Teknologi adalah bukti dari kelanjutan perkembangan peradaban manusia. Sejak zaman kuno hingga era digital, inovasi teknologi terus bermunculan.
Salah satu penemuan kuno yang patut disebut adalah roda. Konsep roda pertama kali muncul di era Mesopotamia sekitar 4000-6000 SM. Objek berbentuk lingkaran ini menggambarkan kemajuan dalam transportasi dan telah membantu mengubah cara manusia bergerak dan mengangkut barang.
Selain roda, ada berbagai penemuan kuno lainnya yang mengagumkan, seperti yang dapat dijelaskan lebih detail di bawah ini.
Melansir darhi alah satu situs terpercaya, dibawah ini kami berikan beberapa daftar penggunaan alat berteknologi pada jaman dahulu.
Kalender adalah salah satu teknologi kuno yang telah ada sebelum munculnya sistem tulisan. Pada awalnya, manusia mengandalkan observasi matahari dan bulan untuk mengukur waktu. Kalender pertama yang digunakan oleh pemburu zaman prasejarah digunakan untuk melacak perubahan fase bulan.
Di Timur Tengah dan Yunani, masyarakat menggunakan kalender lunar untuk memahami siklus bulan serta kalender matahari untuk menentukan momen penting seperti waktu panen. Meskipun kalender lunar banyak digunakan oleh berbagai peradaban, kekurangan akurasi dalam sistem ini seringkali menyebabkan ketidakpastian dalam penanggalan.
Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan sistem penanggalan baru yang dikenal sebagai kalender Gregorian. Kalender ini masih digunakan secara luas oleh sebagian besar orang hingga saat ini karena akurasi dan penyesuaian yang lebih baik dalam melacak waktu.
Menurut para arkeolog, penemuan awal roda diyakini terjadi sekitar 4000 SM atau lebih dari 6000 tahun yang lalu. Meskipun sebelum penemuan tersebut, objek berbentuk lingkaran sudah ada dan mungkin digunakan dalam berbagai cara.
Penemuan penting terkait roda pada tahun 4000 SM terjadi di Mesopotamia ketika roda mulai ditemukan memiliki kegunaan yang sesungguhnya. Para arkeolog meyakini bahwa pada saat itu, roda digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk penggunaan awalnya sebagai bagian dari meja tembikar. Namun, penemuan ini telah membawa dampak yang sangat besar dalam sejarah manusia dan masih menjadi teknologi yang digunakan secara luas hingga saat ini.
Pada tahun 2000 SM, peradaban Sumeria memberikan kontribusi penting dalam pengembangan sistem perhitungan waktu yang kita kenal saat ini, yaitu dengan pembentukan konsep waktu yang terdiri dari 60 menit dan 60 detik. Inovasi ini disebut sebagai jam mekanis dan telah memainkan peran krusial dalam penentuan waktu bagi manusia.
Pada awalnya, metode pelacakan waktu melibatkan observasi pergerakan matahari atau penggunaan air, seperti jam pasir, tongkat waktu, dan jam lilin. Kemudian, perkembangan berlanjut dengan penemuan jam mekanik yang ditenagai oleh air dan dilengkapi dengan mekanisme pelarian yang menggerakkan roda gigi untuk mengukur waktu dengan lebih akurat.
Salah satu faktor kunci di balik keberhasilan penjelajahan manusia pada masa lalu adalah penggunaan kompas, alat yang membantu para penjelajah dalam menentukan arah mata angin.
Diperkirakan kompas pertama kali diciptakan di China dan terbuat dari lodestone. Lodestone adalah bentuk alami dari mineral magnetit. Awalnya, sekitar tahun 200 SM, penemuan ini lebih banyak digunakan untuk tujuan spiritual dan praktik keagamaan.
Namun, sekitar tahun 1050 M, kompas mulai digunakan oleh para penjelajah. Mereka menggunakan batu magnet untuk membantu navigasi mereka, yang menjadi langkah penting dalam sejarah penjelajahan manusia.
Penemuan beton berakar dari penemuan semen pada tahun 3000 SM di Mesir kuno. Pada masa itu, bangsa Yunani dan Romawi menggunakan bentuk beton yang terbuat dari campuran alumina dan silika.
Pentingnya penemuan beton ini kemudian mencapai puncaknya dengan pembuatan semen Portland pada tahun 1824 oleh Joseph Aspdin. Penemuan ini membuka babak baru dalam pengembangan material konstruksi yang memiliki dampak besar dalam sejarah konstruksi dan pembangunan.
Penggunaan kertas pertama kali dapat ditarik garis waktu hingga sekitar tahun 3000 SM, ketika orang Mesir kuno menggunakan papyrus, sejenis tanaman, untuk membuat bahan yang mirip kertas.
Pada masa itu, proses pembuatan kertas melibatkan potongan-potongan papyrus yang dijalin bersama untuk membentuk lembaran, yang kemudian diberatkan dan diikat agar tetap kokoh namun tetap tipis.
Kehidupan panjang kertas dari bahan papirus terbukti sangat lama, sebagian besar karena banyak lembaran papirus telah ditemukan dalam kondisi baik, yang memungkinkan kita untuk membaca hieroglif yang tertulis di atasnya dan mengungkap sejarah dan budaya Mesir kuno.
Meskipun teleskop sering dikaitkan dengan penemuan oleh Galileo, penggunaan lensa telah memberikan bukti bahwa peradaban kuno juga memiliki penggunaan teleskop.
Hal ini terungkap karena lensa kuno, seperti Lensa Nimrod, yang terbuat dari kristal batu dan berusia sekitar 3000 tahun, mampu berfungsi sebagai kaca pembesar. Para ilmuwan juga percaya bahwa lensa ini mungkin merupakan bagian dari perangkat teleskop kuno yang digunakan pada masa itu.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja