Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Gorontalo Gorontalo
5_Asal Usul Terjadinya Nike, Buaya dan Biawak
- 20 Mei 2018
Alkisah Rakyat ~ Setiap makhluk diatas dunia ini mempunyai kisah tentang asal-asul terjadinya, termasuk Nike, Buaya dan Biawak.Yang dimaksud dengan Nike ialah sejenis ikan yang terkecil dan halus bentuknya diantara ikan-ikan lainnya. Adapun asal-usul terjadinya Nike, Buaya dan Biawak menurut hikayat bahwa pada masa dahulu orang-orang ataupun yang lazim disebut penduduk Gorontalo belum sebanyak seperti sekarang ini, manusia disana pada waktu itu masih sangat terbatas bahkan dikatakan masih sangat kurang. 
 

Di antara mereka yang  sudah ada pada waktu itu, terdapat sepasang suami-istri yang sudah sekian lama berpasangan, namun keanehan dan kelainan bahwa sekian kali sang istri melahirkan sebanyak itu pula dilaksanakan upacara pemakaman, dengan kata lain sang bayi langsung meninggal sesaat setelah bayi dilahirkan. Namun mereka tidak berputus asa, disertai usaha terus untuk mencari jalan keluarnya.

Pada suatu waktu karena sudah cukup berpengalaman demikian, maka sang istri sesaat melahirkan seorang bayi perempuan langsung diberikan kepada adik kandung sang istri atau bibi dari sang bayi yang tempat tinggalnya agak jauh dari rumah kedua orang tuanya. Bibinya sangat kasih dan sayang memelihara sang bayi tersebut. Perkembangan sesudah lahir baik fisik maupun psyshis sejak masa bayi menanjak ke masa kanak-kanak dan sampai masa remaja, semua itu dilaluinya dalam lingkungan keluarga bibinya. Satu hal yang sangat menggembirakan adalah pada masa remaja ia sudah pandai membantu bibinya dalam tugas rumah tangga sehari-hari, berupa memasak, menyapu, bahkan lebih dari itu sudah ada satu jenis ketrampilan khusus yang dikuasainya yaitu menenun kain, walau baru dengan cara dan teknis yang sederhana sekali, akibat sifat kepemimpinan, bimbingan dan petunjuk bibinya selaku ibu rumah tangga yang baik.

Kira-kira umurnya masih sekitar dua tahun, ibu kandungnya telah melahirkan kembali dengan seorang bayi laki-laki. Karena terdorong oleh rasa ingin melimpahkan perasaan kasih sayang terhadap anak kandung sendiri, maka bayi tersebut mereka tidak berikan kepada siapa saja, melainkan mereka pelihara sendiri dan bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kehidupannya dari kecil sampai dewasa senantiasa dalam keadaan sehat-sehat adanya. Sebagai seorang remaja, pikirannya sudah malu terbuka dan tertuju kepada hal-hal yang menyangkut hidup dan kehidupan bagaimana caranya agar dapat hidup lebih baik tanpa mengharapkan ataupun bergantung dari tuntunan dari orang tua terus menerus.

Tiba-tiba timbullah dalam benaknya, salah satu cara yang dirasa baik dan sesuai dengan keinginan dan cita-citanya ialah menjadi seorang pedagang yang baik, dan untuk itu langkah  pertama yang ia harus lakukan bekerja dan mencari pengalaman dibidang itu. Dari sekian banyak barang yang boleh diperdagangkan ia pun memilih salah satunya yaitu menjual barang-barang kelontong yang dengan mudah dapat dibawa dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dalam mencari dan menghubungi para konsumen.

Terlebih dahulu dibuatnya sebuah kas atau peti kayu tempat barang-barang jualannya, lalu dijunjung dan berjalanlah ia dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kampung ke kampung lain.

Demikianlah kerjanya setiap hari, dan pada suatu ketika tibalah disalah satu kampung bibinya, tempat tinggal kaka kandungnya. Oleh karena penduduk masih sangat kurang tentu saja jarak antara satu rumah dengan lainnya sangatlah berjauhan dan itulah sasaran si jejaka pedagang keliling itu. Beli atau tidak, orang-orang dalam rumah itu tetap menjadi tujuan sang jejaka pergi menawarkan barangnya termasuk bibi dan kakak kandungnya yang sudah gadis remaja. Rupanya bertemulah ruas dengan buku di saat sang jejaka pergi menawarkan barang, pada saat itu pula sang gadis membutuhkan sesuatu yang dapat menunjang kelancaran pekerjaannya sehari-hari berupa benang, jarum, cermin, pupur dan lain-lain alat perlengkapan tenun yang dapat dijangkau dengan daya beli uang yang tersedia. Semua barang yang hendak dibeli sang gadis, dikeluarkan dari peti jualannya dan diberikan, lalu pembeli itu bertanya,"Berapa harga barang-barang ini semua ?"

Penjual menjawab, "Barang ini aku tidak jual, hanyalah aku berikan dengan ikhlas kepadamu."

Sungguh heran gadis mendengar jawaban itu dan merasa aneh akan perbuatan seorang pedagang yang tidak mau mencari laba, namun sang jejaka tetap pada pendiriannya. Sekali ikhlas tetap ikhlas untuk memberikan barang-barang itu kepada sang gadis. Segera sang jejaka pun meninggalkan tempat itu meneruskan perjalanannya ke tempat lain dan akhirnya kembalilah ia kerumahnya.

Kira-kira sebulan kemudian sang jejaka setelah membaharui barang-barang jualannya, lalu meninggalkan rumah pergi berjalan dari satu tempat ke tempat lain dan seterusnya tibalah kembali di rumah sang gadis langsung menawarkan barang-barang jualannya.

Kedatangannya di sana tepat juga, karena persediaan barang-barang si gadis yang dibutuhkan dalam keperluan sehari-hari memang sudah habis dan tentu ia ingin membeli atau membaharuinya berupa pupur, sabun, gunting dan sapu tangan. Sang jejaka segera menyerahkan barang-barang itu kepada sang gadis, seraya pembeli itu bertanya, katanya, "Berapa harga barang-barang ini semua?" Penjual menjawab, katanya, "Barang-barang ini dengan ihklas kembali aku berikan kepadamu semacam dahulu."
 
Sumber: http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2015/11/cerita-rakyat-asal-usul-terjadinya-nike-buaya.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline