Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Barat Sulawesi Barat
5_Cerita Kera Dengan Burung Bangau
- 18 Mei 2018

Ada sebuah cerita tentang seekor kera dengan seekor burung ·  bangau. Kata kera kepada boning bangau, "Baiklah kita · menanam pisang". Sahut burung bangau, "Ya, baiklah kita pergi". Mereka berdua mulai menanam pisang, tetapi agak berjauhan. Tidak lama kemudian, sesudah menanam pisang, bertanyalah burung bangau kepada kera, "Hel kera, sudah besarkah pisang yang kita tanam bersama-sama? Latu kera menyahut, "Belum besar karena bila sudah mulai. bertunas saya pangkas lagi." Latu kata burung bangau kepada kera, "Pisangku sudah hampit' berbuah".

Tidak berapa lama kemudian, kera itu datang lagi menjumpai ounmg bangau, katanya, "Bagaimana keadaan pisangmu sekarang?" · Sahut burung bangau, "Pisang saya sudah berbuah". Pada ·saat. kera menganggap bahwa pisang burung bangau· itu sudah masak, ·pergi melihatnya. Setelah sampai, dilihatnya pisang burung bangau itu sudah masak. Dengan segera kera mengambil pisang itu lalu dimakan semua.

Pada saat kera sedang makan pisang, burung bangau datang dan berkata, "Kera, berikan juga saya separuh". Akan tetapi, kera tak mau dan bahkan burung bangau hanya dirannsang ait liurnya. Burung bangau itu kembali sambil mengeluh, "buah pisang yang saya tanam telah habis dimakan oleh kera." Kebetulan sekali keluhan burung bangau itu terdengar oleh seekor kepiting. Kepiting bertanya dah).m hati, "Siapakah yang mengeluh itu?" Setelah diperhatikan, ternyata yang mengeluh adalah seekor burung bangau. Kepiting itu bertanya, Apa sebabnya engkau mengeluh sepanjang jalan burung bangau?"

Burung bangau itu mejawab, "Saya dan kera bersama-sama menanam pisang, tetapi pisang yang ditanamnya tidak berhasil sebab kalau sudah bertunas, dia mulai lagi mengeratnya, sedangkan saya memelihara pisangku dengan baik". Sesudah buah pisng saya itu masak, diambil dan dimakan semuanya. Saya tak diberi, sedangkan saya yang menanamnya. ltulah sebabnya hati saya merasa. sedih  ,mengeluh sepanjang jalan.

Kemudian, kepiting berkata kepada burung bangau, "Sabarlah nanti kita pergi bersama-sama menggigit buah zakamya". Maka berangkatlah burung bangau mengantar kepiting ke tempat burung bangau menanam pisang, Pada waktu mereka sampai . qi tempat i.tu dilihatnya ke atas kera sedang makan pisang. Ketika kepiting itu sudan sarnpai ke puncak pohon itu, ia pun menggigit buah jakar kera. Kera itu menjerit-jerit kesakitan Jalu jatuh ke tanah. Satu malam sesudah buah pelir kera itu digigit kepiting, Ialu bernanah.

Diperasnya nanah buah pelir itu, kemudian dijual kepada orang banyak. Nanah buah pelir itu dibeli orang dengan· sebuah gendang. Kera itu ·memukul-mukul gendangnya sambil berkata, "Bunyi gendangku amat merdu, harga dari nanah pelirku." Kemudi  burung bangau berkata kepada kera. "Hei kera, bunyi gendanngmu  tu akan bertambah keras dan merdu, jika engkau rendam dalam air selama tiga hari .tiga malam. Mendengar saran burung bangau itu, ia pun berpikir sejenak. kemudian mengambil kesimpulan bahwa mungkin benar bunyi gendang itu akan bertambah keras dan merdu bila saya rendam di dalam air selama tiga hari malam. Ia pun pergi inerelidam gendang itu ke dalam air.

Sesudah tiga hari tiga malam terendam dalam air, ia pergi mengambilnya kembali lalu mulai memukul-mukulnya. Dia perhatikan dengan balk ternyata tak keras dan tak merdu bunyinya.. Kera itu marah  burung bangau, lalu dikejarnya. Burung bagau ilu terbang ke udara kemudian hinggap di atas pohon beringin. Jadi, burung bangau tetah memberikan ganjaran karena kera sudah menghabiskan buah pisangnya.

Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=k08CCwAAQBAJ&hl=id&printsec=frontcover&pg=GBS.PA76

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU