Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Puyuh Yang Cerdik
- 20 Mei 2018
Alkisah Rakyat ~ Pak Sugeak adalah seorang pedagang kaya yang tinggal di desa Hulu Sungai.Ia hidup seorang diri karena istrinya meningal sebelum dikaruniai anak. Desa tempat tinggalnya itu di dekat hutan lindung, sangat jauh dari keramian kota.

Ia orang kaya, tetapi tingkah lakunya menyimpang dari ajaran agama dan sangat kikir. Oleh karena itu, ia sangat dibenci oleh tetangga di desanya. Bahkan, hewan-hewan disekitarnya turut memusuhinya. 

Menurut cerita, zaman dahulu hewan dan benda-benda pandai berbicara. Mereka dapat bercakap-cakap seperti manusia. Pada setiap pertemuan, mereka sering membicarakan kejahatan Pak Sugeak. Suatu hari, seekor puyuh sedang beristirahat karena letih. Dia bercakap-cakap dengan kayu kopi.

"Aku pernah dilempar batu oleh Pak Sugeak ketika sedang mencari cacing di belakang rumahnya. Alasannya, cacing-cacing itu sedang disuruh menggemburkan kebun," kata puyuh iba.

"Astaga! Aku punya pengalaman yang sama. Perhatikanlah badanku ini bengkak-bengkak dan kulitku lecet akibat tali kambing Pak Kikir itu diikatkan di tubuhku," kata kayu kopi.

"Kalau begitu, sebaiknya kita membuat perhitungan terhadapnya. Tetapi, aku tidak berani karena aku sangat lemah. Sebaiknya kita mencari teman untuk diajak bekerja sama membinasakan Pak Sugeak," kata puyuh.
 
 
Mereka pun pergi mencari sahabat-sahabatnya di sekitar kawasan hutan itu. Tidak berapa lama mereka berjalan, bertemulah dengan kancil sahabat mereka yang terkenal cerdik, pandai membuat siasat, tetapi senang berdusta. Mereka menyuruh kancil membunuh Pak Sugeak di rumahnya pada malam hari.

"Nah, kalau begitu kita cari satu teman lagi untuk membantu kita," kata puyuh bersemangat.

Mereka pun berjalan bersama-sama menemui temannya, napal, yang tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat itu. Napal adalah seonggok tanah liat yang licin, biasanya terdapat dilereng-lereng bukit sekitar hutan lindung itu.

Napal sedang merenungi nasibnya yang malang karena sebagian temannya mati kering dijadikan tungku oleh Pak Sugeak. Dia dikejutkan oleh kedatangan ketiga sahabatnya puyuh, kayu dan kancil.

"Hai napal, dapatkah kamu membantu kami membunuh Pak Sugeak yang bengis dan kikir itu?" tanya puyuh memulai.

"Kalian pikir aku ini apa? Aku tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Apalagi harus membunuh Pak Sugeak, orang yang memiliki tubuh tinggi besar. Teman-temanku sendiri sudah binasa karenanya, Mereka mati kering, aku tidak dapat menolongnya." kata napal bersedih hati.
 
 
"Begini caranya," kata puyuh membagi tugas, "kita datangi rumah Pak Sugeak pada malam hari ketika ia sedang tidur nyenyak. Kita menyelinap masuk melalui lubang kandang ayam. Kayu bertugas mengetuk pintu dan memukul kepalanya. Napal diam ditangga. Kalau Pak Sugeak turun menginjak tubuhmu, ia akan tergelincir dan jatuh ke tanah. Kancil dibawah tangga. Tugasmu menerjang mata kanannya ketika ia terjatuh. Aku berada di dekat tungku. Ketika ia dengan mata sebelah hendak mencari korek api di dapur, aku mengepak-ngepakkan sayap ke abu sehingga abu itu beterbangan masuk ke matanya sampai kelilipan. Ketika dalam keadaan seperti itu kayu harus segera mengambil tindakan memukul si bengis sampai mati."

Empat sekawan itu telah sepakat akan melaksanakan rencananya malam ini juga. Menjelang tengah malam, mereka menyelinap masuk ke rumah Pak Sugeak dengan tidak mengalami kesulitan. Setelah berada di dalam, mereka langsung mengatur tempat masing-masing.

Kayu memulai tugasnya mengetuk pintu dengan hati-hati supaya rencana mereka jangan sampai berantakan. Ketukan pertama, Pak Sugeak terjaga. 

"Ada maling," katanya dalam hati. Untuk meyakinkan diri, ia masih tetap berbaring sambil menunggu ketukan selanjutnya. Ternyata, ketukan kedua berbunyi lagi. 

Lalu, Pak Sugeak duduk di atas tempat tidurnya. "Kalau yang mengetuk pintu itu betul-betul mau masuk, tentu ia akan mengetuk sekali lagi," ujarnya dalam hati. Ketukan ketiga pun berbunyi. Akhirnya, Pak Sugeak bangkit di malam pekat itu, mengambil korek api di dekat tungku untuk menyalakan lampu.

Perlahan-lahan ia menuju ke pintu dan menuruni tangga menuju ke dapur. Ternyata, di tangga terdapat seonggok napal licin. Ketika kakinya menginjak napal, ia pun tergelincir jatuh ke tanah, menimbulkan suara ribut, mengejutkan kancil yang dari tadi telah menunggu giliran tugasnya.

Dalam keadaan gelap gulita seperti itu, mata kancil dapat melihat dengan jelas. Segeralah dia menerjang mata kanan Pak Sugeak. Lelaki itu menjerit kesakitan memecahkan kesunyian malam. Sambil merintih menahan rasa sakit. Pak Sugeak merangkak sambil menggapai-gapaikan tangan berusaha meraih korek api di dekat dapur, tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Sambil menahan rasa sakit, dengan sebelah mata yang berkunang-kunang, Pak Sugeak terus berjalan menuju korek api. Akan tetapi sial, ketika tangannya hampir mencapai korek api, tiba-tiba puyuh mengepak-ngepakkan sayapnya sehingga abu dapur beterbangan memenuhi ruangan. Mata Pak Sugeak yang tinggal sebelah itu pun kemasukkan debu.

Kini, kedua belah mata Pak Sugeak terpejam, Keduanya terasa sakit dan perih. Dengan suara mengerang-erang kesakitan, ia terus berusaha untuk mencapai tempat tidur dan beristirahat di sana sambil menunggu hilangnya rasa sakit. Dengan kebingungan ia berlari ke sana ke mari sambil memegang kedua belah matanya yang semakin pedih dan berair. 

Pak Sugeak berusaha menaiki tangga. Tangannya meraba-raba anak tangga untuk menghindari napal licin supaya tidak terinjak lagi. Dua anak tangga sudah dilewati. Ketika kakinya menaiki anak tangga ketiga, tiba-tiba sebuah pukulan keras dan berat bersarang di kuduknya. Akibatnya,seluruh perasaannya hilang dan ia rebah ke tanah, tidak bernyawa lagi.

Kayu memanggil teman-temannya untuk diajak berunding mengenai jalan penyelasaian sepeninggal Pak Sugeak. Tentu perlu pemikiran karena Pak Sugeak tidak memunyai ahli waris yang harus menerima harta peninggalannya. Mereka tetap berada di rumah duka itu sambil menunggu pagi tiba.

Keesokkan harinya, mereka menemui warga desa supaya bersama-sama menguburkan Pak Sugeak dan membagi harta peninggalannya kepada masyarakat di desa itu. Sepeninggal Pak Sugeak, desa Hulu Sungai menjadi kawasan damai dan sejahtera.

Kesimpulan :
Dalam keadaan terdesak, si lemah harus dapat berpikir dengan tenang untuk memecahkan masalah. Kebersamaan atau gotong royong merupakan kekuatan ampuh untuk mempertahankan diri, bahkan mengadakan penyerangan terhadap lawan. Orang yang cerdik mempunyai banyak jalan untuk memecahkan permasalahan dan dapat menghubungkan antara satu permasalahan dengan permasalahan lainnya. 
 
Sumber : Cerita Rakyat Dari Bengkulu oleh H. Syamsuddin dkk.
http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/02/puyuh-yang-cerdik.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline