Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
cerita rakyat Jawa Barat Cirebon
ASAL USUL DESA KLAYAN dari Kota Cirebon
- 6 Januari 2019
Pada zaman dahulu kala tersebutlah patih Danalaya dari kerajaan Pajajaran yang diutus oleh raja Pajajaran bernama Prabu Siliwangi untuk menemui seorang ulama di Cirebon bernama Syeh Datul Kahfi. Patih Danalaya diutus menemui Syeh Datul Kahfi dengan tujuan untuk memperingatkan ulama itu supaya berhenti menyebarkan agama Islam di wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran.

Sesampainya di tempat kediaman Syeh Datul Kahfi, Patih Danalaya pun mengutarakan maksudnya kenapa datang menemuinya.

"Saya datang kesini karena diutus oleh Prabu Siliwangi supaya kisanak berhenti menyebarkan agama Islam di wilayah kekuasaaan Pajajaran."

Bukannya mengiyakan, dengan sopan Syeh Datul Kahfi malah mengajak patih Danalaya untuk ikut memeluk agama Islam sambil menerangkan tentang kemuliaan agama Islam.

Tentu saja Patih Danalaya menjadi kebingungan dan serba salah. Kalau ia tak berhasil mencegah ulama itu untuk berhenti menyebarkan agama Islam maka ia pasti akan dihukum oleh Prabu Siliwangi, tapi di lain sisi ia pun tak tega untuk memaksakan kehendaknya dengan menggunakan kekerasan karena ulama itu begitu sopan kepadanya.

Ditengah-tengah kebimbangan hatinya, patih Danalaya pun memutuskan untuk menolak dengan halus tawaran ulama tersebut untuk memeluk agama Islam dan berniat untuk bersemedi saja di tengah hutan.

Setelahnya mengutarakan maksudnya itu Patih Danalaya pun pamit untuk melaksanakan niatnya bertapa di tengah hutan.

Beberapa bulan kemudian, Mbah Kuwu Cerbon mendengar bahwa ditengah hutan ada seorang pandita sakti yang sedang bertapa. Kuwu Cerbon yang sebelumnya telah menyamar dengan mengganti nama menjadi Ki Gemu pun mendatangi sang pandita sakti itu dengan maksud untuk mengislamkan pandita hindu tersebut.

"Ada apa dan siapakah gerangan kisanak ini hingga berani mengganggu semediku?" Tanya Ki Patih Danalaya.
"Namaku Ki Gemu. Maksud dan tujuanku kesini adalah untuk mengajak kisanak memeluk agama Islam." Kata Kuwu Cerbon.
"Kalau seandainya aku menolak, apa yang akan Kisanak lakukan?" 
"Kalau menolak, silahkan kisanak untuk meninggalkan tempat ini karena ini adalah daerah islam." Tandas ki Gemu.

Karena merasa tersinggung, akhirnya patih Danalaya pun menyerang Ki Gemu dan pertrungan pun tak terelakan lagi. 

Kedua kesatria yang sama-sama berilmu tinggi itu saling menyerang dan berusaha mengalahkan lawannya. Malaikat maut mengawasi cemas, memastikan pada siapa maut akan berpihak.
Setelah beberapa lama akhirnya Patih Danalaya harus mengakui kehebatan Ki Gemu dan bersedia untuk meninggalkan tempat itu karena beliau tetap tak mau masuk agama islam. Patih Danalaya yang tak berani untuk kembali ke pajajaran karena takut dihukum oleh Prabu Siliwangi atas kegagalannya mengemban tugas akhirnya memilih untuk pergi berkelana tak jelas arah dan tujuan yang oleh masyarakat Cirebon disebut sebagai Lunga kelaya-laya.

Dari kata Kelaya-laya inilah kemudian tempat semedi patih Danalaya pun dibuka menjadi sebuah pedukuhan (Desa) dengan nama Klayan...  
 
Su Sumber :  http://portalcirebon.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline