|
|
|
|
![]() |
ASAL-USUL SUKU MELAYU TIMUR Tanggal 18 Jul 2018 oleh Deni Andrian. |
Suku Melayu Timur termasuk salah satu suku bangsa Melayu yang kini sebagian besar mendiami daerah Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Konon, orang yang disebut-sebut sebagai nenek moyang suku ini bernama Datuk Kedanding, yang diduga merupakan keturunan dari orang-orang Mindanau (Filipina).
- “Wahai, para panglima dan penasehat kerajaan! Kalian pasti sudah tahu dengan sifat dan perilaku putraku, Mata Empat. Aku mengumpulkan kalian untuk membicarakan masalah ini,” kata sang Raja,
- “Terus terang, aku sudah tidak sanggup lagi mengatasi kelakuannya. Apakah kalian mempunyai pandangan mengenai hal ini?” Mendengar pertanyaan sang Raja, para panglima dan penasehat kerajaan tertunduk diam.
- “Ampun, Baginda. Izinkanlah hamba menyampaikan saran untuk mengatasi kelakuan putra Baginda,” kata penasehat kerajaan itu.
- “Apakah saranmu itu? Katakanlah!” jawab sang Raja dengan tidak sabar.
- “Ampun, Baginda. Jika hamba boleh menyarankan, alangkah baiknya jika Pangeran Mata Empat diasingkan dari negeri ini,” ungkap penasehat kerajaan itu.
- “Apa maksudmu diasingkan?” tanya sang Raja bingung.
- “Ampun Baginda jika kata-kata hamba terlalu kasar. Maksud hamba, barangkali akan lebih baik jika Pangeran Mata Empat diperintahkan untuk pergi merantau mencari pengalaman,” jelas penasehat itu.
- “Hmmm... saran yang bagus,” sahut sang Raja,
- “Aku setuju saran itu.”
- “Bagaimana dengan pendapat yang lain? Apakah kalian setuju saran ini?” tanyanya seraya memandangi para peserta sidang lainnya.
- “Setuju, Baginda,” jawab para peserta sidang dengan serentak.
- “Baiklah kalau begitu. Tolong panggilkan Pangeran Mata Empat untuk menghadapku sekarang,” titah sang Raja.
“Ada apa Ayah memanggilku?” tanya Pangeran Mata Empat.
- “Ayah, keputusan ini tidak adil. Kenapa aku saja yang disuruh merantau, sementara Abangku tidak?” tanya Pangeran Mata Empat dengan kesal.
- “Maafkan Ayah, Putraku! Ini sudah keputusan bersama dalam sidang,” jawab sang Raja.
“Ayah, demi keadilan, Abang Patukan juga harus pergi merantau. Tidak hanya aku,” pinta Pangeran Mata Empat.
“Baiklah, Putraku. Demi keadilan, Ayah memenuhi permintaanmu. Abangmu pun akan Ayah perintahkan untuk pergi merantau,” ujar sang Raja.
- “Semoga kalian berhasil, wahai putra-putraku,” ucap sang Raja melepas kedua putranya dengan doa.
- “Terima kasih, Ayahanda! Nanda pun berharap agar Ayah dan Ibunda tetap menjaga kesehatan,” kata Pangeran Patukan seraya mencium tangan kedua orang tuanya.
- “Hai, anak muda siapa kamu dan dari mana asalmu?” tanya Raja Lingga.
- “Ampun, Baginda. Hamba Pangeran Patukan, putra sulung Sultan Iskandar Bananai dari Negeri Mindanau,” jawab sang Pangeran.
- “Oh, kebetulan sekali, Pangeran. Sudah bertahun-tahun kami menikah, tapi sampai sekarang Tuhan belum juga mengaruniai kami seorang putra,” ungkap Raja Lingga,
- “Jika Pangeran berkenan, aku ingin mengangkat Pangeran sebagai putraku. Setelah aku wafat kelak, engkaulah yang akan menggantikanku sebagai raja di negeri ini.”
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |