DESKRIPSI RUMAH ADAT BADUY
RUMAH ADAT BADUY TERDAPAT 2 JENIS YAKNI RUMAH SULAH NYANDA DAN JURANG NGAPAK
BADUY LUAR
Rumah baduy luar terdiri dari bagian-bagian:
1. Sosoro : Teras rumah
2. Tepas : Ruang tamu
3. Kamar tidur
4. Jolongan : Dapur
Memiliki 3 pintu untuk keluar masuk, yakni pintu masuk utama di depan (antara sosoro dan tepas disebut pintu / lawang sosoro), pintu samping (disebut lawang tepas) dan pintu belakang di dapur (disebut lawang golodog)
Motif bilik sudah bebas, tidak hanya bambu polos tapi bisa juga berupa kombinasi warna hitam dan putih sehingga terlihat lebih menarik.
Atap rumah (hateup) menggunakan daun kirai dan bisa juga dilapis dengan sabut supaya lebih awet. Rata-rata hateup bertahan selama 4 tahun.
Untuk ukuran rumah tidak ada ukuran bakunya sesuai dengan ketersediaan lahan dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membangun rumah.
Rumah Kokolotan: Rumah Puun / Kepala Adat / Orang yang dituakan
Terdapat simbol di atas atap rumah yang menyerupai bentuk tanduk. Simbol ini terbuat dari ijuk (sabut aren) yang dibulatkan dan diikat. Simbol tidak ada makna hanya hiasan yang menandakan bahwa rumah yang memiliki simbol ini bukanlah masyarakat biasa di kampung baduy. Rumah ini akan berlokasi di sebelah selatan, sesuai kepercayaan masyarakat baduy bahwa selatan adalah arah yang sakral bagi mereka. Dan Kepala adat memiliki peran yang sakral sehingga ditempatkan di sisi selatan. Sisi selatan di kampung-kampung baduy juga terbatas untuk dijejaki bagi orang-orang luar baduy.
Rumah baduy luar sudah menggunakan paku. Pintu rumah di baduy luar sudah seperti pintu kaya rumah modern.
Jika ketika membangun rumah kondisi tanah tidak rata maka tanah akan diratakan sehingga memiliki tinggi yang sama.
Sulah Nyanda:
Rarangki atau susunan rerangka rumah/atap nya tidak ada lagi tekukan ke bawah
Julang Ngapak:
Rarangki atau susunan rerangka rumah/atap nya ada buntutnya, ada tekukan lagi ke
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang