|
|
|
|
AMPALLANG – TINDIK PENIS PADA BUDAYA DAYAK Tanggal 14 Nov 2018 oleh Deni Andrian. |
“Ampallang” atau “Pallang” adalah Genital Piercing atau tindik pada kemaluan yang dipraktekan oleh sebagian laki-laki Dayak masa lalu. Ampallang ditusukan pada ujung penis secara horizontal. Ampallang ini adalah sebagai simbol kejantanan seorang laki-laki Dayak jaman dahulu, tujuan dipasangkan pallang adalah sebagai stimulan ketika melakukan hubungan badan baik kepada yang memasangkannya juga kepada pasangannya karena ada titik-titik tertentu bagi pihak perempuan jika saat berhubungan terkena alat ini akan lebih merangsang dia dan ini hubungannya juga dengan kesuburan.
Selain itu diyakini jika menggunakan alat pallang ini maka sang alat sang laki-laki tidak akan gampang loyo. Bahkan menurut beberap nara sumber bagian penis ini kadang ditattoo sebagai bentuk kejantanannya. Sebenarnya praktek ini juga dikenal didalam budaya Hindu India, disebut dalam kitab Kama Sutra adalah “apadravya” bedanya dengan ampallang, apadravya ditusukan secara vertikal di kepala penis. Proses pemasangan ampallang ini amat sangat menyakitkan dengan sebuah alat yang juga terbuat dari kayu. Namun ketika lukanya sudah sembuh, biasanya 3 sampai 6 bulan maka akan memberi dampak seperti yang disebutkan diatas. Namun demikian juga menurut beberap sumber jika proses ini tidak benar akan membawa infeksi kepada sang pemakai atau bahkan pasangannya sehingga tidak sedikit juga pasangan wanita yang mati muda akibat pemasangan ampallang ini.
Selain dalam budaya Dayak, ampallang ini juga dikenal di budaya suku Filipina, namun konsep ampallang pada suku di Filipina nampaknya sedikit berbeda, seperti yang dicatat oleh penjelajah Inggris, Thomas Cavendish, yaitu untuk mencegah praktek sodomi pada wanita.
Thomas Cavendish claims that in the Philippines the practice was an invention of the women to prevent sodomy (the Philippines variant included a spur).
Jaman sekarang ampallang masih dipraktekan didunia modern terutama di negara Barat sebagai stimulan sexual, dan saat ini sudah banyak dimodifikasi misal penggunaan “biji tasbih” pada penis.
sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/01/18/ampallang-tindik-penis-pada-budaya-dayak/
#SBJ
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |