Alkisah, seorang datuk berdiam di sebuah tempatyang sekarang letaknya kira-kira di sekitar Labuhanruku, di daerah Asahan. Datuk ini mempunyai seorang putri yang sangat cantik parasnya. Putri ini sedang meningkat remaja. Pada suatu hari berlabuhlah sebuah kapal dari kerajaan Pagarruyung di bandar tempat daerah kekuasaan datuk. tersebut (konon khabarnya Labuhanruku yang sekarang masih merupakan sebuah pelabuhan yang besar pada masa itu). Kapal yang ditumpangi raja Pagarruyung itu bernama "Gajah Ruku" dan itulah, konon sebabnya tempat itu sekarang bernama Labuhanruku, pelabuJian tempat berlabuhnya kapal "Gajah Ruku" Raja kerajaan Pagarruyung, ketika melihat kecantikan puteri datuk itu, langsung menyampaikan pinangannya kepada datuk untuk mempersunting puteri menjadi isterinya. Puteri ini tidak sembarang puteri, lalu ia berkata pada ayahandanya: "Ayahanda ampun anakanda, sampaikanlah kepada raja kerajaan P.agarruyung itu bahwa anakanda berkenan akan dia, dan terimalah pinangannya. Tetapi katakan pula, teruskanlah pelayarannya, tambahlah pengalaman dan pengetahuan ·di negeri orang. Anakanda tetap menanti, kelak bila .ia berlabuh kembali di bandar kita ini, barulah diresmikan anakanda diperisterinya. "Dengan perasaan takut, disampaikanlah oleh da.tuk tersebut akan pesan anaknya. Raja yang baik hati itu tida.klah murka, tetapi menyambut baik usul puteri itu. Maka iapun meneruskan pelayarannya. Sement.ara itu berlabuhlah. pula sebuah kapal dari kerajaan iak. Raja muda yang nggah itu jatuh hati pula pllda sang puteri. Lalu datanglah pinangan dari sang raja muda.
Alangkah cemasnya hati ayahanda dan bunda sang puteri, karena akan menerima pinangan tentu tak mungkin, akan menolak takut, karena raja yang datang itu termasuk raja yang ditakuti oleh kerajaan-kerajaan sekitarnya. Lain halnya dengan puteri tersebut. Dengan tenang ia berkata pada ayahnya: "Terima saja pinangan itu ayahanda, dengan syarat teruskanlah dahulu pelayaran baginda. Kelak bila baginda kembali perkawinan akan dilangsungkan". Datuk yang kebingungan itupun menerima usul puterinya, kemudian mempersembahkan jawabnya pada raja muda kerajaan Siak. Baginda tidak murka, malah menerima usul tersebut. Bagindapun meneruskan pelayarannya.
Beberapa bulan kemudian, sampai pula kapal besar dari sebuah kerajaan yang diduga datang dari daerah sekitar Simalungun sekarang. Raja yang menaiki kapal itu segera jatuh hati pada puteri sang datuk. Seperti pinangan-pinangan sebelumnya, puteri dengan ten_;mg jawab yang sama, dan ayahandany menyampaikan pada baginda raja muda. Baginda meneruskan perjalananan.
Lewat beberapa purnama, tiba pula sebuah kapal seorang raja muda yang kurang jelas asal usulnya. Raja muda ini segera tertarik hati pada sang puteri. Sang puteri yang bijaksana memberi jawaban yang sama, dan bagindapun meneruskan pelayarannya. Sementara itu alangkah cemas hati ayahanda dan bunda sang puteri yang dengan perasaan gelisah menunggu ketibaan keempat kapal-kapal raja-raja muda yang pada suatu hari tentu akan berlabuh di pelabuhan. Berdoalah mereka siang dan malam, agar diberi petunjuk oleh yang maha kuasa, untuk mengatasi persoalan yang sedang mereka hadapi. Pada suatu hari bermimpilah ayahanda puteri itu. Sebuah suara halus yang gaib berkata padanya: "Dengarlah cucuku,mandikanlali putrimu,sucikanlah dia dalam keadaan bersih, berdoalah bersama-sama semoga terjelmalah saudara-saudara yang sama bentuk dan parasnya si puteri". Maka datuk itupun mengikuti nasihat yang didengarnya dalam rnimpinya.
Dengan takdir Allah, terjelmalah tiga orang puteri yang sama benar, tidak berbeda sedikitpun dengan puteri yang asli. Hanya daiam satu hal saja puteri-puteri itu berbeda. Puteri yang asli suka makan segala · makanan baik nasi, daging sayur dan buah-buahan. Puteri yang kedua hanya suka makan daging, puteri yang ketiga hanya suka makan buah-buahan dan puteri yang keempat hanya suka makan sayuran. Pada suatu malam berrnimpilah datuk sekali lagi. Berkatalah suara gaib yang didengarnya dulu: "Cucuku, kalau raja muda Pagarruyung tiba di pelabuhan, dan ia datang mempersunting puterimu, berbuatlah bijaksana. Serahkan puteri yang suka makan segala: makanan pada baginda. Kalau sampai pula raja muda Siak, serahkan puteri yang suka makan buah-buahan padanya untuk dipersuntingnya. Puteri pemakan daging serahkan pada raja muda berikutnya, dan puteri pemakan sayuran serahkan pada raja muda yang terakhir sampai di pelabuhan. Semoga puteri-puteri cucuku berbahagia. Ketika sampailah raja-raja muda di pelabuhan, disambutlah oieh datuk dan rakyat daerah ittl, diefu-elukan kedatangan mereka. Dikerjakan dan dilaksanakan oleh ayahanda sang puteri seperti apa yang dipesankan dalam rnimpinya. Setelah selesai perkawinan raja muda Pagarruyung dengan puteri asli, raja muda Pagarruyung yang bijaksana itu mendirikan kerajaan baru yang diberinya nama Tanah Datar. Di situlah ia memerintah dengan permaisurinya, si puteri asli. Demikianlah pula atas izin dan restu datuk raja muda Siak membuka daerah baru yang. diberi nama Limalaras. Di sinilah Raja muda Siak memerintah dengan permaisurinya, puteri pemakan buah-buahan. Raja muda ketiga membuka daerah baru yang diberi nama Limapuluh, dan di sinilah memerintah ia dengan permaisurinya, puteri pemakan daging. Raja muda keempat membuka daerah baru yang diberi nama Pesisir, dan di sinilah raja muda memerintah dengan permaisurinya, puteri pemakan sayur-sayuran. Keempat kerajaan ini kemudiannya bersatu menjadi satu kerajaan yang besar kuasanya yang bernama: Kerajaan Empat Suku. Sekarang kalau kita pergi ke daerah Barubara, kita mas1h' menjumpai daerah-daerah yang bernama Tanah Datar, Limalaras, Limapuluh dan Pesisir.. Menurut ceritera orang tua-tua, nama-nama itu adalah nama peninggalan sehubungan dengan Kerajaan Empat Suku yang pernah memerintah di sana.
Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=ZPUFCwAAQBAJ&printsec=frontcover&output=reader&hl=id&pg=GBS.PA7
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja