sebuah ritual sakral yang sarat dengan suasana magis, tarian memadukan unsur gerak dan nyanyian, ditarikan oleh 5-10 pasang penari yang belum dewasa. Ritual ini dipimpin oleh seorang pemangku, pada saatnya tiba dan berada dipuncak prosesi, penari janger ini menginjak-injak tumpukan bara api, jangankan luka bakar, sehelai benangpun dari pakaian mereka tidak terbakar. Tarian tolak bala ini bisa kita temukan di desa Yangapi, Tembuku, Bangli - Bali.
Disaat transisi jaman, melaju ke peradaban modern, Bali masih saja memiliki hal-hal unik warisan masa lampau, membuat orang penasaran untuk mengetahuinya, beberapa tradisi berhubungan dengan ritual dan sakral masih banyak bisa kita temukan sampai saat ini, salah satunya adalah tari Janger Maborbor. Dalam keseharian Janger sudah lumrah kita dengar dan saksikan, sebagai tari hiburan ditarikan berkelompok diiringi oleh nyanyian yang salin bersahutan, sering dipentaskan oleh remaja putra dan putri juga anak-anak. Namun Janger kali ini berbeda, dipenteskan dalam rangkaian ritual, sebagai persembahan untuk tolak bala, bisa dikategorikan sebagai tari Sanghyang
Tari Sanghyang Janger Maborbor
Banyaknya ritual yang berlangsung di Bali dan beberapa menjadi sebuah tradisi, membuatnya lebih memiliki taksu (roh), sehingga orang-orang selain ingin menyaksikan keindahan pulau Dewata dengan objek wisata yang dimilikinya juga karena beragam budaya berkaitan dengan tradisi unik yang dimilikinya. Tari Janger Maborbor sendiri, sebuah tarian sakral menggunakan media api dilestarikan di Br. Metra, desa Yangapi, Kec. Tembuku, Bangli. Tarian dipentaskan untuk menolak wabah penyakit atau marabahaya, sang penari akan menginjak bara api tanpa terbakar sedikitpun.
Tari Sanghyang Janger Maborbor ini di tarikan oleh 5-10 pasang penari putra dan putri yang belum menginjak dewasa, seperti janger pada umumnya, tarian memadukan unsur gerak dan nyanyian, pada saat puncak ritual, setelah pemimpin upacara baik itu seorang Pemangku ataupun Tapakan selesai menghaturkan persembahan dan mempersiapkan tumpukan bara api dihadapan para penari, maka penari-penari tersebut langsung beraksi menginjak-injak bara api dalam kondisi trans (kesurupan), bahkan ada yang sampai memakan bara api tersebut, tidak satupun ada yang luka bakar, bahkan sehelai pakaian penaripun tidak ada yang terbakar. Unik, aneh dan bin ajaib, membuktikan kekuatan lain yang tidak terlihat dari luar diri kita itu ada. kalau tidak karena kemahakuasaan Tuhan (Sanghyang Widi)hal ini tidak akan terjadi.
Karena ritual ini menggunakan media api makanya dinamakan tradisi Janger Maborbor, kalau orang biasa sudah bisa dipastikan akan terbakar. Itulah yang diyakini kekuatan lain itu berasal dari sesuhunan setempat yang merasuki raga sang penari. Setelah semua bara api padam, sang penari kemudian diperciki tirta, mereka akan pulih seperti sedia kala, memasuki kesadarannya dan tanpa kurang suatu apapun.
Pemangku dan penari Janger Maborbor
Awal dari berkembangnya tarian ini, dipentaskan di Pura Penyimpenan Dukuh Bukti, pada saat itu masyarakat desa Yangapi terkena wabah penyakit, oleh masyarakat kemudian dipersembahkan Tari Janger Maborbor, dan anehnya warga mulai sehat, sehingga sampai saat ini tradisi tersebut terus berlangsung sebagai penolak wabah dan marabahaya. Dari sinilah masyarakat meyakini setiap melakukan upacara yadnya tarian ini harus dipentaskan, karena sangat diyakini warga sampaitidak berani mentiadakan pementasannya jikalau ada upacara yadnya di pura, karena tidak ingin hal-hal buruk seperti wabah penyakit atau musibah lainnya terjadi.
Sumber:
-
http://www.balitoursclub.com/berita_133_Tradisi_Unik_di_Bali.html
-
http://www.balitoursclub.com/berita_288_Tari_Janger_Maborbor.html