Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
5_Putri Bunga Melur
- 19 Mei 2018

Alkisah, jauh di tengah hutan di tepi sebuah sungai hidup sepasang suami istri. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka menikah, tetapi belum juga mempunyai seorang anak. Bilamana mereka sedang berbincang-bincang, sering kali terdengar mereka berucap,
“Kalau saja kita mempunyai seorang anak, tentu kita tidak kesepian.”
Akan tetapi, mereka tidak putus asa. Setiap hari, kedua suami istri ini terus berdoa kepada Allah mohon dikaruniai seorang anak.

Seperti biasanya setiap pagi sang istri pergi mencuci kain. Tetapi kali ini, ketika ia melewati jalan kecil yang biasa dilaluinya, tampak sekuntum bunga melur yang sedang mekar. Bunga ini terlihat indah sekali di antara semak-semak yang mengelilinginya.
Seketika terpikir olehnya, “Bila saja aku mempunyai seorang anak perempuan secantik bunga melur ini, alangkah bahagiaku.”
Kemudian perempuan itu meneruskan perjalanannya menuju tepi sungai yang dangkal airnya untuk mencuci.

Beberapa hari kemudian, ia bermimpi didatangi seorang kakek tua yang berkata kepadanya,
“Agaknya, Allah akan mengabulkan doamu. Engkau akan melahirkan seorang anak perempuan yang amat cantik. Tetapi, bila dia sudah dewasa nanti, engkau harus mengirimkan anakmu itu ke negeri seberang. Seorang putra raja akan menjadi jodohnya.”
Tidak terbilang suka cita perempuan itu, karenanya, ia berjanji akan memenuhi pesan kakek tua tersebut.

Bukan main bahagianya kedua suami istri itu ketika mimpi sang istri benar-benar terwujud. Mereka tidak kecewa walaupun anaknya amat kecil. Badannya hanya sebesar bunga melur dan wajahnya secantik bunga ini. Oleh karenanya, suami istri itu memberi nama anak perempuannya Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur amat dikasihi bapak dan ibunya. Ia tumbuh menjadi gadis cantik. Walaupun demikian tubuhnya tidaklah menjadi besar melebihi sekuntum bunga melur.

Pada suatu hari, Putri Bunga Melur yang sudah beranjak remaja jatuh sakit. Berbagai tabib telah mencoba mengobatinya, tetapi Putri Bunga Melur tidak kunjung sembuh juga. Teringat oleh ibunya, pesan kakek tua dalam mimpinya bertahun-tahun lalu. Sebab itu ibu Putri Bunga Melur berkata kepada suaminya,
“Pak, kita harus mengirimkan anak kita ke negeri seberang seperti yang telah kujanjikan kepada kakek tua dalam mimpiku.” Karena sudah suratan takdir, suaminya setuju saja.

Kemudian Putri Bunga Melur diantar ke tepi sungai oleh kedua orang tuanya. Ketika mereka sedang memikirkan bagaimana cara menyeberangkan Putri Bunga Melur, tiba-tiba jatuh kelopak jantung pisang ke dalam sungai. Timbullah akal Putri Bunga Melur. Lalu ia berkata kepada ibunya,
“Ibu, mengapa tidak kita jadikan saja kelopak jantung pisang ini menjadi perahu untukku berlayar ke negeri seberang?”

Segera Putri Bunga Melur dimasukkan ke dalam perahu kelopak jantung pisang bersama-sama dengan bekal yang telah disiapkan ibunya. Setelah itu, ayah dan ibu Putri Bunga Melur melepasnya berlayar sambil berpesan,
“Hati-hati di jalan, Nak, dan ingat, kalau kau bertemu dengan bunga bakung, jangan sekali-sekali kau sapa dia.”

Saat itu angin tidak bertiup. Agar dapat berlayar, maka Putri Bunga Melur bersenandung memanggil angin.

 
Angin Barat gelombang Barat
Antarkan hamba ke tempat tujuan
Hamba akan pergi ke negeri seberang
 
Tak lama kemudian angin mulai bertiup dan melajulah perahu kelopak jantung pisang membawa Putri Bunga Melur menuju ke laut lepas.
 
