Tarian
Tarian
Tari Bali desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar
3 - Tari Nampyog
- 18 Mei 2018
Tari Nampyog yang disakralkan dan dipentaskan di pura Samuantiga desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar mempunyai keunikan-keunikan antara lain 
 
  1. tari Nampyog merupakan tarian sebagai pelengkap dari rangkaian upacara piodalan di Pura Samuantiga yang bermakna penyucian dalam rangkaian Ida Bhatara akan tedun dan penetralisir mrana (wabah penyakit)\\\
  2. penari tari Nampyog adalah wanita yang tidak mengalami menstruasi lagi (menopause). 
  3. penari tari Nampyog adalah orang-orang yang berkomitmen untuk menjadi pengayah seumur hidupnya yang disebut dengan permas. 
  4. apabila pengayah permas ini tidak mampu lagi menjadi pengayah, maka akan diteruskan oleh pewarisnya (berdasarkan keturunan) 
  5. tari Nampyog ini diiringi oleh beberapa gamelan (gong, angklung) secara bersamaan yang ngayah saat upacara piodalan. 
  6. tari Nampyog yang disakralkan ini dipentaskan hanya pada saat upacara piodalan di pura Samuan tiga desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

---

Keunikan Tari Nampyog:

  1. Tari Nampyog merupakan tarian sebagai pelengkap dari rangkaian upacara piodalan di pura Samuantiga yang bermakna penyucian dalam rangkaian Ida Bhatara akan tedun dan penetralisir mrana (wabah penyakit).
  2. Penari tari Nampyog adalah wanita yang tidak mengalami menstruasi lagi (menopause). Hal ini dimaksudkan agar kesucian penari tetap terjaga dan dapat mengabdikan dirinya dengan cara terlibat langsung dalam setiap kegiatan pada upacara piodalan (pengayah). Namun tidak menutup kemungkinan seseorang akan menjadi permas apabila sudah kehendak dari Ida Bhatara (Tuhan) walaupun orang yang bersangkutan masih mengalami menstruasi. Di samping itu, orang yang sudah lanjut usia tingkat emosional sudah stabil dan pikiran terfokus untuk ngayah.
  3. Penari tari Nampyog adalah orang-orang yang berkomitmen untuk menjadi pengayah seumur hidupnya yang disebut dengan permas. Sebagian besar permas (pengayah perempuan) di pura Samuantiga dikarenakan kaelingan artinya diingatkan/ditunjuk oleh Ida Bhatara (Tuhan). Bagi yang kaelingan tersebut, sebelum menjadi permas mengalami serangkaian peristiwa dan menderita sesuatu penyakit bertahun-tahun. Bahkan secara medis banyak di antaranya dikatakan sudah parah dan sulit untuk disembuhkan. Akan tetapi, setelah menjadi permas, kesembuhan pun diperoleh.
  4. Apabila pengayah permas ini tidak mampu lagi menjadi pengayah, maka akan diteruskan oleh pewarisnya (berdasarkan keturunan) dan harus menjalani suatu proses upacara pewintenan, bertujuan untuk membersihkan/ menyucikan diri lahir dan batin secara ritual.
  5. Penari memakai kebaya warna putih, kain (kemben) warna hitam, selendang putih, ikat kepala putih dan diselipkan bunga kembang sepatu (wira kesuma) serta membawa tiga batang dupa. Warna putih melambangkan Dewa Siwa, warna hitam melambangkan Dewa Wisnu dan api sebagai sumber kehidupan dewanya Brahma. Sifat api adalah menerangi atau menyinari. Matahari adalah sumber api alam yang terbesar atau sumber dari segala sumber api. Dalam wewatekan, matahari bernilai 21. Angka 21 kalau diuraikan menjadi 2 + 1 = 3. Angka 3 dalam kehidupan beragama Hindu adalah simbul penyucian.
  6. Tari Nampyog ini diiringi oleh beberapa gamelan (gong, angklung) secara bersamaan yang ngayah saat upacara piodalan. Penempatan gamelan tersebut sesuai dengan tempat yang ada, yaitu gamelan gong berada di bale gong (terletak di sebelah Selatan mandala Penataran Agung) dan gamelan angklung berada di bale angklung (terletak di sebelah Utara mandala Penataran Agung). Tarian Nampyog ini dilakukan dengan gerakan sederhana dan lemah gemulai yang diawali dengan ayah penangkilan/ngayah ngigel, ngeberan saet, ngoberan anteng, ngober makedeng, ngombak, ngerejang, dan siat sampian yang dimulai dari mandala Batan Manggis kemudian mengelilingi mandala Penataran Agung dan kembali ke mandala Batan Manggis.
  7. Tari Nampyog yang disakralkan ini dipentaskan hanya pada saat upacara piodalan di pura Samuantiga desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Selama ini masyarakat hanya mengenal tari Nampyog sebatas kesenian sebagai pendukung upacara. Dengan adanya keunikan-keunikan tersebut penulis ingin mengetahui dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tari Nampyog sebagai salah satu pelengkap pelaksanaan upacara piodalan di pura Samuantiga. Di sini topik yang akan dibahas yakni eksisnya Tari Hampyog dalam piodalan di Pura Samuantiga Desa Adat Bedulu.

---

Macam-macam gerakan pementasan tari Nampyog pada pelaksanaan piodalan di pura Samuantiga desa adat Bedulu, meliputi :

  1. Ngayah Ngigel atau Ayah Penangkilan, yaitu : menari mengitari areal pura sebanyak tiga kali dengan membawa tiga batang dupa yang bermakna kehikmatan dan pengabdian serta menunjukkan bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Gambar 2 Ngayah Ngigel/Ayah Penangkilan
  2. Ngeberan Saet atau Ngoberan ikat rambut yang berwarna putih terbuat dari kain. Gerakan ngeberan saet ini diikuti oleh para pemangku yang membunyikan genta serta memercikkan tirta atau air suci dan parekan mengelilingi pura sebanyak tiga kali. Gambar 3 Ngeberan Saet
  3. Ngoberan Anteng, yaitu: gerakan mengibas-ngibaskan selendang yang dipakai dengan mengelilingi pura sebanyak tiga kali. Gerakan ini dilakukan dengan lambat dan lemah gemulai sehingga memberikan rasa ketenangan dan kesucian lahir batin. Gambar 4 Ngoberan Anteng
  4. Ngober Makedeng, yaitu : selendang permas yang di belakang ditarik oleh permas yang di depannya dan seterusnya mengelilingi areal pura sebanyak tiga kali. Gerakan ini mengandung makna kebersamaan dan meningkatkan rasa kesadaran yakni lebih memahami rasa persatuan dan kesatuan.
  5. Ngombak, yaitu : suatu gerakan yang dilakukan dengan saling memegang satu dengan yang lainnya. Gerakan ini menyerupai ombak di laut yang bergelombang menyapu pasir-pasir di pantai, memiliki arti penyucian atau pembersihan areal pura dan palinggih.
  6. Ngerejang, yaitu : tarian yang mempunyai ciri khas gerakan yang lamban dan lemah gemulai mengikuti irama angklung. Gerakan ini dilakukan dengan suka cita dan penuh ketulusan melaksanakan upacara piodalan. Gambar 7 Ngerejang
  7. Siat sampian, yaitu : suatu prosesi terakhir dari rangkaian upacara yang dilakukan oleh permas dan parekan (pengayah laki-laki). Siat sampian atau perang sampian ini dilakukan dengan saling pukul menggunakan sampian dangsil yang telah disiapkan sebelumnya. Para permas dan parekan dengan suka cita dan penuh ketulusiklasan tanpa mengenal lelah melaksanakan siat sampian. Setelah prosesi ini berakhir para permas dan parekan ke Beji melaksanakan pembersihan dan persembahyangan. Gambar 8 Siat Sampian Gerakan pada pementasan tari Nampyog dalam upacara piodalan di pura Samuantiga mempunyai gerak tari yang sangat sederhana, merupakan bentuk tarian kuno yang penuh dengan rasa pengabdian dan rasa ketulusan kepada Ida Bhatara yang berstana di pura Samuantiga.

 

Sumber:

Tari Nampyog Dalam Piodalan Di Pura Samuantiga Desa Adat Bedulu, Kecamatan Blahbatuh Gianyar, I Gusti Ayu Made Widiantari, Universitas Hindu Indonesia, e-mail: widiantaris@yahoo.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline