|
|
|
|
Seni Tari Kuda Lumping Jawa Barat Tanggal 15 Mar 2020 oleh Sinta yulia . Revisi 11 oleh Sinta yulia pada 18 Mar 2020. |
Seni Tari Kuda Lumping
Indonesia merupakan salah satu negara yang menghasilkan beragam seni dan budaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan dan keunikan dalam kebudayaannya masing – masing. Salah satu daerah yang memiliki ke-khasan budayanya yaitu Kota Banjar yang memiliki kesenian berupa tarian Kuda Lumping yang menjadi salah satu ciri khas kesenian di Kota Banjar. Keberadaan seni dan budaya merupakan suatu harta berharga yang dimiliki oleh masing – masing daerah. Karena melalui seni itu, suatu daerah akan lebih dikenal dan diakui keberadaanya oleh orang lain. Seni budaya memberikan banyak pengaruh bagi masyarakat yaitu untuk mencintai dan mengakui kebudayaannya sendiri. Salah satu cara agar kebudayaan kita tidak hilang karena arus globalisasi ini, yaitu dengan melestarikan kebudayaan kita melalui berbagai seni pertunjukan budaya yang dimana dengan hal ini akan membuat kita ingat dan bangga bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya.
Salah satu kesenian yang berasal dari Kota Banjar yaitu tarian Kuda Lumping yang merupakan tarian dari perpaduan antara budaya jawa dan sunda. Tarian ini masih sering dibudayakan dibeberapa daerah di Kota Banjar seperti di Pananjung, Pataruman, Desa Kujangsari dan daerah – daerah lainnya. Desa Kujangsari sendiri merupakan salah satu desa di Kota Banjar yang mungkin lebih sering melakukan kegiatan seni berupa tarian Kuda Lumping. Karena di Desa ini kebudayaan Sunda dan Jawa bercampur menjadi satu. Sehingga tidak heran bahwa di Desa ini masih kental dengan adat istiadat serta kepercayaan – kepercayaan supranatural lainnya seperti dimana setiap malam Jumat, jika kita melewati daerah ini maka di setiap jalanan akan ditemukan berupa sesajen – sesajen yang sengaja diletakkan oleh warga di pinggir jalan. Tarian kuda lumping ini biasa ditampilkan dalam acara – acara hajatan, khitanan, maupun pada acara 17’an yang biasa ditampilkan di alun – alun Langensari.
Tarian ini biasanya ditampilkan oleh beberapa anak dengan usia yang berbeda. Penarinya pun tidak hanya laki – laki saja, namun juga terdapat perempuan yang ikut dalam tarian Kuda Lumping ini. Dalam tarian Kuda Lumping ini terdapat bagian dimana dalam pentasnya terdapat kegiatan berupa pemanggilan roh – roh, untuk dijadikan sebagai salah satu pementasan untuk menguji adrenalin. Pemanggilan roh – roh tersebut dilakukan agar, salah satu pemain kuda lumping tersebut menjadi kesurupan oleh roh – roh itu. Sehingga, pada saat penari tersebut kesurupan penari Kuda Lumping itu akan melakukan tindakan – tindakan yang di luar akal sehat orang normal yaitu seperti memakan pecahan beling, mengupas kelapa dengan giginya sendiri, memakan api, dan mengamuk di tengah – tengah pentas Kuda Lumping dengan diiringi oleh lagu – lagu gamelan, dan suara sinden. Hal tersebut menjadikan tarian Kuda Lumping ini akan lebih terkesan menyeramkan dibandingkan dengan tarian – tarian lain.
Tarian Kuda Lumping ini memiliki ciri khusus yaitu menggunakan kostum dan aksesoris yang unik berupa hiasan/barang yang berbentuk Kuda dan memakai pecut yang digunakan pada saat melakukan tarian Kuda Lumping. Selain benda berupa Kuda Lumping, ada pula aksesoris lain yang digunakan yaitu Blangkon, gelang, rompi, rok samping, dan ikat pinggang. Lalu, selain kostum dan aksesoris yang unik, make up yang digunakan pada saat melakukan penampilan tarian Kuda Lumping ini, dapat dibilang menarik juga karena, make up yang digunakan tersebut memiliki tema bold, dimana mereka di dandani dengan eyeliner yang tebal, alis tebal, lipstick cerah berwarna merah dan diberikan gambar kumis baik itu laki – laki maupun perempuan. Dengan menggunakan make up seperti itu maka akan dapat memberikan kesan yang seram dan serius bagi para penonton. Meskipun tarian Kuda Lumping ini terkesan sedikit menyeramkan, namun hal tersebut menjadikan tarian ini menjadi lebih menarik dan unik karena penonton sendiri akan dibuat penasaran dan tegang karena pertunjukan Kuda Lumping ini.
Agar kebudayaan berupa tari tradisional Kuda Lumping ini tidak dilupakan, maka pemerintah Kota Banjar masih tetap melakukan pementasan tarian ini diberbagai daerah. Dan peminatnya masih cukup banyak, dimana bisa terlihat dari masyarakat Kota Banjar yang masih tetap menggunakan Tari Kuda Lumping sebagai pengisi acaranya. Melalui hal ini, semoga kesenian – kesenian dan kebudayaan Indonesia tidak pernah dilupakan dan menjadi salah satu maha karya Indonesia yang akan terus ada ditengah – tengah kehidupan yang sudah modern ini. Karena hal itu, kita sebagai anak Indonesia harus selalu mengingat dan melestarikan apa saja seni dan budaya yang ada di Indonesia ini agar dapat dikenal dan diakui oleh negara – negara lain.
Sumber: Kominfo banjar. 2017. Seni Kuda Lumping. Diambil pada 18 Maret 2020 dari https://banjarkota.go.id/seni/seni-kuda-lumping/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |