Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
cerita rakyat Jawa Barat Cirebon
ASAL USUL DESA GEYONGAN
- 6 Januari 2019
Sejarah desa geyongan secara tertulis dan akedemis sampai saat ini belum ada yang mendiskripsikan/meneliti, tulisan ini didasarkan atas pinuturan dan cerita dari orang yang anggap dipercaya (H. Markina, Wa Mungkar dan Suryadi, kini ketiganya telah Almarhum) serta bukti- bukti sejarah peninggalan kebudayaan sosial ekonomi masyarakat geyongan yang sempat penulis lihat. Tempat-tempat yang dianggap sebagai asal muasal nenek moyang penduduk Desa Geyongan terdapat di 4 tempat masing -masing Pedukuhan Warakas, Gembur, Mijasem dan Kidas.
1.      Pedukuhan Warakas.
Bukti sejarah bahwa awal mula peradaban desa geyongan berawal dari daerah Warakas, Warakas itu merupakan bagian wilayah dari Desa Geyongan yang kini letaknya sebelah timur jalan by pass Cirebon - Jakarta sebelah selatan dukuh Sirnabaya dekat berbatasan dengan desa Sende. Dulu sekitar pertengahan abad 18-an (17 ... M) di daerah Warakas terdapat suatu komunitas santri (Pesantren) tidak diketahui siapa pimpinan pesantrennya, lambat laun komunitas tersebut berkembang menjadi pesantren yang ramai karena banyak orang yang menuntut ilmu (mengaji dan ilmu agama).
Pada suatu waktu di jalan (kini jalan by pass) terjadi peristiwa pembegalan/perampokan yang mengakibatkan pembunuhan. Sejak peristiwa itu kehidupan di komunitas warakas terganggu karena pihak Pemerintah Kolonial Belanda menuduh bahwa pelaku perampokan itu adalah penduduk Warakas bahkan pihak kolonial Belada melakukan penindasan dan intimidasi kepada penduduk.
Demi untuk menghindari fitnah dan tuduhan pihak kolonial serta hal-hal tidak diinginkan, maka komunitas Warakas berpindah tempat yaitu ke arah barat tepatnya di tepian/bantaran Sungai Winong (Kali Wetan kata orang Geyongan) yang dulu dikenal Pesantren Wetan itu. Bukti sejarah di Warakas ada komunitas sampai saat ini masih terdapat sisa peningalannya berupa kuburan, begitu juga yang ada di bantaran Kali Wetan juga terdapat bekas peninggalannya. Setelah dibangunnya kali irigasi oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1901 (implikasi dari politik balas budi Belanda : Educasi, irigasi dan transmigrasi), maka secara berangsur-angsur penduduk pesantren wetan yang berada bantaran sungai winong/kali wetan berpindah ke tempat yang baru yang kini kita kenal dengan Jatilawang dan ada juga yang pindah ke beberapa tempat di pedukuhan Geyongan.
2.      Pedukuhan Gembur, Mijasem dan Kidas.
Sepertihalnya pedukuhan warakas, di pedukukan Gembur juga dulunya ada komunitas dan akhirnya kosong karena penduduknya pidah ke Desa Geyongan yang mungkin tanahnya lebih subur atau karena banyak penduduknya pindahan dari pedukuhan sekitarnya. Pedukuhan gembur terletak disebelah selatan Ds. Geyongan sekarang dekat blok Pace.
Demikian pula pedukuhan Mijasem penduduknya banyak yang pindah mungkin ke desa geyongan atau ke arjawinangun, jejak peninggalan pedukuhan mijasem masih dapat dilihat sampai sekarang berupa kuburan. Letak dari pedukuhan Mijasem sekarang masuk dalam desa Kebonturi dekat dengan Gedung Bioskop Pahala. Dan untuk pedukuhan Kidas sekarang terletak di desa Kebonturi di blok Kidas, pedukuhan ini juga ditinggalkan penduduknya hijrah ke desa Geyongan peninggalan yang masih dapat dilihat berupa makam dan belik.
Dengan semakin banyak penduduk dari pedukuhan yang berpindah ke Geyongan semakin ramai dan berkembanglah Desa Geyongan hingga saat ini, sedang pedukuhan semakin ditinggal pergi penduduknya. Setelah penduduknya semakin ramai maka ditunjuklah seorang pemimpin atau yang kita kenal Kuwu (Kepala Desa).
Tidak ada cacatan yang pasti kapan geyongan itu berdiri sebagai Desa, berdasarkan catatan silsilah Kuwu di desa Geyongan Kuwu pertama yang memimpin Desa Geyongan adalah Ki Pandu sekitar pertengahan abad 19 (1850 M), dengan kedudukan desanya kalau sekarang ada di Tanahnya Man Wiat (Kakeknya Saki), beberapa tahun kemudian pindah ke Tanahnya Man Jupri (Bapaknya Majaji) dan pada Tahun 1923 pindah ke Balai Desa yang sekarang digunakan, waktu itu Kuwunya Bapak Wasura Dipraja. Keadaan balai desa Geyongan sekarang kondisi masih sangat baik cuman ada penambahan sedikit yaitu pendopo dan jendela kaca.
 
Sumber : http://halimisemm-carubannagari.blogspot.com/2015/01/kumpulan-asal-usul-desa-di-cirebon.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline