Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
5_Si Luncai
- 19 Mei 2018

Si Luncal hidup sengsara karena ia seorang yatim piatu. Beberapa kali ia mohon kepada penjaga istana untuk menghadap Maharaja Isin yang bertahta di negeri Indra Pati, tetapi permintaannya selalu ditolak,

Suatu hari dikenakannya pakaian yang bagus menurut dia, dengan memakai topi berjambul. Sebenarnya pakaian itu sudah robek dan kotor, tetapi menurut Luncai pakaian itulah yang terbagus. Kebetulan ia diizinkan raja untuk menemuinya, dan diterimalah ia oleh raja sambil berpangkas rambut.

Ketika ditanya raja apa keperluannya, ia menjawab bahwa ia sekadar ingin bertemu dan melihat raja saja, tidak untuk apa-apa. Tiba-tiba Luncai menangis tersedu-sedu, sehingga raja heran karenanya. Ketika ditanya mengapa ia menangis, ia menjawab bahwa ia merasa sedih melihat dogol (tengkuk= kuduk) raja. Melihat dogol raja ia teringat kepada dogol almarhum ayahnya. Mendengar itu raja sangat murka karena ia disamakan dengan almarhum ayah Luncai. Luncai ditangkap dan disuruh benamkan di sungai. Ia dimasukkan ke dalam karung, diikat, dan dibawa dengan perahu oleh pesuruh-pesuruh ke tempat pembenaman.

Dalam karung di dalam perahu itu ia mengatakan kepada para pesuruh, bahwa ia kasihan melihat para pesuruh yang letih berkayuh dan ia mau mengajarkan mantra supaya mereka tidak letih. Untuk itu ia minta supaya karung dibuka saja. Mantra yang diajarkannya ialah: “Si Luncai dengan labu-labunya, biarkan-biarkan.” Ramailah para pesuruh itu menghafalkan dan mengucapkan mantra itu. (Labu = sejenis buah hutan, sebesar kelapa, kulitnya tipis tapi keras. Setelah isinya dibuang, dibuat dua lubang berdekatan untuk tempat memasang tali, dijadikan alat untuk mengambil air dari sungai.) Kemudian Luncai betul-betul terjun dengan labu-labu yang ada di perahu dan berenang ke tepi sungai. Barulah pesuruh-pesuruh itu sadar setelah Luncai hampir sampai ke seberang. Cepat-cepat mereka mengejar Luncai, menangkap, dan memasukkannya ke dalam karung kembali.

Dalam keadaan berkayuh ke hilir tiba-tiba mereka mendengar rusa melengking. Berkata Si Luncai kepada para pesuruh bahwa rusa itu kena jerat yang dipasangnya di hutan. Sayang sekali ia dikurung dalam karung kalau tidak tentu ia dapat mengambil rusa kena jerat itu. Mendengar kata-kata Si Luncai, para pesuruh akhirnya melabuhkan perahunya dan semua pergi ke tempat rusa melengking itu. Tinggallah si Luncai di perahu terikat dalam karung, sambil meratap: “Tidak mau, tidak mau. Saya tidak mau dinikahkan dengan putri raja.”

Tiba-tiba lewat di situ perahu seorang keling. Mendengar si Luncai berteriak tidak mau dinikahkan dengan putri raja, orang keling itu tertarik dan mau menggantikan si Luncai dalam karung, agar ia dapat dikawinkan dengan putri raja. Luncai pergi menyelamatkan diri, setelah mengikat orang keling itu dalam karung.  Setelah para pesuruh kecewa tidak dapat menemukan dan mendapatkan rusa, mereka kembali ke perahu, marah kepada Luncai dalam karung dan menendangnya berulang-ulang. Mendengar suara orang kesakitan dalam karung yang telah berubah dari suara Luncai, para pesuruh makin marah karena menganggap suara si Luncai yang dibuat-buat. Akhirnya orang keling itulah yang dihukum, dibenamkan ke dasar sungai dengan mengikatkan karung itu pada karung batu pemberat.

Suatu hari si Luncai berpakaian jubah. Di hadapan raja dikatakannya bahwa ia adalah si Luncai akhirat. Ia sesungguhnya telah meninggal dunia karena telah dibenamkan di sungai. Raja, perdana menteri, para pegawai, penjaga, dan pengawal istana ketakutan, karena mereka semua tahu bahwa Luncai telah dibunuh. Karena itu pula mereka semua menurut apa yang diperintahkan si Luncai.  Dikatakannya bahwa ia telah berjumpa dengan arwah nenek moyang raja, perdana menteri, dan pemuka istana. Diajarkannya kepada mereka cara melihat dan berjumpa dengan arwah nenek moyang, yaitu dengan jalan berdiri di tanah lapang, menghadap ke atas dan mata tertutup dengan kain hitam tipis. Semua pemuka itu menurut apa yang dilakukan raja. Berjam-jam lamanya mereka berdiri tak ada apa-apa yang dapat mereka lihat. Kemudian berkatalah Luncai, bahwa bila tidak melihat apa-apa, apalagi tidak melihat arwah nenek moyang, itu berarti orang yang hidupnya banyak dosa. Mendengar kata-kata Luncai demikian, kemudian ramailah mereka mengatakan bahwa mereka telah dapat melihat nenek moyang mereka, bahkan mereka mencoba untuk tetap berdiri lebih lama, walaupun dalam hati mereka bertanya-tanya benarkah mereka banyak dosa.

Berkatalah Luncai kepada raja, bahwa atas permintaan nenek moyang raja, agar dosa mereka terampuni, supaya raja dan rakyatnya mengadakan selamatan di sebuah gua (yang telah diketahui Luncai tempatnya, ketika ia dalam persembunyian).  Suatu hari diadakanlah upacara selamatan dan semua pembesar bersama rakyat menuju gua yang dimaksudkan si Luncai. Yang boleh masuk gua hanyalah Luncai bersama raja saja. Disuruhlah raja pergi ke sebuah sudut gua yang dihuni oleh ular-ular berbisa.

 

Setelah raja terbunuh gigitan ular berbisa, bersuaralah Luncai menirukan suara raja dengan mengatakan bahwa raja telah berjumpa dengan nenek moyang, dan tidak akan kembali ke dunia lagi. Dengan demikian raja memerintahkan agar putrinya (putri raja) dinikahkan dengan Luncai dan tahta kerajaan sepenuhya diserahkan kepada Luncai. Keluarlah Luncai dari dalam gua, disambut oleh para pembesar istana, dinaikkan ke kereta raja, dibawa pulang ke istana, dinikahkan dengan putri tunggal raja dan sejak saat itu dinobatkan menjadi raja, sesuai dengan kata-kata yang diucapkan dari dalam gua. Namun lama-kelamaan rahasia perbuatan Luncai terungkap juga oleh istrinya. Istrinya merasa telah tertipu dan timbullah rasa dendam kepada si Luncai, terutama tentang kematian ayahnya yang sangat menyedihkan hatinya. Akhirnya si Luncai binasa oleh istrinya sendiri.

Sumber: https://komunitaspendidikanbahasaindonesia.wordpress.com/2014/12/30/dongeng-lucu-si-luncai/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya