Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
5_Api dan Angin Dalam Kertas
- 20 Mei 2018
Api dan Angin Dalam Kertas ~ Alkisah, di suatu negeri terdapat seorang raja yang lalim dan gila hormat. Wataknya sangat keras. Pendapat dan perintahnya tidak boleh dibantah. Membantah dan mengingkari perintah raja berarti bersedia menerima hukuman dari sang raja, Pembantu dan pegawalnya pun bengis-bengis. Tidak ada seorang pun yang pernah melanggar perintahnya bisa lepas dan bebas. Tugas para pengawal bukan hanya menjaga dan mengawal raja, tetapi juga bertugas menjaga keamanan keluarga, harta dan ternak peliharaan raja. Oleh karena itu, sering terjadi penangkapan dan penahanan terhadap rakyat jelata yang menggangggu hewan peliharaan raja.

Hampir setiap hari sang raja mengenakan pakaian kebesarannya. Berbagai tanda pangkat, tanda jabatan, bintang jasa, dan lambang identitas lain bergantungan di bajunya. Selain itu, senjata dan tongkat wasiat tidak pernah lepas dari dirinya.

Pada suatu ketika, sang raja dan beberapa orang pengawal, pengiring, dan tentaranya melaksanakan tugas kunjungan ke desa-desa. Sebelum berangkat, seluruh rakyat telah diperintahkan untuk menaikan bendera, memasang umbul-umbul, dan menghidupkan lampu penerang jalan yang akan dilalui raja di malam hari.

Dalam perjalanan itu, disuatu desa ada sebuah rumah yang tidak menaikkan bendera dan tidak memasang umbul-umbul. Dari dalam rumah terdengar  ratap tangis beberapa orang. Dua orang pengawal masuk ke rumah itu. Salah seorang di antara mereka bertanya, "Siapa pemilik rumah ini?"

"Kami yang punya rumah ini. Pak," sahut seorang pemuda sambil terisak-isak.

"Siapa namamu?" tanya pengawal itu lagi.

"Nama saya Yusuf, Pak," jawab pemuda itu.

"Kenapa kamu tidak menaikkan bendera dan memasang umbul-umbul?"

"Maaf, Pak. Kami lupa Ibunda kami dalam keadaan sakit keras."

"Apa katamu? Ibumu sakit keras? gertak sang pengawal.

"Ya Pak," sahut pemuda itu sambil gemetar.

"Hemmmm.... rawatlah Ibumu baik-baik. Tetapi lusa, engkau harus menghadap raja di istana sebab kamu telah melanggar perintahnya," kata pengawal itu sambil keluar. Mereka segera mengikuti rombongan raja.

Tidak berapa lama, terdengar ratap tangis lebih keras yang sangat memilukan dan semakin menjadi-jadi. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun! Ibu kandung Yusuf telah meninggal dunia. Dengan rasa sedih yang sangat mendalam, sore itu juga jenazah ibunya dikebumikan di tempat peristirahatan terakhir.

Pada hari yang telah ditentukan, berangkatlah Yusuf menghadap raja. Keempat adik Yusuf mengantar kepergiannya hingga pintu pagar halaman. Tidak begitu lama, tibalah Yusuf di istana sang raja. Seorang pengawal menemui Yusuf dan langsung mengantarkannya menghadap sang raja.

"Selamat siang, Tuan Raja," sembah Yusuf.

"Selamat siang. Kenapa kamu kemari?" tanya raja.

"Saya diperintahkan pengawal untuk menghadap Tuan Raja hari ini."

"Ooo.... kamu yang bernama Yusuf itu?"

"Benar, Tuan Raja," jawab pemuda itu sambil bersimpuh.

"Kenapa engkau tidak mengindahkan perintahku?"

"Maaf, Paduka Kami lupa memasang bendera dan umbul-umbul pada hari itu karena Ibu kami sedang sakit keras."

"Jadi, engkau lebih mementingkan ibumu dari pada perintah raja yang telah memakmurkan negeri ini?"sergah sang raja.

"Ibu kami benar-benar sedang sakit, Tuan Raja," ujar Yusuf dengan nada mengiba.

"Ah...... jangan cari-cari alasan. Kamu telah bersalah!"

"Maafkan kami, Tuan Raja. Janganlah hamba dihukum. Adik-adik hamba masih kecil. Siapa lagi yang akan menjaga mereka?" sembah Yusuf.

Tanpa menghiraukan jawaban Yusuf, sang raja kemudian berkata, "Engkau tetap diberi hukuman!"

"Apakah gerangan hukuman itu, Tuan Raja?" tanya Yusuf.

"Pokoknya tunggu saja. Nanti engkau akan tahu sendiri."

"Apakah tidak ada pengecualian bagi kami, Tuan Raja," ujar Yusuf memohon ampun.

"Pengecualiannya hanya satu. Engkau bisa bebas dari hukuman kalau engkau dapat mencari dan menyerahkan kepadaku 'api dan angin dalam kertas'!"

"Apa maksudnya itu Tuan Raja? Berapa lama waktu yang diberikan untuk mencari dan mendapatkan benda itu?" tanya Yusuf  lagi. 
 
 
"Dengar baik-baik. Waktunya hanya tiga minggu," titah sang raja.

Yusuf segera pulang ke rumah untuk menjumpai adik-adiknya. Ia menceritakan segala hal ihwalnya ketika menghadap raja. Mendengar kisah kakaknya itu, adik-adik Yusuf tampak cemas dan gelisah.

Kemudian salah seorang adik Yusuf bertanya. "Jadi, bagaimana upaya kita untuk memenuhi permintaan raja itu .Kak?"

Yusuf langsung menjawab, "Hai, adik-adikku yang tercinta. Ingatlah, Tuhan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalian tak usah cemas dan gelisah. Jagalah dirimu baik-baik. Kakak akan pergi mengembara. Mudah-mudahan, dengan izin Allah, saya akan menemukan apa yang diminta oleh raja itu."

Pengembaraan Yusuf telah memasuki minggu kedua, namun apa yang dicari belum juga ia dapatkan.

Pada suatu hari, Yusuf tiba di sebuah desa yang terletak di kaki bukit. Di desa itu ada sebuah pondok kecil. Pondok itu dihuni sepasang suami istri yang sudah tua. Yusuf mampir ke pondok itu dan menceritakan maksud dan tujuan pengembaraannya.

Lelaki tua pemilik pondok mengernyitkan keningnya. Tampaknya ia sedang berpikir, mengingat-ingat sesuatu. Sesaat kemudian ia berkata, "Nak, di sekitar kaki bukit ini memang masih ada tempat keramat dimana orang sering mencari pertolongan bila ditimpa kesulitan atau penderitaan. Tempatnya di gua yang ada di kaki bukit itu. Pergilah ke sana. Bertapa dan mintalah sesuatu yang kau inginkan dengan sungguh-sungguh. Syaratnya, engkau harus jujur dan bersih, Mudah-mudahan Tuhan Allah akan menolongmu."

Setelah mendengar petunjuk dari orang tua itu dan mengucapkan terima kasih, Yusuf bergegas pergi ke mulut gua. Dengan hati-hati Yusuf memasuki gua itu. Banyak kelelawar keluar dari gua karena terkejut dengan kedatangan Yusuf.
 
 
Di dalam gua, Yusuf duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala. Ia bertafakur dan menadahkan tangannya. Mulutnya komat-kamit, memohon sesuatu kepada Allah. Karena badannya sangat letih, Yusuf pun tertidur dengan pulas. Di dalam tidurnya, Yusuf bermimpi didatangi oleh seorang yang amat tua memakai jubah putih, dagunya penuh dengan jenggot yang sudah memutih pula.

"Hai, anak muda. Apa maksudmu datang ke gua ini?" tanya orang tua berjenggot itu.

"Aku sedang dalam kesulitan. Aku memohon pertolongan, Tuan," jawab Yusuf.

"Katakanlah, apa maksudmu. Mungkin aku bisa membantu," ujar orang tua itu lagi.

"Aku mencari 'api dan angin dalam kertas' sebagai penebus hukuman yang ditimpakan raja yang lalim kepadaku," tegas pemuda itu. Lalu, ia juga menceritakan kenapa raja menghukumnya.

Orang tua itu mengangguk-angguk pertanda ia maklum dengan cerita Yusuf. Setelah merogoh kantongnya, orang tua itu mengeluarkan sebuah bungkusan sambil berkata, "Terimalah ini."

Ketika Yusuf hendak mengucapkan terima kasih, secepat kilat orang tua itu menghilang. Yusuf merasa kaget, ia terbangun. Baru ia sadar kalau sedang bermimpi.

Setelah mengusap-usap matanya, Yusuf tersentak dan melihat ada sebuah bungkusan tergeletak disisinya. Perlahan-lahan Yusuf membuka bungkusan itu. Betapa girang perasaan Yusuf ketika ia menyadari bahwa yang dimaksud oleh raja dengan api dan angin dalam kertas' itu sesungguhnya adalah lampion dan kipas yang terbuat dari kertas. Dengan wajah berseri. Yusuf segera beranjak meninggalkan gua lalu pulang ke rumah. Ia menceritakan semua pengalamannya selama dalam pengembaraan kepada adik-adiknya.

Pada hari berikutnya, dengan hati-hati Yusuf membuat sebuah lampion dan kipas dari bahan yang ia peroleh ketika bertapa di gua. Setelah selesai dengan baik, berangkatlah Yusuf untuk menyerahkan benda itu kepada sang raja. Selanjutnya raja bertitah,

"Mulai saat ini engkau dibebaskan dari hukuman."

Yusuf merasa bersyukur mendengar pernyataan raja. Ia sangat gembira, kemudian pulang ke rumah dengan senang hati.

Kesimpulan :
Tuhan Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia akan selalu menolong orang-orang yang jujur, bersih, dan mengabdi kepada-Nya. Belajar dan bekerja keras adalah dasar untuk mendapatkan sesuatu yang dicita-citakan.

Sumber : Cerita Rakyat Dari Bengkulu oleh H. Syamsuddin dkk.
http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2016/02/api-dan-angin-dalam-kertas.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya