Guys, di daerah kalian ada tradisi ater-ater gak si? Jika diantara kalian ada yang belum atau kurang tahu apa itu tradisi ater-ater, sini penulis spill ya.
Ater-ater berasal dari Bahasa Jawa “angateri” yang berarti mengantar. Tradisi ater-ater merupakan budaya lokal dari masyarakat di wilayah jawa, Indonesia. Tradisi ini biasanya memberikan sebuah hantaran atau bahasa kekiniannya yaitu hampers dari jenis barang atau produk tertentu. Nah, dalam hantaran ini ternyata tidak hanya satu jenis barang saja loh tetapi bisa beberapa jenis barang dalam satu hantaran yaitu bisa berupa gula, teh, maupun roti atau makanan minuman siap saji.
Tradisi ater-ater dilakukan dengan memberikan hantaran kepada orang-orang yang pantas mendapatkan hantaran tersebut seperti kepada sanak saudara yang lebih tua atau terdekat. Sehingga, tradisi ater-ater ini dapat membuat orang menyimpulkan bahwa seseorang yang memberikan hantaran itu bersifat dermawan, baik hati, ramah dan bersolidaritas tinggi. Hal ini juga bisa sebagai pernyataan rasa syukur menjelang berakhirnya bulan Ramadhan.
Lalu, kapan dan mengapa tradisi ater-ater ini dilakukan? Ater-ater biasanya dilaksanakan ketika hari besar keagamaan misalnya hari raya Idul Fitri. Tradisi ini bisa dimulai dari seminggu sebelum lebaran. Ater-ater dilakukan untuk mempererat rasa persaudaraan atau solidaritas kepada sanak saudara. Jika dalam nilai islami, ater-ater dapat memperkukuh rasa ukhuwah islamiah dengan menjalin tali silaturahmi. Selain itu juga dapat memberikan dampak positif di beberapa aspek seperti aspek sosial dan ekonomi.
Tradisi ater-ater terjadi di daerah yang masih kental rasa persaudaraannya karena ater-ater sendiri akan kurang etis jika dilakukan dengan mengirimkan hantaran tersebut melalui paket dan atau sejenisnya. Akan tetapi, harus dilakukan dengan mengunjungi orang yang bersangkutan secara langsung agar tujuan tradisi ini dapat tercapai yaitu menjaga tali persaudaraan.
Jadi, bagaimana proses tradisi ini terjadi? Tradisi ini bisa dilakukan dengan cara seorang anak di suatu keluarga memberikan hantaran kepada simbah atau sanak saudara lain dengan berkata siapa yang memberi dan tujuan serta maksud hantaran tersebut diberikan. Setelah serah terima hantaran, seseorang yang menerima hantaran tersebut dapat memberikan uang fitrah kepada anak yang memberikan hantaran tadi. Dengan demikian, ater-ater pun sudah terlaksana.
Sebelum ini, ternyata ada beberapa jurnal yang meneliti tradisi ater-ater juga loh. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Bahri dan Emi Tipuk Lestari (2020) dengan judul “Implementasi Pengembangan Nilai Peduli Sosial Melalui Tradisi Ter-ater Masyarakat Suku Madura Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial” dan penelitian dengan judul “Tradisi Ter-ater dan Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat Madura” yang dilakukan oleh Moh. Wardi (2013), keduanya memiliki kesamaan yaitu membahas mengenai tradisi ter-ater di masyarakat Madura yang sampai sekarang pun masih dilestarikan.
Nah, melalui penjelasan penulis di atas, sekarang udah tau dong apa itu tradisi ater-ater. Maka dari itu, penulis mengharapkan tradisi ini bisa terus terjadi sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Sumber :
Bahri, S. & Lestari, E. M. (2020). Implementasi Pengembangan Nilai Peduli Sosial Melalui Tradisi Ter-ater Masyarakat Suku Madura Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Ilmiah Pendidikan. 10 (2).
Wardi, M. (2013). Tradisi Ter-ater dan Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat Madura. Karsa. 21 (1).
https://grudo.desa.id/artikel/2023/4/16/ater-ater-tradisi-menjelang-lebaran
https://mojok.co/terminal/kalau-di-kota-ada-kirim-parsel-di-desa-ada-ater-ater/
Dokumentasi Pribadi
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...