×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Asal Daerah

Alas Kedaton

3 - Ngerebeg

Tanggal 18 May 2018 oleh Sobat Budaya.

Ngerebeg : tradisi ini hanya digelar saat piodalan Pura Dalem Kahyangan Kedaton yang letaknya di objek wisata Alas Kedaton, menjelang akhir piodalan saat sore hari sebelum senja tiba, suara kentongan bertalu-talu dan sorak membahana oleh warga desa kukuh yang berkumpul pada halaman pura, mereka membawa lelontek, tomabak dan juga ranting pohon, setelah diperciki air suci, mereka melesat mengelilingi pura.
 
Daya tarik pulau Bali tidak hanya terbatas karena memiliki pemandangan alam indah, tapi juga karena keunikan budaya dan tradisinya. Seperti salah satunya yang digelar pada saat piodalan di Pura Kahyangan Kedaton, ada sebuah tradisi unik dan menarik dinamakan tradisi Ngerebeg, pelaksanaan upacara ini diikuti oleh semua warga pengempon pura, pada penanggalan kalender Hindu Bali, bertepatan pada hari Anggara (Selasa) wuku Medangsia.
 
 
 
Pura Dalem Kahyangan Kedaton tempat tradisi Ngerebeg digelar
 
 
 
Lokasi Tradisi Ngerebeg
Pura Dalem Kahyangan Kedaton sendiri dibangun sekitar tahun 1980-an, terletak di kawasan objek wisata Alas Kedaton, desa Kukuh. Kec. Marga, Kab. Tabanan Bali. Kawasan ini dikenal sebagai hutan lindung yang dihuni oleh ratusan kera dan puluhan kalong besar. Menjadi destinasi wajib para wisatawan saat kunjungan tour ke arah rute Bedugul - Tanah Lot. Tradisi Ngerebeg tersebut hanya digelar saat piodalan berlangsung di Pura ini, saat rangkaian seluruh upacara berakhir.
 
Lokasi Pura dimana tradisi ini digelar, sangat mudah dijangkau karena berada pada kawasan objek wisata, dari kota Tabanan hanya sekitar 4 km, sedangkan dari Kuta sekitar 40 menit berkendaraan. Jika anda penasaran ingin menyaksikan datanglah pada waktu yang tepat, bisa ikut paket tour yang telah kami sediakan ataupun sewa mobil di Bali.
 
Tata Cara pelaksanaan Tradisi Ngerebeg
Prosesi ini berlangsung setelah kegiatan persembahyangan selesai sebelum matahari terbenam saat matahari condong ke Barat, suara kentongan (kulkul) terdengar bertalu-talu. Pada saat tersebut para anak-anak remaja  yang sudah antusias mengikuti prosesi ini mempersiapkan bahan-bahan sarana Ngerebeg, mereka membawa tedung, tombak, lelontek maupun bandrang, yang tidak kebagian cukup membawa ranting-ranting pohon saja, perlengkapan tersebut nantinya diarak mengitari pura.
 
Sebelum prosesi Ngerebeg dimulai, Petapakan Ida Betara berupa Barong Ket dan Barong Landung juga tedun ikut menyaksikan prosesi tersebut. Seluruh pemangku desa menyiapkan tirta yang nantinya dipercikkan kepada peserta, juga menyiapkan sarana tetabuhan seperti tuak, arak dan berem untuk persembahan ke Bhuta Kala.
 
Sorak-sorai peserta baik itu anak-anak, remaja maupun orang tuapun terdengar ketika pemangku mulai memercikkan tirta (air suci), setelah diperciki tirta, semua peserta yang membawa berbagai peralatan melesat mengitari pura sebanyak tiga kali. Saat prosesi berlangsung, kera penghuni hutan di kawasan objek wisata Alas Kedaton ikut bersorak, seolah ikut ambil bagian dan menyaksikan tradisi Ngerebeg tersebut.
 
Usai Nerebeg prosesi dilanjutkan dan ditutup dengan tarian Pendet yang dibawakan oleh para Pemangku, pemangku menarikan kincang-kincung, dengan posisi berhadap-hadapan terbagi dalam 2 baris, salah satu baris membawa tekor dari daun pisang emas dan baris satunya membawa botol yang berisi tetabuhan, pada saat mereka berpapasan yang satu menuangkan tetabuhan dan satunya menengadahkan tekor, sebagai pertanda upacara ini telah selesai.
 
Tujuan dilaksanakan prosesi Ngerebeg.
Kata Ngerebeg bermakna greget yang artinya suka cita, perayaan yang sudah diwarisi turun temurun ini, bermakna sebagai ungkapan suka cita. Juga bisa bermakna sebagai simbol melepas hawa nafsu. Makanya dalam pelaksanaan prosesi ini, sorak membahana serta ungkapan perasaan suka cita terlihat jelas dan alhasil setiap perayaan tersebut sempurna dan berjalan lancar.
 
Pura Dalem Kahyangan Kedaton sendiri memiliki beberapa keunikan, seperti memiliki 4 pintu masuk di setiap penjuru mata angin, sampaian yang lazimnya dengan bahan janur sedangkan disini dari daun pisang emas, tidak menggunakan sarana kwangen dan dupa, jaja begina tidak boleh berwarna merah, tidak menggunakan penjor, menyapu hanya boleh dengan ranting pohon. Utama Mandala berada diposisi paling rendah tidak seperti pura di Bali lainnya.
 
 
Sumber:
  1. http://www.balitoursclub.com/berita_133_Tradisi_Unik_di_Bali.html
  2. http://www.balitoursclub.com/berita_408_Tradisi_Ngerebeg.html

DISKUSI


TERBARU


Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...