Alkisah, jauh di tengah hutan di tepi sebuah sungai hidup sepasang suami istri. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka menikah, tetapi belum juga mempunyai seorang anak. Bilamana mereka sedang berbincang-bincang, sering kali terdengar mereka berucap,
“Kalau saja kita mempunyai seorang anak, tentu kita tidak kesepian.”
Akan tetapi, mereka tidak putus asa. Setiap hari, kedua suami istri ini terus berdoa kepada Allah mohon dikaruniai seorang anak.
Seperti biasanya setiap pagi sang istri pergi mencuci kain. Tetapi kali ini, ketika ia melewati jalan kecil yang biasa dilaluinya, tampak sekuntum bunga melur yang sedang mekar. Bunga ini terlihat indah sekali di antara semak-semak yang mengelilinginya.
Seketika terpikir olehnya, “Bila saja aku mempunyai seorang anak perempuan secantik bunga melur ini, alangkah bahagiaku.”
Kemudian perempuan itu meneruskan perjalanannya menuju tepi sungai yang dangkal airnya untuk mencuci.
Beberapa hari kemudian, ia bermimpi didatangi seorang kakek tua yang berkata kepadanya,
“Agaknya, Allah akan mengabulkan doamu. Engkau akan melahirkan seorang anak perempuan yang amat cantik. Tetapi, bila dia sudah dewasa nanti, engkau harus mengirimkan anakmu itu ke negeri seberang. Seorang putra raja akan menjadi jodohnya.”
Tidak terbilang suka cita perempuan itu, karenanya, ia berjanji akan memenuhi pesan kakek tua tersebut.
Bukan main bahagianya kedua suami istri itu ketika mimpi sang istri benar-benar terwujud. Mereka tidak kecewa walaupun anaknya amat kecil. Badannya hanya sebesar bunga melur dan wajahnya secantik bunga ini. Oleh karenanya, suami istri itu memberi nama anak perempuannya Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur amat dikasihi bapak dan ibunya. Ia tumbuh menjadi gadis cantik. Walaupun demikian tubuhnya tidaklah menjadi besar melebihi sekuntum bunga melur.
Pada suatu hari, Putri Bunga Melur yang sudah beranjak remaja jatuh sakit. Berbagai tabib telah mencoba mengobatinya, tetapi Putri Bunga Melur tidak kunjung sembuh juga. Teringat oleh ibunya, pesan kakek tua dalam mimpinya bertahun-tahun lalu. Sebab itu ibu Putri Bunga Melur berkata kepada suaminya,
“Pak, kita harus mengirimkan anak kita ke negeri seberang seperti yang telah kujanjikan kepada kakek tua dalam mimpiku.” Karena sudah suratan takdir, suaminya setuju saja.
Kemudian Putri Bunga Melur diantar ke tepi sungai oleh kedua orang tuanya. Ketika mereka sedang memikirkan bagaimana cara menyeberangkan Putri Bunga Melur, tiba-tiba jatuh kelopak jantung pisang ke dalam sungai. Timbullah akal Putri Bunga Melur. Lalu ia berkata kepada ibunya,
“Ibu, mengapa tidak kita jadikan saja kelopak jantung pisang ini menjadi perahu untukku berlayar ke negeri seberang?”
Segera Putri Bunga Melur dimasukkan ke dalam perahu kelopak jantung pisang bersama-sama dengan bekal yang telah disiapkan ibunya. Setelah itu, ayah dan ibu Putri Bunga Melur melepasnya berlayar sambil berpesan,
“Hati-hati di jalan, Nak, dan ingat, kalau kau bertemu dengan bunga bakung, jangan sekali-sekali kau sapa dia.”
Saat itu angin tidak bertiup. Agar dapat berlayar, maka Putri Bunga Melur bersenandung memanggil angin.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang