Alat Musik
Alat Musik
Cerita Rakyat Bali Bali
ASAL USUL NAMA KABUPATEN BULELENG DAN KOTA SINGARAJA
- 18 Juli 2018
Kabupaten Buleleng adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Ibu kotanya ialah Singaraja. Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Jembrana di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur dan Kabupaten Bangli, Tabanan serta Badung di sebelah selatan.
 
Panjang ruas pantai Kabupaten Buleleng sekitar 144 km, 19 km-nya melewati Kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali (terkenal dengan produksi salak bali dan jeruk keprok Tejakula), Kabupaten Buleleng juga memiliki obyek pariwisata yang cukup banyak seperti pantai Lovina, pura Pulaki, Air Sanih dan tentunya kota Singaraja sendiri.
 
Kabupaten Buleleng dibagi kepada 9 kecamatan dan 148 desa dan kelurahan. Kecamatan-kecamatannya adalah :
  • Gerokgak
  • Seririt
  • Busung Biu
  • Banjar
  • Buleleng
  • Sukasada
  • Sawan
  • Kubutambahan
  • Tejakula
Sedangkan Kota Singaraja terdiri atas Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi :
  • Singaraja Barat
  • Singaraja Pusat
  • Singaraja Timur
Sebelum seperti saat ini, Kabupaten Buleleng dan Kota Singaraja mempunyai cerita dongeng asal usul yang menjadi warisan kepada anak cucu orang Buleleng, ceritanya seperti ini :

Dahulu kala di Pulau Dewata - Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Bagening. Sang Raja memiliki banyak istri, dan istri ter​​​akhirnya bernama Ni Luh Pasek. Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji, dan ma​​sih ke ​​turunan Kyai Pasek Gobleng. Su​a​tu waktu, pada saat Ni Luh Pasek mengandung, ia dititipkan kepada Kyai Je​lan​tik Bogol. Tak berapa lama, anaknya pun lahir. Anak itu diberi nama I Gede Pa​sekan
 
I Gede Pasekan mempunyai wi​​ba​wa besar sehingga sangat dicintai dan dihormati oleh pemuka masyarakat mau​pun masyarakat biasa. Suatu hari, ketika usianya menginjak dua puluh tahun, ayahnya berkata pada​nya, 

  • “Anakku, sekarang pergilah engkau ke Den Bukit di daerah Panji.”
  • “Mengapa ayah?”
  • “Karena di sanalah tempat kelahiran ibumu.”
Sebelum berangkat, ayah angkatnya mem​berikan dua buah senjata bertuah, yaitu sebilah keris bernama Ki Baru Se​mang dan sebatang tombak bernama Ki Tunjung Tutur. Dalam perjalanannya, I Gede Pasekan diiringi oleh empat puluh pe​nga​wal yang dipimpin Ki Dumpiung dan Ki Dosot. Ketika sampai di daerah yang di​​​​​​​sebut Batu Menyan, mereka bermalam dengan dijaga ketat oleh para pengawal secara bergantian. 
 
Saat tengah malam, tiba-tiba datang makhluk ajaib penghuni hutan. Dia meng​ang​kat I Gede Pasekan ke atas pun​daknya se​hingga I Gede Pasekan dapat me ​lihat pe​​man​dangan lepas ke lautan dan da​ratan yang ter​​bentang di hadapannya. Ke​tika dia me​​man​dang ke arah timur dan barat laut, ia me​li​hat pulau yang amat jauh. Ketika me ​​li​hat ke arah selatan pemandangannya di​​halangi oleh gunung. Setelah makhluk itu pergi kemudian terdengar bisikan.
“I Gusti, sesungguhnya apa yang te​lah engkau lihat akan menjadi daerah ke​kuasaanmu.” 
Keesokan harinya rombongan itu me ​​lan​jutkan perjalanan. Meski sulit dan pe ​nuh rintangan akhirnya rombongan I Gede Pasekan berhasil mencapai tujuan, yaitu Desa Panji, tempat kelahiran ibunya. Suatu hari, ada sebuah perahu Bugis yang terdampar di pantai Panimbangan. Warga setempat yang dimintai tolong tak mampu mengangkatnya. Keesokan harinya orang Bugis pemilik perahu itu meminta tolong pada I Gede Pasekan.
“Tolonglah kami, Tuan. Jika Tuan ber​hasil mengangkat perahu kami, sebagian muatan itu akan kami serahkan kepada Tuan sebagai upahnya.”
“Kalau itu keinginan kalian, saya akan berusaha mengangkat perahu itu,” jawab I Gede Pasekan. I Gede Pasekan segera memusatkan pikiran. Dengan kekuatan gaibnya, perahu yang kandas itu berhasil diangkatnya. Se​ba​gai ungkapan rasa terima kasih, orang Bugis itu memberikan hadiah berupa se​tengah dari isi perahu itu kepada I Gede Pasekan. Di antara hadiah itu terdapat dua buah gong besar. Sejak saat itu I Gede Pasekan menjadi orang kaya dan bergelar I Gusti Panji Sakti.
 
Kekuasaan I Gede Pasekan mulai me ​​​​luas dan menyebar sampai ke mana-mana. Dia pun mendirikan kerajan baru di Den Bukit. Kira-kira abad ke-17, ibukota ke​rajaan itu disebut orang dengan nama Su​ka​sada. Kerajaaan I Gede Pasekan itu ber​​kem​bang hingga ke utara. Daerah itu ba​​nyak ditumbuhi pohon buleleng. Oleh karena itu, pusat kerajaan beralih ke wi​la​​​yah itu.Wilayah itu pun diberi nama Buleleng. 
 
Di Buleleng dibangun sebuah istana megah yang diberi nama Singaraja. Nama ini menunjukkan bahwa penghuninya ada​lah seorang raja yang gagah perkasa lak​sana singa. Namun, ada pendapat yang mengatakan bahwa nama Singaraja arti​nya tempat persinggahan raja. Pada saat sang Raja masih di Sukasada, se ​ring singgah di sana. Jadi, kata Singaraja berasal dari kata singgah raja.
 
Naahhh teman-teman, sekarang sudah tahu khan asal muasal Kabupaten Buleleng dan Kota Singaraja, perlu teman-teman tahu, pada saat bumi nusantara dijajah oleh pemerintahan kolonial Belanda (VOC) kota Singaraja adalah ibukota Bali tetapi pada saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2013/09/asal-usul-nama-kabupaten-buleleng-dan.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline