ACARA SENI REAK
Seni Reak merupakan salah satu seni pertunjukan yang kerap ditemukan di Jawa Barat khususnya daerah Ujung Berung, Bandung, Sumedang, dan sekitarnya. Kesenian ini biasanya diselenggarakan oleh masyarakat dalam acara khitanan, pernikahan, atau sambutan yang dipertunjukan di tanah terbuka atau lapangan. Kesenian reak ini berupa iring-iringan dengan seperangkat alat musik khas sunda seperti kendang, gamelan, tilingtit, goong, kecrekan, dogdog, dan sebagainya. Dalam kesenian reak ini biasanya mengandung hal-hal mistis. Sebelum iring-iringan, sang pemimpin reak yaitu sesepuh kampung, biasanya melakukan ritual khusus sambil membaca mantera dan membakar kemenyan dengan tujuan untuk meminta keselamatan selama acara reak berlangsung.
Setelah itu dimulailah iring-iringan reak sambil membunyikan tabuhan alat musik mengelilingi kampung disertai lantunan beberapa nyanyian sunda oleh sinden. Bentuk dari reak berupa penari dengan topeng yang biasa disebut barong, yaitu topeng hewan singa dengan cat warna merah dan penutup kain goni ditambahkan rambut tiruan. Selain itu ada juga kuda lumping dan sisingaan yang dibawakan oleh remaja putra. Ketika di tempat yang luas, biasanya kuda lumping dan sisingaan melakukan atraksi. Sesekali terdapat orang yang kerasukan ruh, baik itu orang yang membawakan kuda lumping, sisingaan ataupun barong akibat suara mistis dari bunyi instrumen dan penghayatan tarian yang dibawakan sehingga membuat mereka tak sadarkan diri. Bahkan mereka bisa berbuat hal-hal berbahaya diluar nalar manusia, seperti memakan pecahan beling, mengupas kelapa utuh hanya dengan gigi, dll, tanpa merasa kesakitan karena mereka sedang dibawah alam sadarnya. Setelah beberapa saat mereka yang kerasukan ruh akan disadarkan kembali oleh orang yang “bisa”, biasanya sesepuhnya, sambil dibacakan ayat suci al-quran dan mantera lainnya.
Seni Reak ini merupakan kesenian tradisional yang berfungsi sebagai hiburan dan sebagai identitas atau jatidiri masyarakat Sunda karena merupakan warisan budaya leluhur yang harus tetap dilestarikan.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang