Ada seorang putri yang menikah dengan seorang raja, Setelah menikah, putri itu hamil dan melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik tetapi selalu menangis. Kalu diberi makan dia tak pernah mau bahkan diberi pakaian pun juga tidak mau.
Pada suatu hari, anak itu pergi dan sampai di dekat sebuah pohon mangga. Dia melihat bahwa banyak buahnya yang sudah matang dan memutuskan untuk memanjat pohon itu. Ketika ia sudah berada di atas pihon, ia melihat ke bawah ada seekor babi yang selalu berjalan di atas ombak untuk makan buah dari pohon mangga itu. Putri raja yang melihat itu pun juga melihat jika ada cincin di bagian bawah kaki babi itu, segeralah a turun dan menarik cncin itu ketika babi itu tertidur pulas. Ketika babi itu bangun ia tidak menyadari jika cincin nya telah dicuri oleh putri, babi itu pun bangun dan pergi berjalan di atas ombak namun sayang ia tenggelam.
Putri yang berhasil mengambil cicin dari babi itu pun menggunakannya dan berjalan kian-kemari di atas ombak dan bertemu dengan seekor buaya. Buaya itu berkata "mau kemana putri selalu berjalan di atas ombak?" Jawabnya "Saya mencari pulau Pakoba"> Selanjutnya, puteri itu bertanya kepada buaya "Apakah pulau Pakoba masih jauh dari sini?" Buaya menjawab "Sudah dekat!" Karena outri itu melanjutkan perjalanannya. Setelah ia sampai di pulau itu, ia memakan buah pakoba. Kemudian ia memanggil kekuatannya untuk membuat sebuah rumah batu. Tidak lama kemudian rumah batu itu sudah siap untuk ditinggali.
Putri tau jika ada seorang putra dari raja Ambang dan seorang outra dari raja Papua yang datang dari timur untuk menikah dengannya dan bersepakat dengan buaya (untuk memakan anak raja itu). Juga telah diketahui bahwa anak laki-laki raja dari langit akan datang untuk menikah dengan putri itu. Mengetahui hal itu putri berkata kepada sang ibu, katanya "Anak laki-laki dari raja itu tidak boleh kalian bunuh karena dia orang baik"> Kemudian bunyilah gemerincing berulang kali (dari bel kecil dan permainan lainnya yang menunjukkan kita para putra raja telah hadir. Setelah turun, dikirim oleh raja manusia katanya "pergilah dan panggil atah dan ibu saya". Kemudian orang-orang menjemput ayah dan ibunya serta anak laki-laki itu menikah. selanjutnya mereka berempa tinggal di rumah batu yang dibuat oleh sang putri.
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan