|
|
|
|
Asal Muasal Nama Klaten dan Sejarah Berdirinya Kabupaten Klaten Tanggal 30 Dec 2015 oleh Ressti_ayu . |
Klaten merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat. Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 53 desa dan 103 kelurahan. Ibukota kabupaten ini berada di Kota Klaten, yang terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan.
Asal mula nama Klaten
Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten.
Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelatiini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.
Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orang tua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Sekretariat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Klaten Tahun 1992/1993.
Melati adalah nama seorang kiai kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Nama lengkap dari Kiai Melati,adalah Kiai Melati Sekolekan yang kemudian menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi kota Klaten yang sekarang.
Padukuhan tempat tinggal Kiai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian dari nama Kiai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama padukuhan itu adalah Sekalekan.
Konon Kiai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan sakti mandraguna. Karena kesaktiannya menyebabkan perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kiai Melati dimakamkan di dekat tempat tinggalnya.
Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kabupaten Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.
Kisah tentang Kiai Melati yang dipercaya masyarakat klaten sebagai “cikal bakal” kota Klaten merupakan awal adanya pemukiman di kota Klaten. Dari Kiai Melati inilah nanti muncul kata Klaten, namun demikian hingga akhir abad ke-18, nama Klaten belum pernah disebut, baik dalam sumber sejarah tradisional maupun kolonial.
Benteng (Loji) sebagai pusat kekuasaan pemerintah kolonial, setiap pendirian selalu dicatat dan diarsipkan oleh pegawai kolonial. Apalagi benteng (loji) klaten yang disebut juga dengan loji klaten, memiliki fungsi militer dan administrasi yang penting, karena berada tepat di tengah antara kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat , maka segala aktifitas berkaitan dengan benteng (loji) selalu tercatat dengan baik.
Pendirian benteng (loji) klaten yang peletakan batu pertamanya dimulai pada hari Sabtu, 28 Juli 1804. Pendirian benteng (loji) di desa Klaten tersebut dapat dianggap sebagai awal munculnya sebuah pemerintahan supra desa, karena benteng (loji) merupakan simbol kekuasaan, baik tradisional maupun kolonial.
Berdasar pada pendirian benteng inilah, maka pada tahun-tahun berikutnya klaten dipilih sebagai tempat kedudukan pos tundhan pada tanggal 12 Oktober 1840, Kabupaten Gunung Polisi pada tanggal 5 Juni 1847 (berdasarkan Staatsblad no.30 tahun 1847, Staatsblad no.32 tahun 1854 dan Staatsblad no. 209 tahun 1874) dan Kabupaten Pangreh Praja pada tanggal 12 Oktober 1918 (berdasarkan Rijksblad Surakarta, no.23 tahun 1918).
Melihat sejarah yang terjadi di Kabupaten Klaten seperti yang sudah dijeaskan diatas, maka tim penggali hari jadi Kabupaten Klaten memilih tanggal pendirian benteng Klaten sebagai hari dan tanggal kelahiran Kabupaten Klaten yakni Sabtu, 28 Juli. Hal ini didasarkan pada peristiwa awal munculnya nama Klaten dalam sumber sejarah (dasar nomenklatur) dan asas kontinuitas peristiwa-peristiwa sejarah yang ada di Klaten.
Atas dasar dukungan sumber sejarah tertulis tentang pendirian Benteng Klaten ,maka dipilih tanggal 28 Juli 1804 sebagai hari lahirnya Kabupaten Klaten dan telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007, tertanggal 18 Juni 2007 tentang Hari Jadi Kabupaten Klaten.
http://disbudparporaklaten.com/detailpost/asal-muasal-nama-klaten-dan-sejarah-berdirinya-kabupaten-klaten
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |