Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jambi Jambi
ASAL MULA NAMA NEGERI LEMPUR, TEBAT GELANG DAN TEBAT JAMBI
- 18 Juli 2018
Negeri Lempur, Tebat Gelang, dan Tebat Jambi merupakan tiga nama daerah yang terletak di wilayah Provinsi Jambi. Keberadaan nama ketiga daerah tersebut terkait dengan cerita seorang putri yang durhaka terhadap ibunya.
 
Dahulu, di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Puncak Tiga Kaum. Dinamakan demikian karena kerajaan ini dipimpin oleh tiga orang bersaudara, yaitu si sulung Pamuncak Rencong Talang, si tengah Pamuncak Tanjung Sari, dan si bungsu Pamuncak Koto Tapus. 
Wilayah Kerajaan Puncak Tiga Kaum sangat luas dan subur sehingga untuk mengelolanya, ketiga saudara ini membagi wilayah kerajaan menjadi 3 bagian. Masing-masing mendapat bagian tersendiri dan berhak mengatur wilayah beserta rakyat di dalamnya. Meskipun wilayah Kerajaan Puncak Tiga Kaum terbagi menjadi 3 bagian, namun segala urusan kerajaan senantiasa mereka selesaikan dengan jalan musyawarah dan saling membantu. 
Pamuncak Rencong Talang dan kedua adiknya merupakan pemimpin yang adil dan bijaksana. Kepemimpinan tersebut membuat rakyat hidup makmur, aman, dan tenteram. Sudah menjadi kebiasaan, jika suatu daerah akan menanam atau saat musim panen tiba, mereka mengadakan upacara kenduri. Kenduri yang diadakan setelah panen dinamakan Kenuhei Sudeah Nuea. Acara keduri tersebut biasanya dihelat sangat meriah. Mereka mengundang warga dari daerah lain beserta para pemuka masyarakat yang terdapat di daerah tersebut.
 
Suatu ketika, daerah Pamuncak Rencong Talang sedang panen padi dan memperoleh hasil yang melimpah. Ia pun bermaksud mengadakan pesta kenduri.
  • “Wahai, saudara-saudara sekalian. Hasil panen kita tahun ini cukup melimpah. Sebagai ucapan syukur atas nikmat ini, maka acara kenduri akan segera kita laksanakan,” ungkap Pamuncak Rencong Talang, 
  • “Tolong siapkan segala sesuatu yang diperlukan, termasuk undangan untuk para tamu!” 
  • “Baik, Paduka,” kata para pemuka masyarakat serentak.
Persiapan upacara kenduri pun segera dilaksanakan. Seluruh rakyat daerah itu terlihat sibuk. Pamuncak Rencong Talang juga melayangkan undangan kepada saudaranya, Pamuncak Tanjung Sari dan Pamuncak Koto Tapus, beserta seluruh kerabatnya. Acara kenduri rencananya akan berlangsung selama tiga hari. Hari pertama, khusus untuk undangan dari luar daerah, hari kedua untuk keluarga para pamuncak daerah dan orang-orang tua, dan hari ketiga khusus untuk para pemuda dan pemudi. 
 
Waktu acara kenduri telah tiba. Pada hari pertama, para tamu undangan dari luar daerah mulai berdatangan. Acara itu berlangsung tertib, aman, dan meriah. Memasuki hari kedua, para tamu undangan dari keluarga para pamuncak juga hadir. Pamuncak Koto Talang hadir bersama keluarga dan beberapa pengawalnya. Sementara itu, Pamuncak Tanjung Sari hanya didampingi oleh para punggawanya. 
 
Pada hari ketiga, putri Pamuncak Tanjung Sari yang cantik pun hadir dengan didampingi oleh ibunya. Saat memasuki tempat pesta, sang Putri menjadi pusat perhatian para pemuda. Di kursi deretan paling belakang, tampak dua pemuda sedang berbisik-bisik membicarakan kecantikan gadis itu. 
  • “Hai, siapa gadis cantik itu? Apa kamu mengenalnya?” bisik seorang pemuda kepada temannya. 
  • “Entahlah. Aku pun belum pernah melihat gadis itu sebelumnya,“ jawab pemuda yang kedua, 
  • “Tapi, melihat penampilannya, gadis itu bukan dari golongan orang biasa.” 
  • “Hmmm... jangan-jangan dia adalah keluarga Pamuncak Rencong Talang,” kata pemuda pertama tadi. 
Sementara acara kenduri berlangsung, ibu sang Putri berkumpul bersama keluarga Pamuncak Rencong Talang. Ia sengaja tidak bergabung bersama putrinya karena acara itu khusus untuk kaum muda-mudi. Acara itu berlangsung sangat meriah. Semua undangan turut menikmati berbagai hidangan dan acara pertunjukan seni yang digelar malam itu. 
Saking asyiknya, mereka tidak menyadari jika ayam sudah berkokok pertanda hari sudah pagi. Ibu sang putri segera bergegas ke tempat acara untuk mengajak putrinya pulang. Ia khawatir kalau putrinya jatuh sakit akibat kurang tidur 
“Putriku, ayo kita pulang!” bujuk sang ibu. 
Sang putri tidak menghiraukan ajakan ibunya. Ia masih saja asyik menikmati pesta itu bersama tamu undangan lainnya. Karena tidak dihiraukan, sang ibu pun kembali berkumpul bersama keluarga Pamuncak Rencong Talang. Selang beberapa saat kemudian, ia kembali ke tempat pesta itu untuk memanggil putrinya. 
“Ayo putriku, kita pulang! Hari sudah siang,” bujuk sang ibu. 
Lagi-lagi sang putri tidak menghiraukan ajakan ibunya. Bahkan, ia merasa terganggu oleh ajakan ibunya. Salah seorang pemuda yang duduk bersamanya pun bertanya kepada sang putri. 
  • “Hai, Putri. Siapa gerangan perempuan tua itu?” tanya pemuda itu. 
  • “Oooh... perempuan tua itu pembantuku,” jawab sang putri. 
Jawaban dari sang putri terdengar hingga ke telinga sang ibu. Tak disangka putri kesayangannya tega berkata seperti itu. Hatinya sakit sekali bagai diiris sembilu. Putri yang amat disayanginya itu tidak mengakuinya sebagai ibu. 
“Oh, Tuhan. Ampunilah dosa-dosa, Putriku!” doa sang ibu. 
Setelah acara selesai, istri Pamuncak Tanjung Sari beserta putrinya berpamitan pada keluarga Pamuncak Rencong Talang untuk pulang ke daerahnya. Perjalanan pulang memerlukan waktu yang lama karena jauhnya jarak ke rumah. Mereka harus melewati lembah, perbukitan, sawah, dan ladang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan rombongan pemuda yang bersama sang putri tadi malam. 
 
Karena kelelahan, kedua rombongan itu memutuskan untuk beristirahat bersama-sama di suatu tempat. Pada saat istirahat, pemuda itu kembali bertanya kepada sang putri. 
  • “Maaf, Putri. Siapa sebenarnya perempuan tua yang selalu bersamamu itu?” tanya pemuda itu. 
  • “Bukankah sudah ku katakan kalau dia itu pembantuku?” jawab sang putri. 
Mendengar jawaban putrinya kepada pemuda itu, sang ibu diam saja. Namun, di dalam hatinya terpendam perasaan sakit yang begitu pedih. Usai beristirahat, mereka pun melanjutkan perjalanan hingga tiba di suatu daerah antara Pulau Sangkar dan Lolo, yaitu daerah yang dipenuhi oleh rawa-rawa. 
 
Pada saat itulah, sang ibu yang merasa sakit hati berdoa kepada Tuhan agar putrinya yang durhaka itu ditelan oleh lumpur rawa yang akan mereka lalui. Doa sang ibu yang tulus itu dikabulkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Begitu sang putri melalui rawa, kakinya terjebak lumpur rawa. Semakin lama, lumpur rawa itu terus menyedot sang putri hingga hampir tenggelam. Putri durhaka itu pun meraung-raung meminta tolong kepada ibunya. 
“Ibu... Ibu... tolong aku!” teriak sang putri
“Aku bukan ibumu, aku hanyalah pembantumu yang sudah tua dan jelek,” jawab ibunya. 
Sang putri terus berteriak meminta pertolongan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. 
“Maafkan aku, Bu! Aku berjanji tidak akan durhaka lagi kepada Ibu,” kata sang putri. 
 
Menyesal kemudian tiadalah guna, sang ibu sudah terlanjur sakit hati. Ia pun tidak menghiraukan permintaan putrinya. Ketika melihat putrinya sudah tenggelam sampai sebatas dagu, sang ibu cepat-cepat mendekati putrinya, namun bukan untuk menolong, melainkan mengambil perhiasan berupa gelang dan sehelai songket (selendang khas Jambi) yang dikenakan putrinya. 
 
Begitu ia selesai mengambil barang-barang tersebut, sang putri pun tenggelam ke dalam lumpur rawa. Sejak itulah, daerah itu dinamakan Negeri Lempur, yaitu diambil dari kata lumpur. 
Setelah itu, sang ibu melanjutkan perjalanan. Setibanya di sebuah tempat, ia beristirahat sejenak untuk melepas lelah. Saat melihat sebuah tebat (kolam), ia kemudian mendekati kolam itu untuk membasuh badan dan mukanya. Ketika hendak membasuh mukanya, tiba-tiba gelang milik putrinya terjatuh. Gelang itu mengingatkan pada putrinya yang telah meninggal dunia. Agar tidak terus menerus teringat pada putrinya, ia akhirnya membuang gelang itu ke dalam tebat. Sejak itulah, tempat tersebut dinamakan Tebat Gelang
Usai beristirahat, istri Pamuncak Tanjung Sari itu kembali melanjutkan perjalanan. Setiba di sebuah tempat yang ada kolamnya, ia kembali beristirahat. Ketika ia hendak membasuh badan, tiba-tiba selendang songket milik putrinya yang dikalungkan di lehernya terjatuh. Perempuan tua itu pun kembali teringat pada putrinya. Agar bayangan sang putri tidak mengganggunya lagi, ia pun membuang selendang khas Jambi itu ke dalam tebat. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tebat Jambi. 
 
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/09/asal-mula-nama-negeri-lempur-tebat.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya