ' atau 'bond' yang berarti perkumpulan/gabungan, dan '-tang' dari 'pendatang.Bahasa yang dipakai sebagai penghubung adalah Bahasa Melayu (yang juga merupakan lingua franca di berbagai daerah Nusantara). Bahasa Melayu yang dipakai di pemukiman pesisir ini saling dipengaruhi oleh kelompok masyarakat berbagai suku yang diam disini. Bahasa Melayu 'dialek' Bontang ini berinduk-bahasakan Melayu Kutai dengan pengaruh logat Bugis.
Referensi:
https://irfanmath.wordpress.com/2016/03/07/mengapa-dinamakan-sangatta/ diakses pada 9 Agustus 2018 19:17 WIB
http://www.klikbontang.com/berita-13539-dua-versi-asal-mula-kota-bontang.html/ diakses pada 9 Agustus 2018 19:35 WIB
http://www.bontangkota.go.id/sejarah-bontang/ diakses pada 9 Agustus 2018 19:43 WIB
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.