Di tengah perjalanan tiba-tiba Putri Bunga Melur melihat setangkai bunga bakung yang sedang mekar. Terpesona oleh kecantikan bunga bakung itu, ia lupa akan pesan ibunya. 
“Wahai bunga bakung, alangkah cantik wajahmu!” Sapanya. 
Seketika itu berbeloklah perahunya ke arah bunga bakung. Ketika mendekat, terdengar sebuah suara menjawab, 
“Singgahlah sebentar Putri Bunga Melur, aku ingin ikut bersamamu berlayar.”
 
Putri Bunga Melur terkejut melihat seorang gadis sebesar dirinya tiba-tiba muncul dari bunga bakung. Wajahnya tidak cantik dan tubuhnya tidak sempurna. Jari tangan dan kakinya terlihat besar-besar tidak serasi dengan tubuhnya yang kecil. Lagipula, Tuntung Kapur, nama anak gadis ini, tabiatnya kasar, hatinya dengki dan pemalas. Konon Tuntung Kapur sebenarnya adalah seorang Putri Raja yang kena kutuk.
 
Tanpa disangka-sangka, Tuntung Kapur meloncat ke dalam perahu. Lalu, dengan kasar diperintahnya Putri Bunga Melur agar cepat berangkat. Putri Bunga Melur tidak dapat menolak. Sebab itu ia menghibur diri, pikirnya, 
 
“Sekarang aku tidak kesepian lagi. Ada kawan yang dapat kuajak bermain-main dan bercakap-cakap. Bukankah perjalananku masih panjang?” Kemudian, Putri Bunga Melur bersenandung:
 
Angin Barat gelombang Barat
Antarkan hamba ke tempat tujuan
Hamba akan pergi ke negeri seberang
 
 
Setelah menempuh perjalanan yang amat jauh mengikuti alur sungai yang berkelok-kelok dan melewati jeram-jeram yang terjal, maka sampailah Putri Bunga Melur dan Tuntung Kapur ke negeri seberang. Karena kecilnya, tidak tampak jelas oleh para penduduk, perahu kelopak jantung pisang telah bersandar di pelabuhan. Mereka hanya melihat sinar yang amat terang yang sebenarnya berasal dari kecantikan dari Putri Bunga Melur.
 
Penduduk menjadi kacau dan seorang hulubalang segera menghadap Baginda Raja. 
“Tuanku," sabdanya, 
“Ada seberkas sinar ajaib dari pelabuhan. Hamba tidak tahu dari mana asalnya dan apa sesungguhnya sinar terang itu.” 
Raja seketika teringat akan mimpinya sebelum permaisuri melahirkan putra raja. Waktu itu raja dan permaisuri sudah lama menikah, tetapi belum dikaruniai sesorang anak.
 
Dalam mimpi, Baginda bertemu dengan kakek tua. Kakek tua itu berpesan, 
“Engkau akan mendapat seorang putra yang akan menjadi ahli warismu satu-satunya. Besarnya hanya seibu jari. Akan tetapi, janganlah kecewa karena suatu hari kelak, bila putramu itu sudah beranjak dewasa, dia akan mendapatkan jodohnya. Kalau tiba waktunya, akan tampak sinar terang di pelabuhan.”
 
Seorang Raja bergegas berangkat ke pelabuhan. Setibanya di pelabuhan, Raja melihat sebuah perahu kecil terbuat dari kelopak jantung pisang yang sedang berlabuh. Raja kemudian berkata,
“Siapa gerangan tuan-tuan Putri? Bidadari ataukah peri? Dan apa maksud tuan-tuan Putri datang berlabuh di negeri kami?”
 
Menjawablah Tuntung kapur, “Hamba bernama Tuntung Kapur, dan ini, dayang-dayang hamba,” katanya seraya menunjuk Putri Bunga Melur. "Hamba datang kemari dengan maksud ingin mengabdi Baginda dan Putra Baginda.” Lalu ia melanjutkan, “Hamba berharap Baginda mau menerima kami.”
 
Karena Baginda Raja mengira Tuntung Kapur adalah jodoh putranya, maka Raja memerintahkan para hulubalang mempersiapkan keperluan kedua gadis itu. Melihat hal ini, berkatalah Tuntung Kapur yang dengki hati itu kepada Raja, 
“Baginda, untuk dayang hamba, cukuplah ia tidur di dekat kandang kuda saja. Dia tidak perlu ikut tinggal di istana.” Putri Bunga Melur amat sedih mendengar perkataan Tuntung Kapur yang tidak tahu membalas budi. Akan tetapi ia diam saja.
 
Akan halnya Putra Raja, ia selalu memperhatikan tingkah laku kedua gadis itu. Kalau Tuntung Kapur menggulai, setelah kelapanya diremas, diambilnya ampasnya, tetapi dibuangnya santannya. Kalau dia menampih beras, diambilnya dedak dan padinya, tetapi dibuangnya berasnya. Kalu dia menumbuk tepung, setelah diayak, lalu diambilnya yang kasar dan tepungnya justru dibuang. Tentu saja masakan Tuntung Kapur tidak sedap dan putra raja tidak mau menyentuhnya.
 
Pada suatu hari putra raja berjalan melewati Putri Bunga Melur tinggal. Putra raja datang bersinggah dan Putri Bunga Melur menjamunya dengan hidangan yang dipersiapkannya sendiri. Sejak itu putra raja sering-sering singgah karena makanan yang dihidangkan Putri Bunga Melur amat lezat rasanya. Sebenarnya, putra raja ingin Putri Bunga Melur yang akan menjadi Istrinya. Akan tetapi ia tidak berani membantah titah ayahandanya yang telah menjodohkannya dengan Tuntung Kapur.
 
Pada suatu ketika Raja dan putra mahkota ingin berpisah menelusuri sungai, maka persiapkanlah sebuah perahu besar. Pada umumnya Tuntung Kapur tidak mengizinkan Putri Bunga Melur ikut berpesiar. Karena putra raja bersikeras, maka berkatalah Tuntung Kapur, 
“Baiklah, tetapi si Melur harus berlayar sendiri. Aku tidak sudi berlayar bersamanya.” 
Oleh karena itu, dipersiapkanlah sebuah perahu kelopak jantung pisang untuk Putri Bunga Melur.
 
Tiba saatnya rombongan raja berpesiar. Terlihat sebuah kapal besar bernama Palang Tembaga diiringi sebuah perahu kecil terbuat dari kelopak jantung pisang. Ketika mereka melewati sebuah hutan di pinggir sungai, keluarlah bermacam-macam serangga, tukus hutan, ular, kupu-kupu, burung dan binatang-binatang lain penghuni hutan.
 
Para penghuni hutan segera bernyanyi beramai-ramai. Beginilah nyanyian mereka :
 
Dalam sampan Pelang Tembaga
Berlayar Tuntung Kapur
Dalam sampan kelopak jantung
Berlayar Putri Bunga Melur
Dalam sampan Pelang Tembaga
Entah siapa dia
Dalam sampan kelopak jantung
Dialah tunangan putra raja
 
Mendengar nyanyian tersebut, putra raja cepat menyimak. Lalu ia berkata,
“Ayahanda, coba dengar nyanyian binatang-binatang itu.”
 
Segera Tuntung Kapur menjawab, 
“Jangan pedulikan nyanyian itu, Baginda. Nyanyian binatang tidak dapt dipercaya dan tidak masuk akal.”
 
Akan tetapi, karena para penghuni hutan terus saja mengulang-ngulang nyanyiannya, maka timbullah syak wasangka baginda raja dan putra mahkota.
 
Sepulang pesiar, baginda menanyakan hal ikhwal yang sebenarnya. Akan tetapi Tuntung Kapur tidak mau mengakui perbuatannya. Lalu dipanggillah Putri Bunga Melur datang menghadap. Putri Bunga Melur kemudian menceritakan sekuruh kisahnya. Baginda Raja pun menjadi sangat murka karena telah ditipu oleh Tuntung Kapur.
 
Oleh karena itu, Baginda Raja memutuskan Tuntung Kapur harus dijatuhi hukuman. Ia dimasukkan ke dalam perahu kelopak jantung pisang dan diusir meninggalkan negeri seberang. Karena Tuntung Kapur tidak pandai memanggil angin, perahunya berlayar tak tentu arah. Sejak itu tidak ada yang tahu bagaimana jadinya nasib si Tuntung Kapur.
 
Sementara itu, Putri Bunga Melur dibawa pulang ke istana. Segera Baginda Raja menitahkan rakyatnya untuk menyiapkan pesta perkawinan putra raja dengan Putri Bunga Melur. Empat puluh hari empat puluh malam lamanya pesta megah berlangsung, penuh suka cita dan kegembiraan. Ayah dan ibu Putri Bunga Melur amat berbahagia mendengar nasib anaknya.
 
Sumber: https://nusantaralogin.blogspot.co.id/2018/02/cerita-rakyat-sumatera-utara-putri.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya