Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Cerita Asal Mula Pohon Enau
- 20 Mei 2018
Cerita Asal Mula Pohon Enau ~ Menurut cerita suku Rejang, pada zaman dahulu di sebuah desa terpencil tinggallah tujuh orang bersaudara. Mereka menjadi yatim piatu sejak si bungsu lahir. Ketujuh bersaudara itu terdiri atas nama enam orang laki-laki dan seorang perempuan. Kebetulan yang perempuan itu adalah si bungsu. Mereka hidup sebagai petani yang menggarap sebidang tanah di tepi hutan.
 
Si bungsu bernama Putri Sedaro Putih. Ia sangat dicintai keenam saudaranya. Mereka selalu berusaha melindunginya dari segala sesuatu yang akan membahayakan dirinya. Apa pun yang terjadi mereka siap berkorban demi adik yang sangat mereka cintai itu.

Pada suatu malam ketika Putri Sedaro Putih sedang tidur nyenyak, ia bermimpi serasa didatangi oleh seorang laki-laki tua yang mengatakan bahwa ia adalah kakek tujuh bersaudara itu. Kadatangannya memberitahukan kepada Putri Sedaro Putih bahwa ajal Putri telah dekat. Oleh karena itu, ia dinasihati supaya bersiap diri menghadapinya. Apabila telah dikuburkan nanti, dari pusaranya akan tumbuh sebatang pohon yang belum pernah ada pada masa itu. Pohon itu akan banyak memberi manfaat bagi umat manusia.

Putri Sedaro Putih terkesan akan mimpi itu sehingga setiap hari ia selalu terbayang akan kematiannya. Makan dan minum terlupakan olehnya. Hal ini mengakibatkan tubuhnya menjadi kurus dan pucat. Saudara sulung sebagai pengganti orang tuanya sangat memperhatikan Putri Sedaro Putih. Ia menanyakan apa sebab adiknya sampai bersedih hati seperti itu. Apakah ada penyakit yang di idapnya sehingga perlu segera diobati? Jangan sampai terlambat diobati sebab akibatnya menjadi parah.

Dengan menangis tersedu-sedu Putri Sedaro Putih menceritakan semua mimpi yang dialaminya beberapa waktu yang lalu. Kata Putri Sedaro Putih.

"Kalau Cerita dalam mimpi itu benar, bahwa dari tubuhku akan tumbuh pohon yang mendatangkan kebahagiaan orang banyak, aku rela berkorban untuk itu."

"Tidak, Adikku. Jangan secepat itu kau tinggalkan kami. Kita akan hidup bersama, sampai kita memperoleh keturunan masing-masing sebagai penyambung generasi kita. Lupakanlah mimpi itu. Bukankah mimpi sebagai hiasan tidur bagi semua orang?" kata si sulung menghibur adiknya.

Hari-hari berlalu tanpa terasa. Mimpi itu pun telah dilupakan Putri Sedaro Putih. Ia telah kembali seperti semula, seorang gadis periang yang senang bekerja di huma. Hasil panen pun telah dihimpun sebagai bekal mereka selama semusim.

Pada suatu malam, tanpa menderita sakit terlebih dahulu Putri Sedaro Putih meninggal dunia. Keesokan harinya, keenam saudaranya menjadi gempar dan meratapi adik kesayangannya itu. Mereka menguburkannya tidak jauh dari rumah kediaman mereka. Seperti telah diceritakan oleh Putri Sedaro Putih, di tengah pusaranya tumbuh sebatang pohon asing.

Mereka belum pernah melihat pohon seperti itu, sayang seperti merawat Putri Sedaro Putih. Pohon itu mereka beri nama Sedaro Putih. Di samping pohon itu, tumbuh pula pohon kayu kapung yang sama tinggi dengan pohon Sedaro Putih. Pohon itu pun dipelihara sebagai pohon pelindung.
 
Lima tahun kemudian, pohon sedaro putih mulai berbunga dan berbuah. Jika angin berembus, dahan kayu kapung selalu memukul tangkai buah sedaro putih sehingga menjadi memar dan terjadilah peregangan sel-sel yang mempermudah air pohon sedaro putih mengalir ke arah buah.

Pada suatu hari, seorang saudara Putri Sedaro Putih berziarah ke kubur itu. Ia beristirahat melepaskan lelah sambil memperhatikan pohon kapung selalu memukul tangkai buah pohon sedaro putih ketika angin semilir berhembus.

Pada saat itu, datang seekor tupai menghampiri buah pohon sedaro putih dan menggigitnya sampai buah terlepas dari rangkaiannya. Dari tangkai buah yang terlepas, keluarlah cairan berwarna kuning jernih. Air itu dijilat tupai sepuas-puasnya. Kejadian itu diperhatikan  saudara Putri Sedaro Putih sampai tupai tadi itu pergi meninggalkan tempat itu.

Saudara Putri Sedaro Putih mendekati pohon itu. Cairan yang menetes dari tangkai buah ditampungnya dengan telapak tangan lalu dijilat untuk mengetahui rasa air tangkai buah itu. Ternyata, air itu terasa sangat manis. Dengan muka berseri, ia pulang menemui saudara-saudaranya.

Semua peristiwa yang telah disaksikannya, diceritakan kepada saudara-saudaranya untuk dipelajari. Cerita itu sungguh menarik perhatian mereka. Lalu mereka pun sepakat untuk menyadap air tangkai buah pohon sedaro putih.

Tangkai buah pohon itu dipotong dan air yang keluar dari bekas potongan ditampung dengan tabung dari seruas bambu yang disebut "tikoa". Setelah satu malam, tikoa itu hampir penuh. Perolehan pertama itu mereka nikmati bersama sambil berbincang bagaimana cara memperbanyak hasil sadapan. Mereka pun sepakat untuk menyadap tangkai buah yang lain.

Agar pekerjaan itu tidak gagal, mereka melakukan urutan kejadian yang disaksikan oleh saudaranya ketika berziarah ke kubur Putri Sedaro Putih. Urutannya sebagai berikut. 

Pertama, menggoyang-goyangkan tangkai buah pohon sedaro putih seperti dilakukan oleh angin. Lalu, memukul tangkai buah itu dengan kayu kapung seperti yang terjadi ketika kayu kapung dihembus angin. Akhirnya, mereka memotong tangkai buah seperti dilakukan oleh tupai. Tabung bambu pun digantungkan di sana. Ternyata, hasilnya sama dengan sadapan pertama.

Perolehan mereka semakin hari semakin banyak karena beberapa tangkai buah yang tumbuh dari pohon sedaro putih sudah mendatangkan hasil. Akan tetapi, timbul suatu masalah bagi mereka karena air sadapan itu akan masam jika disimpan terlalu lama.

Lalu, mereka sepakat untuk membuat suatu percobaan dengan memasak air sadapan itu sampai kental. Air yang mengental itu didinginkan sampai keras membeku dan berwarna coklat kekuningan.

Semenjak itu, pohon sedaro putih disebut pohon enau atau pohon aren. Air pohon yang keluar dari tangkai buah dinamakan nira, sedangkan air nira yang dimasak sampai mengental dari membeku disebut gula merah.

Kesimpulan :
Pohon enau atau pohon aren termasuk pohon yang banyak jasanya bagi manusia. Oleh karena itu, untuk memuliakannya diciptakan sebuah legenda tentang Putri Sedaro Putih. Manfaat pohon enau atau pohon aren antara lain sebagi berikut :
  1. Ijuknya dapat dibuat sapu, tali untuk mengikat kerbau, keset kaki, atap, dan kuas cat.
  2. Buahnya (disebut beluluk atau kolang kaling) dapat dibuat manisan yang lezat.
  3. Tulang daunnya dibuat sapu lidi dan senik (tempat meletakkan kuali dan periuk).
Sumber : Cerita Rakyat Dari Bengkulu oleh H. Syamsuddin dkk.
http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/02/cerita-asal-mula-pohon-enau.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana