- “Demang Aji, anakku semata wayang kini dirimu telah besar panjang
- umpama burung telah dapat terbang umpama kayu sudah berbatang
- umpama ulat telah mengenal daun umpama serai sudah berumpun
- selesai menuntut ilmu ke sana kemari ke Malaka sudah, ke Jawa pun sudah
- ke Negeri Cina telah menamatkan pelajaran bersilat tembung
- ke negeri Hay Lam belajar kontao
- ke Pathani Negeri Siam selesai mengaji menikah saja yang belum”
“Maafkan Nanda, Bunda! Nanda tidak benar-benar mengerti maksud Bunda,” ucap Pangeran Demang Aji Jaya. Sambil tersenyum,
- “niat Bunda tersemat sudah di hati
- di Negeri Palembang sedia ada kumbang jati
- di Pulau Subi sedang mekar sekuntum bunga bersari wangi
- setinggi Mahameru harapan Bunda hendak mengantar tepak puan (tepak sirih)
- berikut pula emas-perak intan-berlian ke Pulau Subi
- mengirim utusan menjunjung titah dan salam
- nahkoda perpengalaman di laut dalam
- penumpangnya segala cerdik pandai
- ahli waris yang menyampaikan hajat hati
- sirih-pinangan diunjukkan kepada Nilam Sari”
“Baiklah, Bunda! Sekarang Nanda dapat mengerti maksud dan keinginan Bunda. Jika itu sudah menjadi keinginan Bunda, Nanda bersedia untuk menikah dengan Putri Nilam Sari,” kata Pangeran Demang Aji Jaya.
- Cantik memanjat pohon ara
- Nampaknya cantik berseri laman
- Besar hajat kami tidak terkira
- Hendak memetik bunga di taman
- Rumah besar alangnya besar
- Rumah Datuk Perdana Menteri
- Kalau tidak hajat yang besar
- Kami tidak sampai datang kemari
- Dari paya turun ke lembah
- Petik pinang dipilih-pilih
- Saya sudah mohonkan sembah
- Adat meminang bertepak sirih
- Yang datang berulang-alik
- Yang pergi terbayang-bayang
- Yang bulat datang menggolek
- Yang pipih datang melayang
- Kalau bukit gunakan galah
- Cepat tuan tiba ke pantai
- Kalau sudah kehendak Allah
- Niat terkabul hajat pun sampai
- Berkokok ayam di pagi hari
- Putus kali dari tambatan
- Datuk sudah menerima tadi
- Kecil tapak tangan saya tadahkan
- “Izinkanlah kami untuk memohon diri. Segala kata dan tingkah yang tidak berkenan mohon dimaafkan. Kami berjanji, pada hari sepuluh bulan Syafar, arak-arakan pengantin dari Palembang akan tiba di Pulau Subi ini,” janji para utusan Raja Palembang.
- “Baiklah. Kami tunggu kedatangan kalian. Kami harap tidak akan ada selisih hari dan bulan,” sahut Datuk Kaya Pulau Subi seraya berjabat tangan sebagai tanda berteguh janji.
“Tenanglah, Bang! Sebentar lagi juga mereka datang,” bujuk Cik Wan.
- “Mereka benar-benar keterlaluan! Mereka telah mengingkari janji,” ucap Datuk Kaya dengan nada kesal.
- “Sabar, Bang! Barangkali mereka sedang mengalami halangan di perjalanan,” Cik Wan kembali menenangkan hati suaminya.
- “Bang! Semua persediaan jamuan makanan sudah basi dan tidak layak lagi untuk dihidangkan kepada tamu kita. Apakah sebaiknya kita mengganti hidangan yang yang sudah basi itu dengan Nasik dan lauk pauk yang baru?” usul Cik Wan kepada suaminya.
- ‘Tidak, Istriku! Biar orang Palembang itu tahu diri. Mereka telah ingkar janji. Ikrar kita pada hari kesepuluh bulan Syafar tidak mereka tepati. Pantas kalau kita hidangkan Nasik dan lauk pauk basi kepada mereka,” pungkas Datuk Kaya.
- “Tapi, Bang! Apa sebaiknya kita tanyakan dahulu, barangkali mereka terserang badai di perjalanan,” pinta Cik Wan.
“Bang! Sebaiknya hidangan kita ganti dengan yang baru. Kita akan malu jika kita menghindangkan makanan basi buat mereka. Jika Abang tidak mengindahkan permintaan Adik, gugurkan Adik ke talak satu!” pinta Cik Wan.
- “Cicipilah apa adanya yang tersedia!” seru Datuk Kaya kepada para tamunya. Cik Wan pun semakin kesal dengan sikap suaminya itu.
- “Bang! Berarti gugur talak satu buat Adik!” teriak Cik Wan.
- “Hai, Cik Wan! Bukan hanya talak satu yang gugur, tapi talak tiga kujatuhkan kepadamu!” teriak Datuk Kaya sambil menghambur-hamburkan Nasik basi tersebut sehingga membentuk garis memanjang seakan membelah Pulau Subi menjadi dua bagian.
- “Kita bercerai berbatas Nasik basi ini, Cik Wan!” pungkas Datuk Kaya.
- Pulau Subi pun terbelah menjadi dua bagian, satu di sebelah utara dan satu lagi di bagian selatan.
- Pulau Subi Kecil (di sebelah utara) milik Cik Wan,
- sedangkan Pulau Subi Besar (di sebelah selatan) menjadi milik Datuk Kaya.
akibat buruk dari sifat kurang dewasa dalam menghadapi permasalahan.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...